26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kembangkan Danau Toba, Pemerintah Pinjam Uang

Foto: Net Panorama Danau Toba dinilai tidak cukup hanya menjual air, tetaoi harus membenahi atraksi dan fasilitas.
Foto: Net
Panorama Danau Toba dinilai tidak cukup hanya menjual air, tetapi harus membenahi atraksi dan fasilitas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengembangan destinasi pariwisata baru setara Bali rupanya butuh dana yang begitu besar. Pemerintah pun sampai harus utang ke Bank Dunia sebesar USD200 juta atau sekitar Rp2,6 triliun. Dana tersebut dipergunakan untuk pengembangan tiga destinasi wisata baru. Yakni Danau Toba, Borobudur dan sekitarnya, serta Mandalika.

Pengembangan wisata baru awalnya diproyeksikan untuk mencetak sepuluh destinasi baru yang sejajar dengan Bali. Selain tiga destinasi itu ada juga rencana untuk mengembangkan Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Tapi, kucuran dana yang disetujui oleh bank dunia hanya USD 200 juta. Tidak mungkin dipergunakan untuk pengembangan 10 destinasi.

Jumat (21/10) siang kemarin, kesepakatan teknis pengembangan pariwisata itu dibahas serius di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara. Wapres Jusuf Kalla memimpin langsung rapat yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala BKPM Thomas Lembong. Perwakilan dari Bank Dunia juga hadir.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, tiga destinasi itu dipilih lantaran dianggap mewakili pengembangan di Indonesia barat dengan Danau Toba, wilayah tengah berupa Borobudur, dan kawasan timur diwakili Mandalika, NTB. Pengembangan tiga wilayah itu untuk mendongkrak wisatawan hingga 20 juta orang pada 2019.

”Kita ada sepuluh utama, dari sebanyak itu tiga dulu kita kembangkan yang utama,” ujar JK.

Dia menyebutkan, keterlibatan Bank Dunia untuk membantu membangun, memebrikan pinjaman serta perbaikan infrastrukturnya. Seperti jalan utama, penyediaan air, perbaikan pantai, dan listrik.

”Selesai ini dua tahun pindah lagi ke tempat yang lebih jauh lagi,” imbuh dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, pinjaman dari Bank Dunia akan dibagi dalam dua termin. Yang pertama adalah dana persiapan yang akan diluncurkan pada Januari 2017. Sedangkan penandatanganan pinjaman sekitar Juni 2017.

”Efektifnya mulai Juli 2017. Sementara ini totalnya USD 200 juta, startnya,” ungkap Arief.

Foto: Net Panorama Danau Toba dinilai tidak cukup hanya menjual air, tetaoi harus membenahi atraksi dan fasilitas.
Foto: Net
Panorama Danau Toba dinilai tidak cukup hanya menjual air, tetapi harus membenahi atraksi dan fasilitas.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengembangan destinasi pariwisata baru setara Bali rupanya butuh dana yang begitu besar. Pemerintah pun sampai harus utang ke Bank Dunia sebesar USD200 juta atau sekitar Rp2,6 triliun. Dana tersebut dipergunakan untuk pengembangan tiga destinasi wisata baru. Yakni Danau Toba, Borobudur dan sekitarnya, serta Mandalika.

Pengembangan wisata baru awalnya diproyeksikan untuk mencetak sepuluh destinasi baru yang sejajar dengan Bali. Selain tiga destinasi itu ada juga rencana untuk mengembangkan Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Tapi, kucuran dana yang disetujui oleh bank dunia hanya USD 200 juta. Tidak mungkin dipergunakan untuk pengembangan 10 destinasi.

Jumat (21/10) siang kemarin, kesepakatan teknis pengembangan pariwisata itu dibahas serius di Kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara. Wapres Jusuf Kalla memimpin langsung rapat yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala BKPM Thomas Lembong. Perwakilan dari Bank Dunia juga hadir.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, tiga destinasi itu dipilih lantaran dianggap mewakili pengembangan di Indonesia barat dengan Danau Toba, wilayah tengah berupa Borobudur, dan kawasan timur diwakili Mandalika, NTB. Pengembangan tiga wilayah itu untuk mendongkrak wisatawan hingga 20 juta orang pada 2019.

”Kita ada sepuluh utama, dari sebanyak itu tiga dulu kita kembangkan yang utama,” ujar JK.

Dia menyebutkan, keterlibatan Bank Dunia untuk membantu membangun, memebrikan pinjaman serta perbaikan infrastrukturnya. Seperti jalan utama, penyediaan air, perbaikan pantai, dan listrik.

”Selesai ini dua tahun pindah lagi ke tempat yang lebih jauh lagi,” imbuh dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, pinjaman dari Bank Dunia akan dibagi dalam dua termin. Yang pertama adalah dana persiapan yang akan diluncurkan pada Januari 2017. Sedangkan penandatanganan pinjaman sekitar Juni 2017.

”Efektifnya mulai Juli 2017. Sementara ini totalnya USD 200 juta, startnya,” ungkap Arief.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/