26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pensibud Martabe Promosikan Budaya Antarsuku di Tapsel

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Pagelaran Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan kali kedua yang digelar Tambang Emas Martabe pada 22-23 November 2014, berhasil menghidupkan interaksi masyarakat dan mempromosikan keberagaman budaya antarsuku yang ada di bumi Tapanuli Selatan. Pensibud digelar dalam berbagai filosofi, tarian, kerajinan tangan, dan keragaman kuliner.

Selama dua hari penyelenggaraan, masyarakat akan disuguhkan berbagai acara, antara lain pagelaran tari tradisional dan modern, drama, dan musik yang menampilkan seniman-seniman daerah dan nasional. Penampil dari lima kecamatan penyelenggara menghadirkan penampilan seni dan budaya secara bergantian.

”Pentas seni Budaya digelar bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Tapanuli Selatan ke-64, yang jatuh pada tanggal 24 November 2014, di Lapangan Bola Sipente, Desa Hapesong Baru,” kata Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu, yang membuka acara secara resmi disaksikan oleh sejumlah tokoh adat dan para pemangku kepentingan lainnya.

Acara diselenggarakan secara kolaboratif oleh lima kecamatan di zona barat Tapanuli Selatan, yaitu Kecamatan Batangtoru, Kecamatan Marancar, Kecamatan Muara Batangtoru, Kecamatan Angkola Barat, dan Kecamatan Angkola Sangkunur dengan sponsor utama Tambang Emas Martabe serta didukung oleh Dewan Kesenian Daerah Tapanuli Selatan (DKD) dan Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM). Camat Batangtoru, Ahmad Raja Nasution, yang juga menjadi Ketua Penggerak Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan mengatakan, kegiatan ini mencerminkan interaksi seluruh masyarakat di Tapanuli Selatan yang hidup bersama dalam kepelbagaian, berdampingan dengan damai.”

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dari Kecamatan Muara Batangtoru. Kemudian Kecamatan Batangtoru bersama Dewan Kesenian Kecamatan Batangtoru akan menyuguhkan tarian khas Tapanuli, yaitu Tortor. Kecamatan Angkola Barat menampilkan kesenian bernuansa religius, Gambus Islami.

Pada hari yang sama, perwakilan dari organisasi Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Tapanuli Selatan menampilkan kesenian khas Jawa, Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan pentas Wayang Kulit Semalam Suntuk.

Pada hari kedua penyelenggaraan Kecamatan Muara Batangtoru dan Kecamatan Marancar masing-masing akan menyuguhkan tari kreasi melengkapi drama dari berbagai Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Batangtoru.

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

Sebagai puncak acara, Shreya Maya, atau yang biasa dikenal Maya KDI (Kontes Dangdut Indonesia) akan tampil menunjukkan keunikan khasanah budaya musik dangdut. Maya yang asli putri daerah Tapanuli Selatan ini akan berkolaborasi dengan seniman dangdut lokal, Tamsor Efendi dan Roni Saputra.

Sumbangsih Tambang Emas Martabe dalam Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan yang kedua ini merupakan wujud dari komitmen untuk turut mendukung pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

Budi Baik Siregar, Technical Advisor Community Relations Tambang Emas Martabe mengatakan, “Kegiatan edukasi terkemas dalam hiburan rakyat bernuansa budaya semacam ini penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan kreativitas pengembangan masyarakat, khusus generasi muda agar biasa berinteraksi dan berkreasi di tengah kepelbagaian budaya.”

Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Tapsel, Drs. H. Fajaruddin Tanjung mengatakan Pemkab Tapanuli Selatan dapat melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan berkesinambungan, dengan melibatkan lebih banyak lagi dukungan dari masyarakat, pemangku adat, dan kalangan swasta. (rel/mea)

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Pagelaran Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan kali kedua yang digelar Tambang Emas Martabe pada 22-23 November 2014, berhasil menghidupkan interaksi masyarakat dan mempromosikan keberagaman budaya antarsuku yang ada di bumi Tapanuli Selatan. Pensibud digelar dalam berbagai filosofi, tarian, kerajinan tangan, dan keragaman kuliner.

Selama dua hari penyelenggaraan, masyarakat akan disuguhkan berbagai acara, antara lain pagelaran tari tradisional dan modern, drama, dan musik yang menampilkan seniman-seniman daerah dan nasional. Penampil dari lima kecamatan penyelenggara menghadirkan penampilan seni dan budaya secara bergantian.

”Pentas seni Budaya digelar bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Tapanuli Selatan ke-64, yang jatuh pada tanggal 24 November 2014, di Lapangan Bola Sipente, Desa Hapesong Baru,” kata Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu, yang membuka acara secara resmi disaksikan oleh sejumlah tokoh adat dan para pemangku kepentingan lainnya.

Acara diselenggarakan secara kolaboratif oleh lima kecamatan di zona barat Tapanuli Selatan, yaitu Kecamatan Batangtoru, Kecamatan Marancar, Kecamatan Muara Batangtoru, Kecamatan Angkola Barat, dan Kecamatan Angkola Sangkunur dengan sponsor utama Tambang Emas Martabe serta didukung oleh Dewan Kesenian Daerah Tapanuli Selatan (DKD) dan Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM). Camat Batangtoru, Ahmad Raja Nasution, yang juga menjadi Ketua Penggerak Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan mengatakan, kegiatan ini mencerminkan interaksi seluruh masyarakat di Tapanuli Selatan yang hidup bersama dalam kepelbagaian, berdampingan dengan damai.”

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dari Kecamatan Muara Batangtoru. Kemudian Kecamatan Batangtoru bersama Dewan Kesenian Kecamatan Batangtoru akan menyuguhkan tarian khas Tapanuli, yaitu Tortor. Kecamatan Angkola Barat menampilkan kesenian bernuansa religius, Gambus Islami.

Pada hari yang sama, perwakilan dari organisasi Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Tapanuli Selatan menampilkan kesenian khas Jawa, Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan pentas Wayang Kulit Semalam Suntuk.

Pada hari kedua penyelenggaraan Kecamatan Muara Batangtoru dan Kecamatan Marancar masing-masing akan menyuguhkan tari kreasi melengkapi drama dari berbagai Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Batangtoru.

Foto: Istimewa Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).
Foto: Istimewa
Hari pertama Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan diramaikan dengan penampilan Tari Kreasi dan Tortor dari Muara Batangtoru, Gambus Islami dari Angkola Barat, darn Tari Kuda Kepang, Campur Sari, dan Wayang Kulit Semalam Suntuk dari Pujakesuma Tapsel, Sabtu (22/11/2014).

Sebagai puncak acara, Shreya Maya, atau yang biasa dikenal Maya KDI (Kontes Dangdut Indonesia) akan tampil menunjukkan keunikan khasanah budaya musik dangdut. Maya yang asli putri daerah Tapanuli Selatan ini akan berkolaborasi dengan seniman dangdut lokal, Tamsor Efendi dan Roni Saputra.

Sumbangsih Tambang Emas Martabe dalam Pentas Seni Budaya Tapanuli Selatan yang kedua ini merupakan wujud dari komitmen untuk turut mendukung pelestarian budaya dan pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

Budi Baik Siregar, Technical Advisor Community Relations Tambang Emas Martabe mengatakan, “Kegiatan edukasi terkemas dalam hiburan rakyat bernuansa budaya semacam ini penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan kreativitas pengembangan masyarakat, khusus generasi muda agar biasa berinteraksi dan berkreasi di tengah kepelbagaian budaya.”

Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Tapsel, Drs. H. Fajaruddin Tanjung mengatakan Pemkab Tapanuli Selatan dapat melaksanakan kegiatan ini secara rutin dan berkesinambungan, dengan melibatkan lebih banyak lagi dukungan dari masyarakat, pemangku adat, dan kalangan swasta. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/