26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Korban Ledakan Kembang Api di Binjai Meninggal

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Pemko Binjai, Syahrial dalam keteranganya mengaku, Mispriadi adalah 1 dari 9 anggota Sapol PP yang jadi korban ledakan kembang api saat mengamankan perayaan Sembahyang Tebu di Vihara Toa Thi Long Berahrang. Namun dia belum dapat memastikan penyebab kematian Mispriadi, mengingat pihaknya belum mendapat hasil rekam medis dari pihak RSUD Djoelham Kota Binjai.

“Belum bisa kita pastikan apakah dia meninggal karena ledakan kembang api, atau bukan. Sebab kita belum dapat laporan hasil rekam medis dari pihak rumah sakit,” jelasnya. Hanya saja diakui Syahrial, beberapa hari sebelum Mispriadi meninggal dunia, rekan-rekannya sesama anggota Satpol PP kerap mendengar keluhan korban, yang mengaku sering mengalami nyeri di telinga, pasca dirawat di rumah sakit.

Selain itu menurut rekan-rekannya sesama anggota Satpol PP, tiga hari terakhir ini Mispriadi bolak-balik berobat RSUD Djoelham. “Yang saya sesalkan, selama ini dia tidak pernah mau cerita langsung tentang keluhannya itu. Kalau saya tahu dia itu sakit, maka dia akan segera kita rujuk ke rumah sakit,” terang Syahrial.

Sebab lanjutnya, satu rekan Mispriadi lainnya, yakni Muhammad Ayub yang juga mengalami cedera di telingga, saat ini pun masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. “Meski penyebab kematian korban belum bisa dipastikan, namun sampai saat ini kita masih menunggu respon dari panitia perayaan Sembahyang Tebu, terkait satu anggota kita yang meninggal,” pungkas Syahrial.

Perayaan Sembahyang Tebu (King Thi Kong) atau hari ke-9 Tahun Baru Imlek di Vihara Brahrang, Jalan Gatot Subroto Binjai, berubah jadi petaka. Sedikitnya 17 warga termasuk Pejabat (Pj) Walikota Binjai Riadil Akhir, mederita luka bakar terkena serpihan kembang api yang gagal meledak di udara, Senin (16/2) dini hari. Pejabat publik ini terkena letusan pada bagian wajah, hingga hidungnya terluka. Demikian juga dengan telinga dan beberapa titik pada tubuhnya.

Sayang, meski sudah menelan korban jiwa tapi pihak kepolisian seolah enggan mengusut kasus ini. Kapolres Binjai AKBP Mulya Hakim Solichi yang dikonfirmasi berdalih tak mengusut karena takut kasus ini menjurus ke SARA. Sebab dari tahun ke tahun perayaan kembang api selalu dilakukan dalam perayaan tersebut. (bam/deo)

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Pemko Binjai, Syahrial dalam keteranganya mengaku, Mispriadi adalah 1 dari 9 anggota Sapol PP yang jadi korban ledakan kembang api saat mengamankan perayaan Sembahyang Tebu di Vihara Toa Thi Long Berahrang. Namun dia belum dapat memastikan penyebab kematian Mispriadi, mengingat pihaknya belum mendapat hasil rekam medis dari pihak RSUD Djoelham Kota Binjai.

“Belum bisa kita pastikan apakah dia meninggal karena ledakan kembang api, atau bukan. Sebab kita belum dapat laporan hasil rekam medis dari pihak rumah sakit,” jelasnya. Hanya saja diakui Syahrial, beberapa hari sebelum Mispriadi meninggal dunia, rekan-rekannya sesama anggota Satpol PP kerap mendengar keluhan korban, yang mengaku sering mengalami nyeri di telinga, pasca dirawat di rumah sakit.

Selain itu menurut rekan-rekannya sesama anggota Satpol PP, tiga hari terakhir ini Mispriadi bolak-balik berobat RSUD Djoelham. “Yang saya sesalkan, selama ini dia tidak pernah mau cerita langsung tentang keluhannya itu. Kalau saya tahu dia itu sakit, maka dia akan segera kita rujuk ke rumah sakit,” terang Syahrial.

Sebab lanjutnya, satu rekan Mispriadi lainnya, yakni Muhammad Ayub yang juga mengalami cedera di telingga, saat ini pun masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. “Meski penyebab kematian korban belum bisa dipastikan, namun sampai saat ini kita masih menunggu respon dari panitia perayaan Sembahyang Tebu, terkait satu anggota kita yang meninggal,” pungkas Syahrial.

Perayaan Sembahyang Tebu (King Thi Kong) atau hari ke-9 Tahun Baru Imlek di Vihara Brahrang, Jalan Gatot Subroto Binjai, berubah jadi petaka. Sedikitnya 17 warga termasuk Pejabat (Pj) Walikota Binjai Riadil Akhir, mederita luka bakar terkena serpihan kembang api yang gagal meledak di udara, Senin (16/2) dini hari. Pejabat publik ini terkena letusan pada bagian wajah, hingga hidungnya terluka. Demikian juga dengan telinga dan beberapa titik pada tubuhnya.

Sayang, meski sudah menelan korban jiwa tapi pihak kepolisian seolah enggan mengusut kasus ini. Kapolres Binjai AKBP Mulya Hakim Solichi yang dikonfirmasi berdalih tak mengusut karena takut kasus ini menjurus ke SARA. Sebab dari tahun ke tahun perayaan kembang api selalu dilakukan dalam perayaan tersebut. (bam/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/