26.7 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Korban Masih Diintai OKP

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Meski kondisi kesehatan dua tim sukses (TS) caleg Partai NasDem, Khairul Amin (42) dan Sumardi (41) sudah mulai pulih. Namun raut wajah ketakutan dan trauma terus membayangi. Apalagi, hingga kemarin mereka merasa terus diintai oleh sekelompok orang dari organisasi kepemudaan (OKP). Meski sudah kembali ke keluarga masing-masing, namun kedua warga Jl. Teratai, Kel. Nangka, Kec. Binjai Utara yang menjadi korban penyekapan dan penyiksaan selama delapan hari itu masih terancam.

“Allhamdulillah, walau sekarang kondisi saya sudah membaik. Tapi saya masih trauma. Saya selalu merasa diintai orang-orang dari OKP itu,” ujar Khairul Amin saat ditemui kru koran ini di kediamannya, Selasa (22/4). Pria bertubuh kurus ini menunjukkan luka di kakinya akibat tembakan senapan angin yang dilakukan pelaku. “Peluru senapan angin yang tertancap di kaki saya sudah diangkat. Hanya tinggal satu peluru saja yang tertinggal,” sahut Khairul yang terpincang-pincang berjalan akibat tembakan di kakinya.

Khairul menceritakan, meski dia dan Sumardi telah selamat dari sekapan orang-orang yang menyiksanya lantaran caleg yang diusung kalah. Namun tak tertutup kemungkinan akan ada teror selanjutnya. Hal ini disebabkan pelaku yang terlibat merupakan orang suruhan.  “Ada aja yang melintas lewat rumah. Seperti kemarin saat saya mau ke rumah sakit, ada empat orang yang salah satunya mengendarai kereta Ninja melihat-lihat rumah kami. Tadi pagi orang naik mobil Avanza warna hitam, ngebut-ngebut lihat rumah kami dan mengeber mobil,” bilangnya.

Merasa tak nyaman dan selalu diintai, Khairul langsung berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polsek Binjai Utara. Selain itu, warga disana juga telah disiagakan untuk memperhatikan siapa saja yang melintas di daerah rumah mereka. “Saya kan orang lama sini, jadi tau persis siapa saja yang mencurigakan dan siapa orang yang tidak kukenal melintas. Untuk itu, saya langsung berkoordinasi dengan warga sekitar dan aparat kepolisian. Saya tak ingin kembali kejadian seperti kemarin bang. Mudah-mudahan warga sini, terus bersiaga menjaga siapa pun yang datang dengan gerak-gerik mencurigakan,” ujarnya.

Sementara Sumardi, korban lainnya mengakui kalau kondisinya juga berangsur pulih. Namun, hingga kini dirinya belum mengangkat proyektil peluru senapan angin yang ditembak ke kakinya dengan jarak 2 meter. “Sudah agak mendingan bang. Selain badan sudah mulai segar, pikiran juga mulai segar. Kalau saya terkena tembakan pada bagian lutut kiri dan kanan. Serta kedua tulang kering kaki saya. Saya masih takut mengangkat proyektilnya bang. Tunggu kondisi aman dulu barulah saya angkat,” sebut dia.

Dikenangnya, selain dipukuli beramai-ramai sehingga mereka tidak bisa mengenali secara pasti siapa saja yang melakukan pemukulan. Mereka dalam penyekapan juga disuruh tidur dengan anjing peliharaan. Selain itu, penyetruman juga dilakukan sekelompok orang tadi. “Kami pikir nyawa kami sudah tidak bisa selamat lagi bang. Syukurlah kami masih diberikan keselamatan hingga kami bisa menghirup udara segar. Sakit kali rasanya bang, samapai sampai aku tak sanggup berkata-kata lagi,” lirih dia dengan mata berkaca.

Terpisah Kapolres Binjai AKBP Marcellino Sampouw SH Sik melalui Kasat Reskrim AKP Revi Nurvelani mengakui, kalau pihaknya telah mengidentifikasi (menemukan-red) keberadaan tiga orang yang melakukan penyekapan serta penyiksaan terhadap para korban. “Setelah kita mengeluarkan SPkap dan melakukan penyelidikan. Kita menemukan tiga titik persembunyian dari para pelaku yang namanya sudah kita kantongi. Jika diketahui persis keberadaannya tepat di salah satu titik ini, maka kita akan langsung melakukan penyergapan. Dan tidak menutup kemungkinan keterlibatan yang lain dari kelompok ini,” jelas AKP Revi Nurvelani via seluler.

Disinggung apakah pihaknya ada melakukan pengawalan khusus kepada kedua korban. Revi mengakui pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan warga sekitar.

“Sudah kita lakukan pertemuan beberapa waktu lalu dan dalam pertemuan kita sarankan bagi kedua korban khususnya masyarakat umumnya. Untuk segera melaporkan hal-hal yang terlihat ganjal. Selain itu, kita juga telah menyiagakan anggota untuk terus memantau keselamatan para korban,” tegas Revi. Sekedar mengingatkan, kedua korban merupakan ts dari caleg nomor urut 3 Partai Nasdem. Kenyataannya, caleg tersebut tidak bisa meraih suara di Kecamatan Binjai Utara. Sehingga mereka disekap dan diminta untuk mengembalikan uang sebesar Rp41 juta.

Dimana sebelumnya, mereka menerima uang 86 juta untuk dibagikan kepada pemilih jika ingin mencoblos caleg tersebut. Selain itu, juga gaji mereka sebagai tim pemenangan diambil dari dana tersebut. Namun meski sudah separuh dana dikeluarkan, sang caleg tak mampu meraih suara di Kecamatan Binjai Utara. Akibatnya dua ts ini mengalami penyiksaan selama 8 hari yang dilakukan sekelompok orang dari okp dan ditengarai merupakan suruhan dari caleg kalag tersebut. (tim/smg/deo)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Meski kondisi kesehatan dua tim sukses (TS) caleg Partai NasDem, Khairul Amin (42) dan Sumardi (41) sudah mulai pulih. Namun raut wajah ketakutan dan trauma terus membayangi. Apalagi, hingga kemarin mereka merasa terus diintai oleh sekelompok orang dari organisasi kepemudaan (OKP). Meski sudah kembali ke keluarga masing-masing, namun kedua warga Jl. Teratai, Kel. Nangka, Kec. Binjai Utara yang menjadi korban penyekapan dan penyiksaan selama delapan hari itu masih terancam.

“Allhamdulillah, walau sekarang kondisi saya sudah membaik. Tapi saya masih trauma. Saya selalu merasa diintai orang-orang dari OKP itu,” ujar Khairul Amin saat ditemui kru koran ini di kediamannya, Selasa (22/4). Pria bertubuh kurus ini menunjukkan luka di kakinya akibat tembakan senapan angin yang dilakukan pelaku. “Peluru senapan angin yang tertancap di kaki saya sudah diangkat. Hanya tinggal satu peluru saja yang tertinggal,” sahut Khairul yang terpincang-pincang berjalan akibat tembakan di kakinya.

Khairul menceritakan, meski dia dan Sumardi telah selamat dari sekapan orang-orang yang menyiksanya lantaran caleg yang diusung kalah. Namun tak tertutup kemungkinan akan ada teror selanjutnya. Hal ini disebabkan pelaku yang terlibat merupakan orang suruhan.  “Ada aja yang melintas lewat rumah. Seperti kemarin saat saya mau ke rumah sakit, ada empat orang yang salah satunya mengendarai kereta Ninja melihat-lihat rumah kami. Tadi pagi orang naik mobil Avanza warna hitam, ngebut-ngebut lihat rumah kami dan mengeber mobil,” bilangnya.

Merasa tak nyaman dan selalu diintai, Khairul langsung berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polsek Binjai Utara. Selain itu, warga disana juga telah disiagakan untuk memperhatikan siapa saja yang melintas di daerah rumah mereka. “Saya kan orang lama sini, jadi tau persis siapa saja yang mencurigakan dan siapa orang yang tidak kukenal melintas. Untuk itu, saya langsung berkoordinasi dengan warga sekitar dan aparat kepolisian. Saya tak ingin kembali kejadian seperti kemarin bang. Mudah-mudahan warga sini, terus bersiaga menjaga siapa pun yang datang dengan gerak-gerik mencurigakan,” ujarnya.

Sementara Sumardi, korban lainnya mengakui kalau kondisinya juga berangsur pulih. Namun, hingga kini dirinya belum mengangkat proyektil peluru senapan angin yang ditembak ke kakinya dengan jarak 2 meter. “Sudah agak mendingan bang. Selain badan sudah mulai segar, pikiran juga mulai segar. Kalau saya terkena tembakan pada bagian lutut kiri dan kanan. Serta kedua tulang kering kaki saya. Saya masih takut mengangkat proyektilnya bang. Tunggu kondisi aman dulu barulah saya angkat,” sebut dia.

Dikenangnya, selain dipukuli beramai-ramai sehingga mereka tidak bisa mengenali secara pasti siapa saja yang melakukan pemukulan. Mereka dalam penyekapan juga disuruh tidur dengan anjing peliharaan. Selain itu, penyetruman juga dilakukan sekelompok orang tadi. “Kami pikir nyawa kami sudah tidak bisa selamat lagi bang. Syukurlah kami masih diberikan keselamatan hingga kami bisa menghirup udara segar. Sakit kali rasanya bang, samapai sampai aku tak sanggup berkata-kata lagi,” lirih dia dengan mata berkaca.

Terpisah Kapolres Binjai AKBP Marcellino Sampouw SH Sik melalui Kasat Reskrim AKP Revi Nurvelani mengakui, kalau pihaknya telah mengidentifikasi (menemukan-red) keberadaan tiga orang yang melakukan penyekapan serta penyiksaan terhadap para korban. “Setelah kita mengeluarkan SPkap dan melakukan penyelidikan. Kita menemukan tiga titik persembunyian dari para pelaku yang namanya sudah kita kantongi. Jika diketahui persis keberadaannya tepat di salah satu titik ini, maka kita akan langsung melakukan penyergapan. Dan tidak menutup kemungkinan keterlibatan yang lain dari kelompok ini,” jelas AKP Revi Nurvelani via seluler.

Disinggung apakah pihaknya ada melakukan pengawalan khusus kepada kedua korban. Revi mengakui pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan warga sekitar.

“Sudah kita lakukan pertemuan beberapa waktu lalu dan dalam pertemuan kita sarankan bagi kedua korban khususnya masyarakat umumnya. Untuk segera melaporkan hal-hal yang terlihat ganjal. Selain itu, kita juga telah menyiagakan anggota untuk terus memantau keselamatan para korban,” tegas Revi. Sekedar mengingatkan, kedua korban merupakan ts dari caleg nomor urut 3 Partai Nasdem. Kenyataannya, caleg tersebut tidak bisa meraih suara di Kecamatan Binjai Utara. Sehingga mereka disekap dan diminta untuk mengembalikan uang sebesar Rp41 juta.

Dimana sebelumnya, mereka menerima uang 86 juta untuk dibagikan kepada pemilih jika ingin mencoblos caleg tersebut. Selain itu, juga gaji mereka sebagai tim pemenangan diambil dari dana tersebut. Namun meski sudah separuh dana dikeluarkan, sang caleg tak mampu meraih suara di Kecamatan Binjai Utara. Akibatnya dua ts ini mengalami penyiksaan selama 8 hari yang dilakukan sekelompok orang dari okp dan ditengarai merupakan suruhan dari caleg kalag tersebut. (tim/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/