GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO -Aliansi Pemuda Ormas, OKP, LSM, dan Pers se-Kabupaten Nias Barat berunjuk rasa di kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Nias, Kamis (22/2). Mereka menuntut ganti rugi atas pemadaman listrik yang dilakukan PLN hampir setiap hari khususnya di Nias Barat.
Massa aliansi ini yang berjumlah sekitar 50 orang itu, tiba di Kantor PLN area Nias Jalan Gomo Keluarahan Pasar, Kota Gunungsitoli pada siang hari. Mereka membawa sepanduk bertuliskan tuntutan ganti rugi serta karangan bunga duka cita atas pemadaman listrik.
Sekalipun hujan deras mengguyur Kota Gunungsitoli, tak menyurutkan semangat massa aliansi ini terus berorasi. Koordinator aliansi ini Chandra Arby Bugis melalui alat pengeras suara mengatakan pemadaman listrik di Nias Barat sudah seperti makan obat. Setiap hari minimal tiga kali. Bahkan sampai lima kali pemadaman di wilayah Nias Barat. Tak kenal waktu siang maupun malam.
Akibat pemadaman ini masyarakat mengalami kerugian besar. Alat-alat elektronik rumah tangga banyak rusak, dan para anak sekolah pada malam harinya tak bisa belajar.
“Manager PLN Area Nias harus bertanggungjawab atas kerugian masyarakat Kabupaten Nias Barat berupa kerusakan barang-barang elektronik akibat pemadaman PLN yang terus-menerus dan tidak beraturan, kami minta bapak manajer menemui kami dan memberi penjelasan”, teriak Candra Arby Bugis melalui mikripon.
Manager PLN Area Nias Poltak Samosir yang tidak berada di kantor karena sedang dinas luar daerah, Kriston Sihaloho datang menemui massa dan mengajak dialog.
Menurut Sihaloho, seringnya padam aliran listrik di wilayah Nias Barat, penyebabnya faktor alam, gangguan pohon dan mainan layang-layang. Pihak PLN juga kesulitan dalam menebang pohon disekitar jaringan PLN, karena sebagian masyarakat tidak mengizinkan tanamannya ditebang.
Pada dialog itu tidak tercapai kesepakatan, karena alasan pihak PLN area Nias kurang masuk akal. Kepada massa, Sihaloho berjanji semua masukan dan ide yang disampaikan akan dibicarakan kepada atasannya.
“Kalau memang alasan pepohonan, dari tahun 2000 sampai tahun 2018 ini, masa dalam waktu 18 tahun pohonnya gak habis-habis ditebang, jangan kita buat pohon berdosa, jika menemui kesulitan membersihkan pohon disekitar jaringan, kan bisa dilibatkan pemerintah daerah, kita melihat Manager PLN ini gagal melakukan kombinasi dengan para kepala daerah di Kepulauan Nias,” seru Ape, seorang pimpinan OKP Nias Barat, yang ikut Demo.
Karena tidak mendapatkan solusi dari pihak PLN, massa membubarkan diri dengan perasaan geram. Mereka berjanji akan kembali datang dengan jumlah massa yang lebih besar. Sepanjang aksi berlangsung aman dan tertip tak terlepas dari pengawalan puluhan personil Polres Nias. (mag-5/azw)