26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

PTPN 2 Bersihkan Lahan Besar-Besaran

Foto: Raja/PM Sahat Situmorang kritis di rumah sakit, setelah kepalanya dipanah penggarap kebun PTPN 2.
Foto: Raja/PM
Sahat Situmorang kritis di rumah sakit, setelah kepalanya dipanah penggarap kebun PTPN 2.

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Maraknya aksi penggarapan dan penjarahan lahan serta penganiayaan terhadap karyawan, kian meresahkan pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II. Menindaklanjuti aksi para penggarap tersebut, perusahaan BUMN ini akan mengambil langkah tegas dengan melakukan pembersihan lahan secara besar-besaran di kawasan Desa Helvetia, Desa Klumpang serta Desa Buluh Cina dan Desa Klambir.

“Kita masih menunggu langkah tegas dari pihak polisi. Apabila dalam waktu dekat ini tidak ada penjelasan terkait penggarapan lahan dan perusakan serta penganiayaan, maka kita akan lakukan okupasi (pembersihan) lahan. Karena kasus penjarahan lahan HGU itu sebelumnya sudah kita laporkan ke aparat kepolisian,” tegas David Ginting, Asmen Umum PTPN II Kebun Helvetia, Kamis (24/7) sekira pukul 10.00 wib.

Saat ini, penjarahan lahan milik perkebunan negara tidak hanya dilakukan oleh kelompok mengatasnamakan petani penggarap. Akan tetapi telah melibatkan mafia tanah yang mendalangi kerusuhan untuk menguasai lahan tersebut.

“Secara keseluruhan ada sekitar 1851 hektar lahan HGU PTPN 2 Kebun Klambir yang diserobot. Kita sudah buat pengaduan resmi ke Polres Pelabuhan Belawan, dan terakhir kasus ini kita laporkan bulan Mei 2014 lalu,” katanya.

David menyebutkan, luas lahan HGU yang dikelola oleh pihak perkebunan mencapai 1851 hektar. Dari jumlah tersebut sekitar 50 persen telah dikuasai penggarap dan mafia tanah. Akibat maraknya aksi penjarahan lahan produktif, membuat perusahaan perkebunan ini sulit melakukan program penanaman baru. Hingga akhirnya pihak PTPN mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.

 

RIBUAN KARYAWAN DITERJUNKAN

Demi pekerjaan dan menghidupi keluarganya, ribuan karyawan perkebunan PTPN 2 siap mengkorbankan darah dan siap turun untuk menghadang para penggarap yang mencoba melakukan tindakan anarkis nantinya, pada saat okupasi dilakukan.

Ketua Serikat Pekerja Kebun (SPBUN) Klambir, Sastrawan mengatakan kalau pihaknya akan mengambil tindakan sendiri, apabila nantinya pihak penggarap melakukan tindakan anarkis. Pasalnya pihak kepolisian hingga sampai saat ini belum mengambil tindakan tegas untuk meredam konflik yang sudah terjadi selama dua tahun.

“Kami selaku pekerja kebun sudah tidak tahan lagi melihat ulah para penggarap yang sudah merusak dan membakar lokasi tempat para pekerja kebun mencari makan. Bukan itu aja, akibat kebrutalan para penggarap sudah berapa banyak karyawan kebun yang menjadi korban. Akibat ulah para penggarap, ribuan karyawan terancam kena PHK,” ujarnya.

Sementara itu di lokasi lahan perkebunan terlihat sunyi dan para karyawan tidak melakukan aktifitas kerja. Pasalnya selama ini pihak karyawan selalu mendapat teror dari pihak penggarap.

Diberitakan sebelumnya, aksi Kelompok Tani Manunggal Lestari Indonesia (KTMLI) untuk menguasai lahan seluas 1851 hektar di areal perkebunan PTPN 2 Klambir, menelan korban luka. Kepala Kadis Tanaman PTPN2, Sahat Situmorang (45), tertancap anak panah dan harus dilarikan ke RS Columbia Asia. Info dihimpun kru koran ini, Selasa (22/7) sekira pukul 10.00 WIB, sekitar tiga puluh orang penggarap yang dilengkapi senjata tajam klewang dan panah, mengendarai sepeda motor langsung melakukan penyerangan.

Hasilnya, para karyawan PTPN 2 yang sedang melakukan akitifitas di areal tersebut kocar-kacir. Hingga membuat suasana menjadi mencekam, pasalnya lemparan batu dan anak panah berhamburan di lokasi kejadian. Dalam peristiwa tersebut, kepala Sahat Situmorang terkena busur panah kelompok penyerang pada saat melakukan pemantauan tanaman di lokasi perkebunan. “Kami sedang melakukan renovasi jembatan penyeberangan di areal perkebunan, tiba-tiba segrombolan pemuda datang langsung menyerang secara brutal. Karena dibawah tekanan kami sempat melakukan perlawanan dengan melempar batu ke arah penggarap,” ucap karyawan PTPN 2. (mag-1/bd)

 

Foto: Raja/PM Sahat Situmorang kritis di rumah sakit, setelah kepalanya dipanah penggarap kebun PTPN 2.
Foto: Raja/PM
Sahat Situmorang kritis di rumah sakit, setelah kepalanya dipanah penggarap kebun PTPN 2.

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Maraknya aksi penggarapan dan penjarahan lahan serta penganiayaan terhadap karyawan, kian meresahkan pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II. Menindaklanjuti aksi para penggarap tersebut, perusahaan BUMN ini akan mengambil langkah tegas dengan melakukan pembersihan lahan secara besar-besaran di kawasan Desa Helvetia, Desa Klumpang serta Desa Buluh Cina dan Desa Klambir.

“Kita masih menunggu langkah tegas dari pihak polisi. Apabila dalam waktu dekat ini tidak ada penjelasan terkait penggarapan lahan dan perusakan serta penganiayaan, maka kita akan lakukan okupasi (pembersihan) lahan. Karena kasus penjarahan lahan HGU itu sebelumnya sudah kita laporkan ke aparat kepolisian,” tegas David Ginting, Asmen Umum PTPN II Kebun Helvetia, Kamis (24/7) sekira pukul 10.00 wib.

Saat ini, penjarahan lahan milik perkebunan negara tidak hanya dilakukan oleh kelompok mengatasnamakan petani penggarap. Akan tetapi telah melibatkan mafia tanah yang mendalangi kerusuhan untuk menguasai lahan tersebut.

“Secara keseluruhan ada sekitar 1851 hektar lahan HGU PTPN 2 Kebun Klambir yang diserobot. Kita sudah buat pengaduan resmi ke Polres Pelabuhan Belawan, dan terakhir kasus ini kita laporkan bulan Mei 2014 lalu,” katanya.

David menyebutkan, luas lahan HGU yang dikelola oleh pihak perkebunan mencapai 1851 hektar. Dari jumlah tersebut sekitar 50 persen telah dikuasai penggarap dan mafia tanah. Akibat maraknya aksi penjarahan lahan produktif, membuat perusahaan perkebunan ini sulit melakukan program penanaman baru. Hingga akhirnya pihak PTPN mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.

 

RIBUAN KARYAWAN DITERJUNKAN

Demi pekerjaan dan menghidupi keluarganya, ribuan karyawan perkebunan PTPN 2 siap mengkorbankan darah dan siap turun untuk menghadang para penggarap yang mencoba melakukan tindakan anarkis nantinya, pada saat okupasi dilakukan.

Ketua Serikat Pekerja Kebun (SPBUN) Klambir, Sastrawan mengatakan kalau pihaknya akan mengambil tindakan sendiri, apabila nantinya pihak penggarap melakukan tindakan anarkis. Pasalnya pihak kepolisian hingga sampai saat ini belum mengambil tindakan tegas untuk meredam konflik yang sudah terjadi selama dua tahun.

“Kami selaku pekerja kebun sudah tidak tahan lagi melihat ulah para penggarap yang sudah merusak dan membakar lokasi tempat para pekerja kebun mencari makan. Bukan itu aja, akibat kebrutalan para penggarap sudah berapa banyak karyawan kebun yang menjadi korban. Akibat ulah para penggarap, ribuan karyawan terancam kena PHK,” ujarnya.

Sementara itu di lokasi lahan perkebunan terlihat sunyi dan para karyawan tidak melakukan aktifitas kerja. Pasalnya selama ini pihak karyawan selalu mendapat teror dari pihak penggarap.

Diberitakan sebelumnya, aksi Kelompok Tani Manunggal Lestari Indonesia (KTMLI) untuk menguasai lahan seluas 1851 hektar di areal perkebunan PTPN 2 Klambir, menelan korban luka. Kepala Kadis Tanaman PTPN2, Sahat Situmorang (45), tertancap anak panah dan harus dilarikan ke RS Columbia Asia. Info dihimpun kru koran ini, Selasa (22/7) sekira pukul 10.00 WIB, sekitar tiga puluh orang penggarap yang dilengkapi senjata tajam klewang dan panah, mengendarai sepeda motor langsung melakukan penyerangan.

Hasilnya, para karyawan PTPN 2 yang sedang melakukan akitifitas di areal tersebut kocar-kacir. Hingga membuat suasana menjadi mencekam, pasalnya lemparan batu dan anak panah berhamburan di lokasi kejadian. Dalam peristiwa tersebut, kepala Sahat Situmorang terkena busur panah kelompok penyerang pada saat melakukan pemantauan tanaman di lokasi perkebunan. “Kami sedang melakukan renovasi jembatan penyeberangan di areal perkebunan, tiba-tiba segrombolan pemuda datang langsung menyerang secara brutal. Karena dibawah tekanan kami sempat melakukan perlawanan dengan melempar batu ke arah penggarap,” ucap karyawan PTPN 2. (mag-1/bd)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/