MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno terus mendorong kemajuan Kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba agar bisa menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dokumen pengajuan KEK ini akan segera diajukan ke Dewan Nasional KEK. Dengan harapan, hal ini bisa mempercepat pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Danau Toba.
Menyikapi rencana itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mendukung penuh destinasi super prioritas Danau Toba menjadi KEK. Edy menilai, KEK Danau Toba akan mempercepat pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Danau Toba, yang sekaligus berdampak positif untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
“Oh saya setuju sekali,” ujar Edy Rahmayadi menjawab wartawan usai menutup Kontes Ikan Koi Sumut 2022 di GOR Mini Komplek Dispora Sumut, Jalan Williem Iskandar, Deliserdang, Minggu (24/7).
Mantan Pangkostrad itu menilai, banyak manfaatnya jika Danau Toba menjadi KEK. “Kalau dia menjadi KEK, berarti ikut serta negara mengelolanya. Rakyat harus bisa diatur di situ sehingga keindahan Danau Toba tetap terjaga,” ujar Edy.
Ia menambahkan, banyak hal yang bisa dilakukan dengan status Danau Toba menjadi KEK. Apalagi di Kawasan Danau Toba ada peristiwa alam yang menakjubkan dan juga ada sejarah peradaban. “Karena sejarah ada dia situ, alam ada di situ, bahkan mungkin nanti tempat peradaban agama ada di situ, semua agama yang ada disitu. Itulah yang menjadikan eksklusif dia tempat itu,” kata Edy.
Lebih lanjut soal Dabau Toba, Gubernur Edy mengatakan adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. “Karena letusan 700 ribu tahun yang lalu dan memusnahkan begitu banyak, dan buktinya Tuhan mempunyai rencana tersendiri, sehingga keindahan alam itu luar biasa,” jelas Edy.
Karena faktor itu jugalah, menurut Edy sangat tepat jika Danau Toba dijadikan KEK. Namun Edy Rahmayadi menekankan KEK bukan untuk kepentingan pribadi agau kelompok, tetapi untuk kepentingan semua masyarakat. “Kalau dia menjadi eksklusif, hingga diatur oleh orang-orang yang mempunyai niat baik, bukan untuk kepentingan perorangan, pribadi, kelompok bukan, ini adalah Danau Toba adalah miliknya dunia, kebetulan berada di Indonesia dan kebetulan lagi ada di Sumut,” jelas Edy lagi.
Sebelumnya perihal Destinasi Super Prioritas Danau Toba menjadi KEK, dibahas lebih lanjut oleh Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menparekraf, Sandiaga Uno, di Balige, Rabu (20/7) lalu, bersama Pemda di kawasan Danau Toba. “Salah satu yang akan kami finalkan adalah konversi Badan Otorita (Danau Toba) menjadi KEK yang bisa memberikan insentif bagi para pemodal sehingga bisa membuka lapangan usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Menteri Sandiaga Uno.
Lebih lanjut Sandiaga Uno mengatakan dokumen pengajuan KEK ini akan segera disampaikan ke Dewan Nasional KEK. Harapannya KEK Danau Toba bisa mempercepat pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Danau Toba. “Harapannya ini akan membawa kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mata pencaharian yang stabil pasca pandemi,” katanya.
Selain itu, Sandiaga juga berpesan kepada Rektor IT Del, Arnaldo Marulitua Sinaga untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang bisa menunjang pengembangan sektor parekraf di Danau Toba agar semakin berkembang dan maju. “Pariwisata dan ekonomi kreatif ini menciptakan enam kali lipat lebih banyak menghasilkan lapangan pekerjaan oleh karena itu SDM di sini harus betul-betul bisa berkontribusi baik di ekonomi digital dan maupun juga di sisi baru ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Rapat ini juga dihadiri oleh Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; dan Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua. Turut hadir pula Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan; dan perwakilan dari pemerintah daerah di sekitar kawasan Danau Toba. (bbs/adz)