31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Ayah Pekerja Tewas: Katanya Ada Triplek Roboh Menimpa Generator

Foto: Pardi/PM Polres Tanah Karo membuat police line di lokasi ledakan terowongan PLTA PT WEB, di Tanah Karo Sumut, Kamis (25/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Polres Tanah Karo membuat police line di lokasi ledakan terowongan PLTA PT WEB, di Tanah Karo Sumut, Kamis (25/2/2016).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Dari 6 pekerja yang tewas dalam kecelakaan kerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Wampu Eletrik Power (WEP) Kutabulu,Tanah Karo, Rabu (24/2) pagi, salah satunya yakni Iksan Kuncoro Jati Lubis (20), warga Jalan Jambu, Kelurahan Pardamean, Siantar Marihat.

Kamis (25/2) pagi, keluarga Iksan serta warga sekitar terlihat berdatangan ke rumah duka untuk melihat jenazah Iksan yang mengalami luka bakar serius.

M Adenan Lubis, ayah Iksan mengatakan, sebelum bekerja sebagai karyawan pada pembangunan PLTA, Iksan tak memiliki pekerjaan. “Baru tamat SMA dia. Sebelumnya nggak ada kerjanya. Baru 3 minggu nya dia kerja disana. Itupun ada kawannya yang ngajak kemarin,” ucapnya.

Sepengetahuannya, anak bungsu dari 3 bersaudara itu bekerja sebagai buruh pengantar barang dari lokasi proyek kedalam terowongan. “Ya aku tau kerjaannya itu membangun PLTA di Tanah Karo. Karena nggak ada kerjaannya makanya kita izinkan dia berangkat kesana,” jelasnya.

Ditanya apakah ia mengetahui apa yang telah terjadi terhadap Iksan, ia tidak membenarkannya. “Kalau kejadiannya aku kurang tau bagaimana. Tapi kejadiannya katanya hari Rabu kemarin jam 9 pagi,” terangnya.

Ketika dibawa ke rumah duka, ia membeberkan bahwa jenazah Iksan dipenuhi dengan luka bakar. “Mayatnya sampai jam 10 lah tadi malam. Ada orang perusahaan yang mengantar, tapi aku sudah lupa siapa namanya. Waktu kami buka kami petinya, mayatnya tidak bisa kami kenali mayatnya karena luka bakar itu. Kami kenali dari jarinya lah yang putus waktu masih anak-anak,” paparnya.

Yono, sepupu korban mengungkapkan, ia mengetahui kejadian di Kutabulu karena generator listrik di terowongan meledak.

“Yang kami tahu informasinya, orang itu ada 12 orang satu grup. Mereka ’kan mau mengantar material ke dalam terowongan, ada delapan orang yang turun itu. Tapi tiba-tiba ada triplek yang roboh dan mengenai generator. Generator itu kena air yang ada di dalam terowongan dan langsung meledak,” paparnya.

Untuk diketahui, sedikitnya enam pekerja tewas dan tujuh orang luka-luka dalam kecelakaan kerja pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), PT Wampu Electric Power (PT WEP) Wampu, Kutabulu,Tanah Karo, Sumatera Utara, Rabu (24/2) sekira pukul 09.00 WIB.

Usai insiden itu, seluruh korban luka dan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi. (fes)

Foto: Pardi/PM Polres Tanah Karo membuat police line di lokasi ledakan terowongan PLTA PT WEB, di Tanah Karo Sumut, Kamis (25/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Polres Tanah Karo membuat police line di lokasi ledakan terowongan PLTA PT WEB, di Tanah Karo Sumut, Kamis (25/2/2016).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Dari 6 pekerja yang tewas dalam kecelakaan kerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT Wampu Eletrik Power (WEP) Kutabulu,Tanah Karo, Rabu (24/2) pagi, salah satunya yakni Iksan Kuncoro Jati Lubis (20), warga Jalan Jambu, Kelurahan Pardamean, Siantar Marihat.

Kamis (25/2) pagi, keluarga Iksan serta warga sekitar terlihat berdatangan ke rumah duka untuk melihat jenazah Iksan yang mengalami luka bakar serius.

M Adenan Lubis, ayah Iksan mengatakan, sebelum bekerja sebagai karyawan pada pembangunan PLTA, Iksan tak memiliki pekerjaan. “Baru tamat SMA dia. Sebelumnya nggak ada kerjanya. Baru 3 minggu nya dia kerja disana. Itupun ada kawannya yang ngajak kemarin,” ucapnya.

Sepengetahuannya, anak bungsu dari 3 bersaudara itu bekerja sebagai buruh pengantar barang dari lokasi proyek kedalam terowongan. “Ya aku tau kerjaannya itu membangun PLTA di Tanah Karo. Karena nggak ada kerjaannya makanya kita izinkan dia berangkat kesana,” jelasnya.

Ditanya apakah ia mengetahui apa yang telah terjadi terhadap Iksan, ia tidak membenarkannya. “Kalau kejadiannya aku kurang tau bagaimana. Tapi kejadiannya katanya hari Rabu kemarin jam 9 pagi,” terangnya.

Ketika dibawa ke rumah duka, ia membeberkan bahwa jenazah Iksan dipenuhi dengan luka bakar. “Mayatnya sampai jam 10 lah tadi malam. Ada orang perusahaan yang mengantar, tapi aku sudah lupa siapa namanya. Waktu kami buka kami petinya, mayatnya tidak bisa kami kenali mayatnya karena luka bakar itu. Kami kenali dari jarinya lah yang putus waktu masih anak-anak,” paparnya.

Yono, sepupu korban mengungkapkan, ia mengetahui kejadian di Kutabulu karena generator listrik di terowongan meledak.

“Yang kami tahu informasinya, orang itu ada 12 orang satu grup. Mereka ’kan mau mengantar material ke dalam terowongan, ada delapan orang yang turun itu. Tapi tiba-tiba ada triplek yang roboh dan mengenai generator. Generator itu kena air yang ada di dalam terowongan dan langsung meledak,” paparnya.

Untuk diketahui, sedikitnya enam pekerja tewas dan tujuh orang luka-luka dalam kecelakaan kerja pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), PT Wampu Electric Power (PT WEP) Wampu, Kutabulu,Tanah Karo, Sumatera Utara, Rabu (24/2) sekira pukul 09.00 WIB.

Usai insiden itu, seluruh korban luka dan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi. (fes)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/