“Memang kendala paling besar adalah kondisi geografis, pepohonan dekat dengan jaringan Hantaran Udara Tegangan Menengah (HUTM) kita. Kami harus berjuang agar masyarakat terhindar dari gangguan tumbangnya pohon, untuk itu kami melakukan pendekatan kepada masyarakat terutama Kepala Desa itu sendiri agar rela untuk ditebang,” ujarnya.
Perjalanan menuju Kantor Jaga Tuhemberua dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam dari PLN Rayon Gunung Sitoli dan kurang lebih 1,5 jam ke Kantor Jaga Lahewa menggunakan sepeda motor.
Tidak jarang pula, jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat, Marudut harus menempuh sisa perjalanannya ke Kantor Jaga dengan berjalan kaki. Kondisi medan yang sulit dan terkadang terputus oleh banjir setinggi dada orang dewasa, tidak meluruhkan semangat Marudut untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan PLN di ujung pulau Nias.
Walaupun tinggal jauh dari keluarga, anak tunggal dari pasangan Hotner Sinaga dan Hotmaida Hasibuan, tidak pernah berhenti belajar dan berusaha untuk mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pencapaian yang dilakukan oleh Marudut, yaitu keberhasilannya mendapatkan izin penebangan pohon untuk pemasangan jaringan listrik didaerah Lateral Lombolata.
Untuk dapat memasangan jaringan di daerah tersebut, Marudut harus menebang sebanyak 50 pohon yang jalurnya melewati 5 desa.
Upayanya yang gigih dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat akhirnya membuahkan hasil. Langkah pertama yang dilakukan oleh Marudut adalah mencari tahu sejarah di daerah Lateral Lombolata, siapa yang bertanggungjawab atas tanah tersebut.
Setelah mendapat informasi dan kontak yang dapat dihubungi, Marudut langsung menemui pemilik tanah tersebut di kediamannya di Gunung Sitoli.
Memang, awalnya Marudut tidak mendapatkan respon dan sambutan yang positif. Namun, dengan gigih Marudut tetap melakukan pendekatan setiap minggunya, berkoordinasi ke 5 desa dan pemuda setempat yang akan dilewati jaringan listrik.
Akhirnya, setelah 2 (dua) bulan melakukan pendekatan, tercapailah titik terang hingga PLN dapat menebang pohon yang mengenai jaringan listrik. Meskipun demikian, PLN di Pulau Nias bukanlah hanya seputar Lateral Lombolata, melainkan seluruh sudut pulau yang telah dialiri listrik PLN.
Begitu pula dengan masalah yang dihadapi oleh petugas PLN di belahan lain Pulau Nias, pohon merupakan icon yang mendominasi penyebab gangguan jaringan hampir di seluruh penjuru Pulau Nias.
Pada awal Tahun ini, petugas lapangan PLN Area Nias sedang gencar memperjuangkan pembebasan Pulau Nias dari putus aliran listrik sementara karena pohon tumbang akibat cuaca ekstrim.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama dari pihak pemerintah daerah, aparatur negara, maupun masyarakat di Pulau Nias untuk dapat memperhatikan keadaan pepohonan yang dilewati jaringan listrik PLN agar pemadaman listrik sementara dapat diminimalisir, bahkan dinihilkan. Sehingga masyarakat dapat menikmati listrik untuk kehidupan yang lebih baik. (ila/ala)

