30 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Mengintip Eksotisnya Kawah Putih Tinggi Raja

Kawasan Kawah Putih Tinggi Raja.

SUMUTPOS.CO – Bagi warga Pematangsiantar, Simalungun, nama objek wisata Kawah Putih Tinggi Raja yang berada di Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, mungkin sudah akrab terdengar.

Ya, objek wisata ini berada di tengah-tengah kawasan hutan dengan pepohonan tinggi. Kawah Putih Tinggi Raja yang terdapat di cagar alam seluas 176 hektare dan memliki lahan kawah seluas 4 hektare ini, bagai mutiara di dalam lumpur.

Tidak dapat dipercaya, di tengah-tengah lebatnya hutan dan jalan menuju kawah yang tidak begitu mulus, terdapat keindahan yang mengagumkan. Pengunjung pun akan dibuat terpesona dengan keindahan bukit putih kapur dan aliran air panas yang keindahanya menyerupai putih salju.

Sumber air panas di lokasi mencapai sekira 90 derajat celcius, yang berasal dari bukit-bukit kecil di daerah itu. Bahkan air panas itu bisa digunakan untuk merebus telur hingga matang. Aliran air panas mengalir di antara bebatuan kapur yang berundak-undak, peristiwa ini menjadikan batuan berwarna putih bersih seperti salju. Sebagian orang menyebutnya ‘salju panas’.

Ada 2 tempat yang bisa dikunjungi saat kita berada di Kawah Putih Tinggi Raja. Yang pertama adalah bukit kapur yang dilalui aliran air panas yang membuat bebatuan menjadi indah dipandang mata. Ada juga keindahan karpet alam yang terbentuk dari aliran sungai berlumut yang dilewati air panas dan menjadikan bebatuan tersebut seperti sebuah karpet berwarna hijau keputihan.

Di atas juga terdapat sebuah kolam alam yang tidak cukup besar dan mengeluarkan sumber air panas. Kolam air panas itu terlihat mengeluarkan gelembung dari dasarnya. Dan tentunya, pengunjung dilarang mandi di area itu. Aliran air panas yang melalui semak-semak pepohonan yang mengering dan berkumpul menjadi satu, membentuk sebuah danau biru kehijauan yang amat cantik.

Tak hanya keindahan lokasi, ternyata penduduk di sekitar lokasi sangat ramah. Mereka masih menjaga nilai-nilai luhur dan hukum adat, serta keragaman masyarakat.

Hartanto (25), seorang pengunjung Kawah Putih itu, sudah merasakan keramahan penduduk lokal itu.

Belum lama ini, warga Jalan Handayani, Kelurahan Sitalasari, Siantar Sitalasari tersebut, berkunjung ke lokasi bersama teman-temannya.

“Selain indah, penduduk sekitar sini juga ramah,” tutur Hartanto kepada Metro Siantar (Grup Sumut Pos).

Kawasan Kawah Putih Tinggi Raja.

SUMUTPOS.CO – Bagi warga Pematangsiantar, Simalungun, nama objek wisata Kawah Putih Tinggi Raja yang berada di Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, mungkin sudah akrab terdengar.

Ya, objek wisata ini berada di tengah-tengah kawasan hutan dengan pepohonan tinggi. Kawah Putih Tinggi Raja yang terdapat di cagar alam seluas 176 hektare dan memliki lahan kawah seluas 4 hektare ini, bagai mutiara di dalam lumpur.

Tidak dapat dipercaya, di tengah-tengah lebatnya hutan dan jalan menuju kawah yang tidak begitu mulus, terdapat keindahan yang mengagumkan. Pengunjung pun akan dibuat terpesona dengan keindahan bukit putih kapur dan aliran air panas yang keindahanya menyerupai putih salju.

Sumber air panas di lokasi mencapai sekira 90 derajat celcius, yang berasal dari bukit-bukit kecil di daerah itu. Bahkan air panas itu bisa digunakan untuk merebus telur hingga matang. Aliran air panas mengalir di antara bebatuan kapur yang berundak-undak, peristiwa ini menjadikan batuan berwarna putih bersih seperti salju. Sebagian orang menyebutnya ‘salju panas’.

Ada 2 tempat yang bisa dikunjungi saat kita berada di Kawah Putih Tinggi Raja. Yang pertama adalah bukit kapur yang dilalui aliran air panas yang membuat bebatuan menjadi indah dipandang mata. Ada juga keindahan karpet alam yang terbentuk dari aliran sungai berlumut yang dilewati air panas dan menjadikan bebatuan tersebut seperti sebuah karpet berwarna hijau keputihan.

Di atas juga terdapat sebuah kolam alam yang tidak cukup besar dan mengeluarkan sumber air panas. Kolam air panas itu terlihat mengeluarkan gelembung dari dasarnya. Dan tentunya, pengunjung dilarang mandi di area itu. Aliran air panas yang melalui semak-semak pepohonan yang mengering dan berkumpul menjadi satu, membentuk sebuah danau biru kehijauan yang amat cantik.

Tak hanya keindahan lokasi, ternyata penduduk di sekitar lokasi sangat ramah. Mereka masih menjaga nilai-nilai luhur dan hukum adat, serta keragaman masyarakat.

Hartanto (25), seorang pengunjung Kawah Putih itu, sudah merasakan keramahan penduduk lokal itu.

Belum lama ini, warga Jalan Handayani, Kelurahan Sitalasari, Siantar Sitalasari tersebut, berkunjung ke lokasi bersama teman-temannya.

“Selain indah, penduduk sekitar sini juga ramah,” tutur Hartanto kepada Metro Siantar (Grup Sumut Pos).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/