MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggirlan Nasution (11), bocah yang bolak balik masuk rumah sakit pasca operasi sakit usus buntu, akhirnya meninggal dunia pasca operasi di RSUP H Adam Malik Medan, Minggu (26/2) siang.
Meski operasinya berlangsung lancar pada Jumat (24/2) sekitar pukul 23.00 WIB, Anggirlan di bawa ke ruang inap untuk pemulihan. Saat itu, Anggirlan sudah dapat berbicara, meski beberapa kata. ” Dia sempat mengaku kedinginan. Oleh karena itu, kami panggil Perawat. Namun setelah ditangani perawat, tidak lama dia tertidur, “kata Adlin, saat ditemui Sumut Pos di rumah duka di Jalan Pasar IV Dusun VI, Desa Marendal II, Kecamatan Patumbak, Deliserdang.
Namun pada, Sabtu (25/2) pagi, Anggirlan terlihat menggigil dan tangannya terlihat membiru. Melihat kondisi itu, lanjut Adlin, isterinya kembali memanggil perawat. “Memang saat itu dapat ditangani, dan anak saya mulai tenang, ” lanjut Adlin.
Akan tetapi, sekira pukul 22.30 WIB. Anggirlan kembali gelisah. Anggirlan pun sempat memegang Adlin dan istrinya.”Tepatnya pukul 02.45 WIB. Kami dikejutkan melihat Anggirlan sudah meninggal dunia, ” tandas Adlin.
Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik Medan, Masahadat Ginting yang dikonfirmasi tentang meninggalnya Anggirlan, mengaku belum dapat memberikan keterangan. Namun, disebut Masahadat, dirinya akan memberi keterangan resmi, Senin (27/2), setelah dirinya mendapat penjelasan dari dokter dan manajemen RSUP Adam Malik. “Saya lagi di Kabanjahe. Ada acara adat. Besok saya kasih keterangan ya. Saya minta penjelasan dulu, ” ujar Masahadat singkat.
Sementara Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Adam Malik, dr Mardianto mengatakan, kalau secara klinis akan dijawab Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Namun secara umum disebutnya, jika orang tua pasien, sudah diterangkan kondisi pasien yang memang sudah tidak bagus dan memang akan direncanakan tindakan lebih lanjut. Namun disebut dr Mardianto, jika kondisi infeksi memperburuk keadaan pasien.
Diketahui, Anggrilan Nasution menderita usus buntu, hingga akhirnya dioperasi di RSUD dr Pirngadi Medan pada 2 April 2015 lalu. Namun, pasca operasi, kondisi kesehatan Anggrilan tidak membaik. Setiap malam Anggrilan mengeluh sakit hingga menangis.
Bahkan, makanan yang diasup Anggrilan, keluar melalui bekas jahitan operasi. Oleh karena itu, dilakukan operasi kembali terhadap Anggrilan.
Pasca operasi kedua itu, keluhan sakit hingga menangis dari Anggrilan itu, memang hilang. Namun, makan yang diasupnya, masih saja keluar melalui bekas jahitan operasi.
Hingga 11 hari berada di Rumah Sakit dengan kondisi seperti itu, Anggrilan akhirnya disuruh pulang, untuk dirawat di rumahnya saja. Oleh karena itu, dengan terpaksa orang tua Anggrilan membawa Anggrilan pulang dan dirawat di rumah.
Pemerintah Kabupaten Deliaerdang yang prihatin, akhirnya merujuk Anggirlan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deliserdang, Senin (13/2). Namun, karena Anggirlan harus ditangani dengan alat yang canggih dan Dokter yang berpengalaman, maka Anggirlan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Rabu (22/2) sore . Selanjutnya, Anggirlan dioperasi di RSUP H Adam Malik, Jumat (24/2) siang. Namun ternyata, pada Minggu (26/2) dinihari, Anggirlan meninggal dunia di ruang rawat inap RSUP H Adam Malik. (ain/han)