25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pilih Plan C, Sabtu Operasi Pemisahan

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Bayi kembar siam dirawat di RSU H Adam Malik. Rencananya Sabtu ini kakn diadakan operasi pemisahan.

SUMUTPOS.CO – Setelah dirawat di ruang Pediatric Intensiv Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, infeksi paru yang dialami salah seorang bayi kembar siam dempet dada, bayi Sahira dapat teratasi. Namun, Sahira masih harus menggunakan alat bantu pernafasan. Hal itu disampaikan Sekretaris Tim Dokter yang menangani, dr RIzky Adriansyah SpA (K), Senin (9/10) siang.”Masih dipasangi oksigen karena gagal jantung itu,” kata dr Rizky.

Meski begitu, lanjut dr Rizky, saat ini kondisi bayi kembar siam dempet dada itu mulai stabil. Pihaknya sudah merencanakan operasi pemisahan pada Sabtu ini (14/10) di RSUP H Adam Malik. “Kita memilih Plan C dengan segala resiko kita hadapi bersama,” kata dr Rizky.

Dijelaskan dr Rizky, memang awalnya pihaknya merencanakan pemasangan tissue expander. Namun, melihat kondisi bayi Sahira dengan jantung bocor, tidak memungkinkan untuk dipaksakan. Sedangkan masa menunggu 2 bulan sehingga tidak diketahui apa yang akan terjadi karena bayi Sahira mengalami gagal jantung.”Kalau menunggu 2 bulan, bisa saja sewaktu-waktu membahayakan karena Sahira mengalami infeksi paru berulang yang tentu bisa menularkan pada bayi Fahira,” lanjut dr Rizky.

dr Rizky menyebut, Tim Dokter yang melakukan pemisahan terbagi dari Dokter Spesialis Bedah Anak, Dokter Spesialis Bedah Saluran Cerna, Dokter Spesialis Bedah Bedah Toraks, Sokter Spesialis Bedah Plastik, Dokter ICU Anak, Dokter Spesialis Jantung Anak dan Dokter Spesialis Anastesi. Dikatakan dr Rizky, berdasar pengalaman, operasi pemisahan akan berlangsung 4 sampai 5 jam. Namun, diusahakan scepat mungkin karena kalau terlalu lama, akan terlalu beresiko pada bayi.

“Mohon doa, tanpa dukungan doa, tidak bisa juga ini. Ada yang lebih tahu, ini sebaiknya seperti apa. Doa punya peran penting dalam hal ini. Usaha semaksimal mungkin, ikhtiar bersama-sama dan selanjutnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa, ” tandas dr Rizky.

Sebelumnya, Ketua Tim Dokter yang menangani bayi kembar siam dempet dada itu, Prof Guslihan Dasa Tjipta SpA (K) kepada Wartawan, Selasa (3/10) sore mengatakan ada 3 rencana pemisahan yang disiapkan.

Pertama atau Plan A adalah elektif yang artinya dipersiapkan dengan membuat tissue ekspander yang akan dilakukan Dokter Spesialis Bedah, namun harus menunggu 2 bulan. Kedua atau Plan B adalah kalau Sahira mengalami gagal hidup, akan akan dilakukan pemisahan dengan segera yaitu dengan melakukan tindakan emergency diyng.

Sementara untuk Plan C, kedua bayi itu diharapkan hidup, namun bayi Sahira dengan kondisi jelek. Dengan Plan C, diharapkan bayi Sahira mendapat hasil lebih baik karena perawatan dengan kondisi terpisah akan lebih bagus. (ain/ila)

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Bayi kembar siam dirawat di RSU H Adam Malik. Rencananya Sabtu ini kakn diadakan operasi pemisahan.

SUMUTPOS.CO – Setelah dirawat di ruang Pediatric Intensiv Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, infeksi paru yang dialami salah seorang bayi kembar siam dempet dada, bayi Sahira dapat teratasi. Namun, Sahira masih harus menggunakan alat bantu pernafasan. Hal itu disampaikan Sekretaris Tim Dokter yang menangani, dr RIzky Adriansyah SpA (K), Senin (9/10) siang.”Masih dipasangi oksigen karena gagal jantung itu,” kata dr Rizky.

Meski begitu, lanjut dr Rizky, saat ini kondisi bayi kembar siam dempet dada itu mulai stabil. Pihaknya sudah merencanakan operasi pemisahan pada Sabtu ini (14/10) di RSUP H Adam Malik. “Kita memilih Plan C dengan segala resiko kita hadapi bersama,” kata dr Rizky.

Dijelaskan dr Rizky, memang awalnya pihaknya merencanakan pemasangan tissue expander. Namun, melihat kondisi bayi Sahira dengan jantung bocor, tidak memungkinkan untuk dipaksakan. Sedangkan masa menunggu 2 bulan sehingga tidak diketahui apa yang akan terjadi karena bayi Sahira mengalami gagal jantung.”Kalau menunggu 2 bulan, bisa saja sewaktu-waktu membahayakan karena Sahira mengalami infeksi paru berulang yang tentu bisa menularkan pada bayi Fahira,” lanjut dr Rizky.

dr Rizky menyebut, Tim Dokter yang melakukan pemisahan terbagi dari Dokter Spesialis Bedah Anak, Dokter Spesialis Bedah Saluran Cerna, Dokter Spesialis Bedah Bedah Toraks, Sokter Spesialis Bedah Plastik, Dokter ICU Anak, Dokter Spesialis Jantung Anak dan Dokter Spesialis Anastesi. Dikatakan dr Rizky, berdasar pengalaman, operasi pemisahan akan berlangsung 4 sampai 5 jam. Namun, diusahakan scepat mungkin karena kalau terlalu lama, akan terlalu beresiko pada bayi.

“Mohon doa, tanpa dukungan doa, tidak bisa juga ini. Ada yang lebih tahu, ini sebaiknya seperti apa. Doa punya peran penting dalam hal ini. Usaha semaksimal mungkin, ikhtiar bersama-sama dan selanjutnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa, ” tandas dr Rizky.

Sebelumnya, Ketua Tim Dokter yang menangani bayi kembar siam dempet dada itu, Prof Guslihan Dasa Tjipta SpA (K) kepada Wartawan, Selasa (3/10) sore mengatakan ada 3 rencana pemisahan yang disiapkan.

Pertama atau Plan A adalah elektif yang artinya dipersiapkan dengan membuat tissue ekspander yang akan dilakukan Dokter Spesialis Bedah, namun harus menunggu 2 bulan. Kedua atau Plan B adalah kalau Sahira mengalami gagal hidup, akan akan dilakukan pemisahan dengan segera yaitu dengan melakukan tindakan emergency diyng.

Sementara untuk Plan C, kedua bayi itu diharapkan hidup, namun bayi Sahira dengan kondisi jelek. Dengan Plan C, diharapkan bayi Sahira mendapat hasil lebih baik karena perawatan dengan kondisi terpisah akan lebih bagus. (ain/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/