Masyarakat juga diharap tidak beraktifitas dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara. Kemudian di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Sinabung.
“Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar,” tukasnya.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap waspada. Sebab, bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air.
“Sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir, seperti yang terjadi di Desa Sigarang-garang dan Sukatendel beberapa waktu lalu,” pungkasnya.
Sementara, Datasemen A Brimob bersama masyarakat Kota Binjai mengumpulkan bantuan untuk disalurkan kepada pengungsi Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumut. Bantuan tersebut sudah dikirim ke pengungsi yang dilepas langsung Kepala Datasemen A Brimob Poldasu, AKBP Nugroho Tri Nuryanto di Mako Jalan Soekarno-Hatta Km 21, Binjai Timur, Senin (26/2).
“Kita kirim bantuan yang dikumpul bersama masyarakat dalam rangka membantu korban erupsi Gunung Sinabung kemarin. Sesuai dengan moto Brimob, jiwa ragaku demi kemanusiaan,” jelas AKBP Nugroho Tri Nuryanto.
Dia menambahkan, bantuan yang dikirim berupa 3,6 ton beras, 3000 butir telur, obat-obatan dan lainnya. Tidak hanya bantuan kemanusiaan yang dikirim, Nugie bilang, 1 pleton personel Den A Brimob juga sudah dikirim ke Tanah Karo.
“1 pleton itu BKO selama 10 hari dalam rangka misi kemanusiaan. 30 personel dalam 1 pleton itu dipimpin Ipda Idris,” tandasnya.(deo/ted/ala)