30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Trauma, Sekolah Tolak Obat Frambusia

Foto: Anwar/PM Ratusan pelajar SD Negeri 102056 Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Deliserdang, Sumut, mengalami keracunan obat, Kamis (25/8).
Foto: Anwar/PM
Ratusan pelajar SD Negeri 102056 Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Deliserdang, Sumut, mengalami keracunan obat, Kamis (25/8).

TANJUNG BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Program pemberian obat frambusia secara massal tetap dilakukan kepada puluhan pelajar sejumlah sekolah di Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Jumat (26/8). Tapi, di hari kedua kemarin pihak sekolah tersebut melakukan penolakan karena masih trauma.

Keterangan diperoleh dari Kades Nagur, Yahdi, tim dari Puskesmas dan Kementerian berusaha melanjutkan pemberian obat frambusia yang berbahaya seperti disebut dalam brosur.

“Orangtua murid menolak jika anaknya kembali dicekoki pil Azithromycin. Mereka takut jika anaknya mengalami muntah, pusing seperti ratusan teman temannya lebih dulu menelannya,” kata Kades berusia 50 itu.

“Masyarakat masih trauma ats kejadian semalam, mereka menolaknya untuk dilakukan pemberian obat tersebut,” sebut Yahdi.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Beringin dr Erna Ningsih ketika disambangi tidak berada di tempat. Begitu juga dihubungi melalui seluler sayangnya tidak diangkat.

KTU Puskesmas Edi Edison yang terpisah dihubungi mengatakan, bahwa mereka memang berencana melanjutkan pemberian obat frambusia kepada pelajar SD di Desa Nagur.

“Tim dari Kementerian yang kita dampingi sudah turun ke sekolah, namun karena orang tua dan sekolah menolak, karena kejadian semalam,” katanya
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pelajar SD di Desa Nagur mengalami pusing, mual hingga muntah bahkan pingsan usai menelan 3 pil yang diberikan tim kesehatan kepada mereka.

Akibatnya, mereka dilarikan ke Puskesmas guna mendapat perawatan lanjutan. Disebutkan para siswa, guru mereka awalnya memberitahu akan diberi obat cacing, tapi ternyata obat trambusia yang diduga obat keras dengan pemakaian yang cukup hati-hati. (pm)

Foto: Anwar/PM Ratusan pelajar SD Negeri 102056 Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Deliserdang, Sumut, mengalami keracunan obat, Kamis (25/8).
Foto: Anwar/PM
Ratusan pelajar SD Negeri 102056 Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Deliserdang, Sumut, mengalami keracunan obat, Kamis (25/8).

TANJUNG BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Program pemberian obat frambusia secara massal tetap dilakukan kepada puluhan pelajar sejumlah sekolah di Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Jumat (26/8). Tapi, di hari kedua kemarin pihak sekolah tersebut melakukan penolakan karena masih trauma.

Keterangan diperoleh dari Kades Nagur, Yahdi, tim dari Puskesmas dan Kementerian berusaha melanjutkan pemberian obat frambusia yang berbahaya seperti disebut dalam brosur.

“Orangtua murid menolak jika anaknya kembali dicekoki pil Azithromycin. Mereka takut jika anaknya mengalami muntah, pusing seperti ratusan teman temannya lebih dulu menelannya,” kata Kades berusia 50 itu.

“Masyarakat masih trauma ats kejadian semalam, mereka menolaknya untuk dilakukan pemberian obat tersebut,” sebut Yahdi.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Beringin dr Erna Ningsih ketika disambangi tidak berada di tempat. Begitu juga dihubungi melalui seluler sayangnya tidak diangkat.

KTU Puskesmas Edi Edison yang terpisah dihubungi mengatakan, bahwa mereka memang berencana melanjutkan pemberian obat frambusia kepada pelajar SD di Desa Nagur.

“Tim dari Kementerian yang kita dampingi sudah turun ke sekolah, namun karena orang tua dan sekolah menolak, karena kejadian semalam,” katanya
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pelajar SD di Desa Nagur mengalami pusing, mual hingga muntah bahkan pingsan usai menelan 3 pil yang diberikan tim kesehatan kepada mereka.

Akibatnya, mereka dilarikan ke Puskesmas guna mendapat perawatan lanjutan. Disebutkan para siswa, guru mereka awalnya memberitahu akan diberi obat cacing, tapi ternyata obat trambusia yang diduga obat keras dengan pemakaian yang cukup hati-hati. (pm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/