30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Presiden: Mundar Mundur Kapan Selesai…?

FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS Presiden Joko Widodo dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) tujuh proyek pembangunan dalam kunjungan kerja keduanya ke Sumatera Utara, Selasa (27/1). Ketujuh proyek strategis yang dipusatkan di Pelabuhan Kualatanjung, Kabupaten Batubara itu antara lain, pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung , Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, produk pengembangan pabrik peleburan alumunium, Kawasan Industri Terpadu Kualatanjung-Sei Mangkei , gardu induk PLN di Sei Mangkei, Pembangunan pabrik minyak goreng, serta pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 17 km.
FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Presiden Joko Widodo dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) tujuh proyek pembangunan dalam kunjungan kerja keduanya ke Sumatera Utara, Selasa (27/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan proyek-proyek infrastruktur pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah resmi dimulai. Jokowi mengawali rangkaian pembangunan proyek infrastruktur tersebut dengan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama tujuh proyek pembangunan di Sumut.

Ketujuh proyek strategis yang dipusatkan di Pelabuhan Kualatanjung, Kabupaten Batubara itu antara lain, pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung yang dibangun PT Pelayaran Indonesia (Pelindo), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, produk

pengembangan pabrik peleburan alumunium, Kawasan Industri Terpadu Kualatanjung-Sei Mangkei dengan luas area mencakup 7 ribu hektare, gardu induk PLN 500/150 KV di Sei Mangkei oleh PT PLN, pembangunan pabrik minyak goreng kapasitas 600 ribu ton/ tahun, serta pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 17 km oleh PT Hutama Karya di Jalan Binjai Desa Megawati.

Menariknya, saat teleconference dari Kualatanjung, Presiden Jokowi bolakbalik cengengesan dan membuat khalayak tertawa. Saat teleconference sang presiden didampingi Meneg BUMN Rini Soemarno dan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho. Teleconference dari Pelabuhan Kualatanjung itu terhubung di ketiga tempat groundbreaking. Amatan Sumut Pos, dalam perbincangan teleconference itu, Jokowi secara interaktif berdialog dengan pihak terkait di tiga lokasi berbeda. Dialog itu tampak cair. Presiden sesekali melontarkan candaan yang membuat para tamu undangan dan awak media tertawa.

Contohnya saat Jokowi menyapa pihak Jasa Marga perihal pengerjaan jalan tol Medan-Binjai di Desa Megawati, Binjai. “Mundar, mundur, mundar, mundur. Saya juga risih mendengarnya. Sudah berkali-kali saya ditanyai oleh Pak Gubernur, soal pembangunan jalan tol Medan-Binjai ini kapan dimulai,” ungkapnya.

“Kira-kira bisa selesainya berapa lama ya?” tambah Jokowi.

“Tujuh belas kilometer dalam 2 tahun Pak,” sahut pihak Jasa Marga.

Lantas Jokowi mengatakan, kenapa untuk pengerjaan 17 kilometer baru dapat selesai dalam dua tahun, dan ia menginginkan agar proyek itu lebih cepat diselesaikan. “Sebelum dua tahun harus selesai. Saya pun bosan bolak-balik ke Sumatera Utara dan Medan, tak siap-siap. Kalau bisa siang malam dikerjakan, biar cepat selesai. Bisa?” ungkapnya seraya disambut tawa seluruh tamu undangan.

Konfrensi sendiri berlangsung kurang lebih 30 menit, usai presiden meneken sirine tanda peresmian peletakan batu pertama ketujuh proyek tersebut dimulai.

Jokowi mengungkapkan, Kawasan Industri Kualatanjung-Sei Mangkei adalah proyek ambisius yang harus dikerjakan secara keroyok namun juga realistis. Bahkan presiden mengakui sudah tiga kali dirinya ditanyai Gubsu Gatot mengenai KEK Sei Mangkei. Awalnya dia menyangka kawasan yang disampaikan Gatot itu luasnya hanya sekitar 10 hektare-20 hektare. “Saya bertanya, saya pikir seperti provinsi yang lain luasnya 10 hektare-20 hektare, nyatanya jawabannya mengejutkan saya,” ujarnya.

Kemudian saat berkomunikasi dengan pihak PT Inalum mengenai calon investor yang sudah dan akan masuk, pernyataan Jokowi kembali mengundang tawa para undangan. Dia menyatakan, bila PT Inalum memerlukan modal maupun anggaran guna kelancaran semua kesiapan operasional yang terintegrasi secara terpadu itu, silahkan minta ke Meneg BUMN. “Sampaikan kepada investor bahwa pelabuhan sudah dimulai dan akan selesai sebelum Maret 2017. Industri, pabrik-pabrik sebelum selesai silakan masuk dan silahkan ambil. Artinya sembari pelabuhan dibangun, industrinya dapat dimulai. Tapi kalau Inalum kurang modal dan anggaran, silahkan datang ke Kemen BUMN, saya tunggu,” ujarnya yang kembali disambut tawa riuh para undangan, baik yang berada di Pelabuhan Kualatanjung maupun di Inalum sendiri. Bahkan direktur Inalum yang berkomunikasi dengan Jokowi juga ikut tertawa mendengar jawabannya.

Presiden Jokowi beserta ibu negara Iriana tiba di Bandara Lanud Soewondo, Medan pukul 09.50 WIB. Rombongan kemudian bertolak ke Kualatanjung dengan menumpang helikopter, sekitar pukul 10.40 WIB. Di lokasi Pelabuhan Kualatanjung, presiden didampingi gubernur meresmikan peletakan batu pertama pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung. Habis dari situ, rombongan menyempatkan diri berkunjung dan melihat pabrik operasional PT Inalum. Di situ presiden dan juga Gubsu Gatot dijamu santap siang bersama para pemangku kewajiban lainnya, hingga pukul 13.25 WIB. Selanjutnya presiden menuju KEK Sei Mangkei melalui jalur darat, kemudian kembali ke Pelabuhan Kualatanjung menaiki helikopter untuk balik ke Lanud Soewondo.

Gubernur Gatot dalam sambutannya mengatakan, bahwa tujuh proyek yang diresmikan pembangunannya tersebut sangat strategis dan akan merubah wajah perekonomian Sumut ke depan. Dikatakannya, KEK Sei Mangkei sebagai KEK industri pertama yang saat ini menjadi role model nasional bagi kawasan ekonomi khusus lainnya.

“Setelah tiga tahun berjuang, operasional KEK adalah dambaan kami semua. Sumatera Utara akan bergerak menuju level selanjutnya, melalui kawasan ekonomi khusus yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor dan impor, serta kegiatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional,” ujarnya. (prn/rul/ful/rbb)

 

 

FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS Presiden Joko Widodo dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) tujuh proyek pembangunan dalam kunjungan kerja keduanya ke Sumatera Utara, Selasa (27/1). Ketujuh proyek strategis yang dipusatkan di Pelabuhan Kualatanjung, Kabupaten Batubara itu antara lain, pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung , Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, produk pengembangan pabrik peleburan alumunium, Kawasan Industri Terpadu Kualatanjung-Sei Mangkei , gardu induk PLN di Sei Mangkei, Pembangunan pabrik minyak goreng, serta pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 17 km.
FOTO: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Presiden Joko Widodo dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) tujuh proyek pembangunan dalam kunjungan kerja keduanya ke Sumatera Utara, Selasa (27/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan proyek-proyek infrastruktur pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah resmi dimulai. Jokowi mengawali rangkaian pembangunan proyek infrastruktur tersebut dengan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama tujuh proyek pembangunan di Sumut.

Ketujuh proyek strategis yang dipusatkan di Pelabuhan Kualatanjung, Kabupaten Batubara itu antara lain, pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung yang dibangun PT Pelayaran Indonesia (Pelindo), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, produk

pengembangan pabrik peleburan alumunium, Kawasan Industri Terpadu Kualatanjung-Sei Mangkei dengan luas area mencakup 7 ribu hektare, gardu induk PLN 500/150 KV di Sei Mangkei oleh PT PLN, pembangunan pabrik minyak goreng kapasitas 600 ribu ton/ tahun, serta pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 17 km oleh PT Hutama Karya di Jalan Binjai Desa Megawati.

Menariknya, saat teleconference dari Kualatanjung, Presiden Jokowi bolakbalik cengengesan dan membuat khalayak tertawa. Saat teleconference sang presiden didampingi Meneg BUMN Rini Soemarno dan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, dan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho. Teleconference dari Pelabuhan Kualatanjung itu terhubung di ketiga tempat groundbreaking. Amatan Sumut Pos, dalam perbincangan teleconference itu, Jokowi secara interaktif berdialog dengan pihak terkait di tiga lokasi berbeda. Dialog itu tampak cair. Presiden sesekali melontarkan candaan yang membuat para tamu undangan dan awak media tertawa.

Contohnya saat Jokowi menyapa pihak Jasa Marga perihal pengerjaan jalan tol Medan-Binjai di Desa Megawati, Binjai. “Mundar, mundur, mundar, mundur. Saya juga risih mendengarnya. Sudah berkali-kali saya ditanyai oleh Pak Gubernur, soal pembangunan jalan tol Medan-Binjai ini kapan dimulai,” ungkapnya.

“Kira-kira bisa selesainya berapa lama ya?” tambah Jokowi.

“Tujuh belas kilometer dalam 2 tahun Pak,” sahut pihak Jasa Marga.

Lantas Jokowi mengatakan, kenapa untuk pengerjaan 17 kilometer baru dapat selesai dalam dua tahun, dan ia menginginkan agar proyek itu lebih cepat diselesaikan. “Sebelum dua tahun harus selesai. Saya pun bosan bolak-balik ke Sumatera Utara dan Medan, tak siap-siap. Kalau bisa siang malam dikerjakan, biar cepat selesai. Bisa?” ungkapnya seraya disambut tawa seluruh tamu undangan.

Konfrensi sendiri berlangsung kurang lebih 30 menit, usai presiden meneken sirine tanda peresmian peletakan batu pertama ketujuh proyek tersebut dimulai.

Jokowi mengungkapkan, Kawasan Industri Kualatanjung-Sei Mangkei adalah proyek ambisius yang harus dikerjakan secara keroyok namun juga realistis. Bahkan presiden mengakui sudah tiga kali dirinya ditanyai Gubsu Gatot mengenai KEK Sei Mangkei. Awalnya dia menyangka kawasan yang disampaikan Gatot itu luasnya hanya sekitar 10 hektare-20 hektare. “Saya bertanya, saya pikir seperti provinsi yang lain luasnya 10 hektare-20 hektare, nyatanya jawabannya mengejutkan saya,” ujarnya.

Kemudian saat berkomunikasi dengan pihak PT Inalum mengenai calon investor yang sudah dan akan masuk, pernyataan Jokowi kembali mengundang tawa para undangan. Dia menyatakan, bila PT Inalum memerlukan modal maupun anggaran guna kelancaran semua kesiapan operasional yang terintegrasi secara terpadu itu, silahkan minta ke Meneg BUMN. “Sampaikan kepada investor bahwa pelabuhan sudah dimulai dan akan selesai sebelum Maret 2017. Industri, pabrik-pabrik sebelum selesai silakan masuk dan silahkan ambil. Artinya sembari pelabuhan dibangun, industrinya dapat dimulai. Tapi kalau Inalum kurang modal dan anggaran, silahkan datang ke Kemen BUMN, saya tunggu,” ujarnya yang kembali disambut tawa riuh para undangan, baik yang berada di Pelabuhan Kualatanjung maupun di Inalum sendiri. Bahkan direktur Inalum yang berkomunikasi dengan Jokowi juga ikut tertawa mendengar jawabannya.

Presiden Jokowi beserta ibu negara Iriana tiba di Bandara Lanud Soewondo, Medan pukul 09.50 WIB. Rombongan kemudian bertolak ke Kualatanjung dengan menumpang helikopter, sekitar pukul 10.40 WIB. Di lokasi Pelabuhan Kualatanjung, presiden didampingi gubernur meresmikan peletakan batu pertama pembangunan terminal multipurpose Kualatanjung di Pelabuhan Kualatanjung. Habis dari situ, rombongan menyempatkan diri berkunjung dan melihat pabrik operasional PT Inalum. Di situ presiden dan juga Gubsu Gatot dijamu santap siang bersama para pemangku kewajiban lainnya, hingga pukul 13.25 WIB. Selanjutnya presiden menuju KEK Sei Mangkei melalui jalur darat, kemudian kembali ke Pelabuhan Kualatanjung menaiki helikopter untuk balik ke Lanud Soewondo.

Gubernur Gatot dalam sambutannya mengatakan, bahwa tujuh proyek yang diresmikan pembangunannya tersebut sangat strategis dan akan merubah wajah perekonomian Sumut ke depan. Dikatakannya, KEK Sei Mangkei sebagai KEK industri pertama yang saat ini menjadi role model nasional bagi kawasan ekonomi khusus lainnya.

“Setelah tiga tahun berjuang, operasional KEK adalah dambaan kami semua. Sumatera Utara akan bergerak menuju level selanjutnya, melalui kawasan ekonomi khusus yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor dan impor, serta kegiatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional,” ujarnya. (prn/rul/ful/rbb)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/