31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

PJJ di Tengah Pandemi, Belajar Bahasa Inggris Lewat Greeting Card

AIRJOMAN, SUMUTPOS.CO – Belajar mata pelajaran (maple) Bahasa Inggris itu gampang-gampang susah. Banyak siswa di Sumatera Utara yang rada sulit mengerti Bahasa Inggris. Belajar tatap muka saja mereka agak sulit paham, apalagi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (dalam jaringan). Namun seorang guru Bahasa Inggris di MTs Negeri 2 Asahan, Sumatera Utara, kreatif menciptakan metode yang menarik antusisme para siswa.

“Saya bukan guru Bahasa Inggris. Saya guru IPA. Tapi saya tertarik menceritakan metode teman saya sesama guru mengajarkan Bahasa Inggris kepada para murid, di tengah pandemi Covid-19 ini. Menurut saya metodenya cukup inovatif,” kata Rismawati Ramadhani, guru IPA di MTsN 2 Asahan, kepada Sumut Pos, kemarin.

Rismawati menjelaskan, guru Bahasa Inggris tersebut bernama Rehana Nasution SPd, akrab dipanggil Ma’am Re oleh para siswa. “Selama PJJ, ia memanfaatkan berbagai media yang menarik. Di antaranya aplikasi E-learning Madrasah, Zoom, Microsoft Sway, Movavi, Messenger, dan juga WhatsApp,” kata Rismawati.

Satu metode yang dianggap fasilitator daerah komunikasi Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini berhasil menarik perhatian para siswa agar bersemangat Belajar Dari Rumah (BDR), adalah menugaskan siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C membuat greeting card (kartu ucapan). Waktu penugasan selama satu minggu, mulai tanggal 11-18 November 2020.

“Sebagai panduan awal, Ma’am Re menjelaskan secara terperinci tentang apa itu “Greeting Card” melalui Voice Note, yang dikirim ke hp para siswa.

Ia mencontohkan cara membuat kartu ucapan tersebut melalui video, yang kemudian dishare ke group WhatsApp (WA) kelas masimg-masing. Selanjutnya, anak–anak diberi kebebasan pada siapa kartu tersebut ditujukan,” jelasnya. Misalnya kartu Happy Mother’s Day, Happy Birthday, dan lainnya.

Selama proses pembuatan greeting card, para siswa dianjurkan berkreasi sesuai minat masing-masing, didampingi orangtua. Bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan, mereka diarahkan untuk mencari informasi tambahan melalui YouTube ataupun Google sebagai sumber belajar.

“Ma’am Re juga meminta peserta didik membuat dokumentasi saat proses pembuatan hingga hasil akhir greeting card,” ungkapnya.

Karya para siswa ternyata membuat guru Bahasa Inggris ini sangat senang dan bangga. “Kreativitas mereka sangat terlihat dalam praktik pembuatan greeting card tersebut. Memang masih ada beberapa siswa yang salah dalam penulisan Bahasa Inggris, tetapi kebanyakan sudah tepat dan kalimatnya juga lumayan kreatif,” ucap Rehana Nasution, seperti ditiruka Rismawati.

Hal menarik lainnya. Para siswa sudah mengirimkan karya greeting card mereka ke WA pribadi sang guru, hanya selang 2–3 hari setelah pemberian tugas.

Padahal mereka diberi waktu berkreasi selama seminggu. Sebagai guru, tentu saja ia ikut bersemangat merasakan semangat para siswa menunjukkan karya-karyanya. “Sebagai guru yang baik, dia tetap memuji para peserta didik sembari memberi arahan melalui voice note WA, agar karya para murid bisa lebih baik lagi ke depannya,” kata Risma.

Salahsatu greeting card karya siswa MTs Negeri 2 Asahan, Sumatera Utara, yang ditujukan untuk ibunya.

Berbagai contoh greeting card yang dikirimkan peserta didik di antaranya, kartu Happy Mother’s Day karya Shofiyah Azzahra, berisi cinta untuk ibunya.

Hasilnya, sang ibu menetes air matanya usai membaca kartu itu. Siswa bernama Najla Assyifa membuat kartu ucapan Happy Birthday kepada temannya yang tanggal lahirnya sama dengan tanggal pengumpulan tugas. Temannya sangat senang dan terharu.

Kemudian Tiara Sakinah membuat kartu ucapan kepada gurunya untuk Happy Teacher’s Day. Alasan memilih tema itu: “Karena sebentar lagi Hari Guru, namun kami tidak bisa bertemu langsung. Jadi lewat kartu ini aja,” kata Tiara.

Ma’am Re yang juga guru berprestasi tingkat Kabupaten Asahan tahun 2011, menilai, hasil pembelajaran lewat praktik membuat greeting card itu berhasil mencapai tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik mampu membuat kartu ucapan berbahasa Inggris yang ditujukan pada seseorang, sekaligus belajar spelling Bahasa Inggris, serta senang dengan metode pembelajaran tersebut.

“Mereka mampu mengungkapkan perasaan melalui greeting card tersebut. Bahkan mereka antusias ingin membuat kartu ucapan lain dalam bahasa Inggris, berisi isi hati mereka. Semoga metode pembelajaran seperti ini dapat memotivasi siswa untuk terus belajar, berkreasi, dan berkarya di tengah pandemi Covid-19,” kata Rehana kepada Risma.

Setelah mengamati metode pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan rekan gurunya, Rismawati mengaku banyak belajar tentang metode serta media pembelajaran untuk mencapai tujuan.

“Meski demikian, peran orangtua mendampingi anak juga sangat besar mendukung keberhasilan PJJ. Saya kira, para guru bisa meniru inovasi ini,” pungkasnya. (mea)

AIRJOMAN, SUMUTPOS.CO – Belajar mata pelajaran (maple) Bahasa Inggris itu gampang-gampang susah. Banyak siswa di Sumatera Utara yang rada sulit mengerti Bahasa Inggris. Belajar tatap muka saja mereka agak sulit paham, apalagi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (dalam jaringan). Namun seorang guru Bahasa Inggris di MTs Negeri 2 Asahan, Sumatera Utara, kreatif menciptakan metode yang menarik antusisme para siswa.

“Saya bukan guru Bahasa Inggris. Saya guru IPA. Tapi saya tertarik menceritakan metode teman saya sesama guru mengajarkan Bahasa Inggris kepada para murid, di tengah pandemi Covid-19 ini. Menurut saya metodenya cukup inovatif,” kata Rismawati Ramadhani, guru IPA di MTsN 2 Asahan, kepada Sumut Pos, kemarin.

Rismawati menjelaskan, guru Bahasa Inggris tersebut bernama Rehana Nasution SPd, akrab dipanggil Ma’am Re oleh para siswa. “Selama PJJ, ia memanfaatkan berbagai media yang menarik. Di antaranya aplikasi E-learning Madrasah, Zoom, Microsoft Sway, Movavi, Messenger, dan juga WhatsApp,” kata Rismawati.

Satu metode yang dianggap fasilitator daerah komunikasi Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini berhasil menarik perhatian para siswa agar bersemangat Belajar Dari Rumah (BDR), adalah menugaskan siswa kelas VIII A, VIII B dan VIII C membuat greeting card (kartu ucapan). Waktu penugasan selama satu minggu, mulai tanggal 11-18 November 2020.

“Sebagai panduan awal, Ma’am Re menjelaskan secara terperinci tentang apa itu “Greeting Card” melalui Voice Note, yang dikirim ke hp para siswa.

Ia mencontohkan cara membuat kartu ucapan tersebut melalui video, yang kemudian dishare ke group WhatsApp (WA) kelas masimg-masing. Selanjutnya, anak–anak diberi kebebasan pada siapa kartu tersebut ditujukan,” jelasnya. Misalnya kartu Happy Mother’s Day, Happy Birthday, dan lainnya.

Selama proses pembuatan greeting card, para siswa dianjurkan berkreasi sesuai minat masing-masing, didampingi orangtua. Bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan, mereka diarahkan untuk mencari informasi tambahan melalui YouTube ataupun Google sebagai sumber belajar.

“Ma’am Re juga meminta peserta didik membuat dokumentasi saat proses pembuatan hingga hasil akhir greeting card,” ungkapnya.

Karya para siswa ternyata membuat guru Bahasa Inggris ini sangat senang dan bangga. “Kreativitas mereka sangat terlihat dalam praktik pembuatan greeting card tersebut. Memang masih ada beberapa siswa yang salah dalam penulisan Bahasa Inggris, tetapi kebanyakan sudah tepat dan kalimatnya juga lumayan kreatif,” ucap Rehana Nasution, seperti ditiruka Rismawati.

Hal menarik lainnya. Para siswa sudah mengirimkan karya greeting card mereka ke WA pribadi sang guru, hanya selang 2–3 hari setelah pemberian tugas.

Padahal mereka diberi waktu berkreasi selama seminggu. Sebagai guru, tentu saja ia ikut bersemangat merasakan semangat para siswa menunjukkan karya-karyanya. “Sebagai guru yang baik, dia tetap memuji para peserta didik sembari memberi arahan melalui voice note WA, agar karya para murid bisa lebih baik lagi ke depannya,” kata Risma.

Salahsatu greeting card karya siswa MTs Negeri 2 Asahan, Sumatera Utara, yang ditujukan untuk ibunya.

Berbagai contoh greeting card yang dikirimkan peserta didik di antaranya, kartu Happy Mother’s Day karya Shofiyah Azzahra, berisi cinta untuk ibunya.

Hasilnya, sang ibu menetes air matanya usai membaca kartu itu. Siswa bernama Najla Assyifa membuat kartu ucapan Happy Birthday kepada temannya yang tanggal lahirnya sama dengan tanggal pengumpulan tugas. Temannya sangat senang dan terharu.

Kemudian Tiara Sakinah membuat kartu ucapan kepada gurunya untuk Happy Teacher’s Day. Alasan memilih tema itu: “Karena sebentar lagi Hari Guru, namun kami tidak bisa bertemu langsung. Jadi lewat kartu ini aja,” kata Tiara.

Ma’am Re yang juga guru berprestasi tingkat Kabupaten Asahan tahun 2011, menilai, hasil pembelajaran lewat praktik membuat greeting card itu berhasil mencapai tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik mampu membuat kartu ucapan berbahasa Inggris yang ditujukan pada seseorang, sekaligus belajar spelling Bahasa Inggris, serta senang dengan metode pembelajaran tersebut.

“Mereka mampu mengungkapkan perasaan melalui greeting card tersebut. Bahkan mereka antusias ingin membuat kartu ucapan lain dalam bahasa Inggris, berisi isi hati mereka. Semoga metode pembelajaran seperti ini dapat memotivasi siswa untuk terus belajar, berkreasi, dan berkarya di tengah pandemi Covid-19,” kata Rehana kepada Risma.

Setelah mengamati metode pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan rekan gurunya, Rismawati mengaku banyak belajar tentang metode serta media pembelajaran untuk mencapai tujuan.

“Meski demikian, peran orangtua mendampingi anak juga sangat besar mendukung keberhasilan PJJ. Saya kira, para guru bisa meniru inovasi ini,” pungkasnya. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/