29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Alhamdulillah… 965 Mata Kembali Melihat Indahnya Dunia

Enam dokter spesialis mata handal Indonesia terlibat sepenuhnya. Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus program agar dapat membaktikan ilmunya bagi masyarakat pra-sejahtera. Sejak tahun 2011, empat orang dokter spesialis mata di Sumatra Utara telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan mengembangkan kapasitas mereka dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil (small-incision cataract surgery) dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah.

Pemulihan penglihatan bagi anggota keluarga akan memberi dampak signifikan dalam mengurangi kesulitan perekonomian keluarga, karena orang yang mendapatkan penglihatan dan anggota keluarga yang biasa merawatnya dapat kembali mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Foto: Tarmizy Harva/Dok Martabe Pasien termuda, Aulia Harahap (9 tahun), ditemani ibunya sebelum masuk ruang operasi di RS Tentara Padangsidimpuan, Senin (25/1).
Foto: Dok Martabe
Pasien termuda, Aulia Harahap (9 tahun), ditemani ibunya sebelum masuk ruang operasi di RS Tentara Padangsidimpuan, Senin (25/1).

Torkis (45 tahun), warga Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailling Natal (Madina), merasa lega karena seluruh anggota keluarganya, yakni istrinya Mariana (43), dan anak-anaknya, yaitu Sopiahrini (21), Ilham (14), Irman (13), dan Anna Mupidah (11) akhirnya dapat menjalani operasi katarak pada 25 Januari 2016 di Rumah Sakit Tentara Losungbatu, Padangsidimpuan.

Telah lebih dari tiga tahun katarak pada kedua mata Ilham menghalanginya meraih prestasi di sekolah. “Dulu saya tidak bisa melihat papan tulis dari tempat duduk saya di kelas dan harus mendekatkan buku pelajaran ke mata saat membaca di rumah. Sekarang saya dapat melihat jelas dan saya ingin mendapat ranking di kelas,” ujarnya. Ilham juga berharap adik-adiknya juga bisa berprestasi di sekolahnya pasca operasi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian Hardono menyatakan, “Kami berharap pemulihan penglihatan yang telah berhasil diperoleh melalui operasi ini dapat dimaksimalkan selama satu bulan masa rawat mandiri pasca operasi. Ketelatenan pasien dan keluarga dalam merawat mata pasca operasi amat menentukan. Kami ingin menginspirasi masyarakat luas tentang hadirnya kesempatan kedua untuk hidup kembali produktif.”
Sejak 2011, program ini telah mendukung peningkatan pemahaman lebih dari 3.500 anggota masyarakat, memfasilitasi pemeriksaan mata gratis kepada lebih dari 12.000 orang, dan 4.230 orang telah menjalani operasi katarak dengan tingkat keberhasilan 100%. Pasien termuda yang berhasil dioperasi berusia delapan bulan dan pasien tertua berusia 108 tahun.

Dukungan dana yang disalurkan Tambang Emas Martabe untuk penyelenggaraan program ini terus meningkat setiap tahunnya. Di 2011, USD 40.000. Tahun berikutnya, 2012, naik menjadi USD 75.000 dan tahun lalu, 2014, sebesar USD 110.000. Tahun 2015 Tambang Emas Martabe telah menyalurkan USD 120.000. (rel/mea)

Enam dokter spesialis mata handal Indonesia terlibat sepenuhnya. Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus program agar dapat membaktikan ilmunya bagi masyarakat pra-sejahtera. Sejak tahun 2011, empat orang dokter spesialis mata di Sumatra Utara telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan mengembangkan kapasitas mereka dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil (small-incision cataract surgery) dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah.

Pemulihan penglihatan bagi anggota keluarga akan memberi dampak signifikan dalam mengurangi kesulitan perekonomian keluarga, karena orang yang mendapatkan penglihatan dan anggota keluarga yang biasa merawatnya dapat kembali mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Foto: Tarmizy Harva/Dok Martabe Pasien termuda, Aulia Harahap (9 tahun), ditemani ibunya sebelum masuk ruang operasi di RS Tentara Padangsidimpuan, Senin (25/1).
Foto: Dok Martabe
Pasien termuda, Aulia Harahap (9 tahun), ditemani ibunya sebelum masuk ruang operasi di RS Tentara Padangsidimpuan, Senin (25/1).

Torkis (45 tahun), warga Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailling Natal (Madina), merasa lega karena seluruh anggota keluarganya, yakni istrinya Mariana (43), dan anak-anaknya, yaitu Sopiahrini (21), Ilham (14), Irman (13), dan Anna Mupidah (11) akhirnya dapat menjalani operasi katarak pada 25 Januari 2016 di Rumah Sakit Tentara Losungbatu, Padangsidimpuan.

Telah lebih dari tiga tahun katarak pada kedua mata Ilham menghalanginya meraih prestasi di sekolah. “Dulu saya tidak bisa melihat papan tulis dari tempat duduk saya di kelas dan harus mendekatkan buku pelajaran ke mata saat membaca di rumah. Sekarang saya dapat melihat jelas dan saya ingin mendapat ranking di kelas,” ujarnya. Ilham juga berharap adik-adiknya juga bisa berprestasi di sekolahnya pasca operasi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian Hardono menyatakan, “Kami berharap pemulihan penglihatan yang telah berhasil diperoleh melalui operasi ini dapat dimaksimalkan selama satu bulan masa rawat mandiri pasca operasi. Ketelatenan pasien dan keluarga dalam merawat mata pasca operasi amat menentukan. Kami ingin menginspirasi masyarakat luas tentang hadirnya kesempatan kedua untuk hidup kembali produktif.”
Sejak 2011, program ini telah mendukung peningkatan pemahaman lebih dari 3.500 anggota masyarakat, memfasilitasi pemeriksaan mata gratis kepada lebih dari 12.000 orang, dan 4.230 orang telah menjalani operasi katarak dengan tingkat keberhasilan 100%. Pasien termuda yang berhasil dioperasi berusia delapan bulan dan pasien tertua berusia 108 tahun.

Dukungan dana yang disalurkan Tambang Emas Martabe untuk penyelenggaraan program ini terus meningkat setiap tahunnya. Di 2011, USD 40.000. Tahun berikutnya, 2012, naik menjadi USD 75.000 dan tahun lalu, 2014, sebesar USD 110.000. Tahun 2015 Tambang Emas Martabe telah menyalurkan USD 120.000. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/