29 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pilbup Taput Memanas, Penghitungan Suara Pilgubsu Terganggu

Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga.

SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Pilkada serentak di Sumatera Utara sedikit tercoreng. Penyebabnya, pelaksanaan Pemilihan Bupati (Pilbup) Tapanuli Utara (Taput) diwarnai kerusuhan. Indikasi kecurangan salah satu pasangan calon, membuat wilayah tersebut ‘memanas’. Kantor KPU Taput bahkan sempat dikuasai massa yang menuding adanya kecurangan.

Akibat kerusuhan ini, penghutungan suara Pilgubsu terganggu, dan data yang baru masuk sekitar 17 persen. “Banyak massa demo di kantor KPU Taput. Sampai siang ini kondisinya masih memanas,” kata Komisioner KPU Sumut Benget Manahan Silitonga kepada Sumut Pos, Kamis (28/6).

Menurut laporan yang mereka terima, kata Benget, tidak ada upaya dan langkah-langkah dari pihak kepolisian mengamankan kondusifitas di Taput. Sehingga, para komisioner dan petugas KPU di sana tidak bisa bekerja dengan nyaman. “Ini sudah berlarut-larut. Padahal sejak pagi sudah kami koordinasikan kepada kepolisian. Tapi nampaknya polisi belum ada mengambil upaya pengamanan,” katanya.

Permasalahan di sana lebih dominan karena Pilbup Taput. Namun karena keamanan petugas KPU terancam, alhasil menurut Benget, untuk menginput data perhitungan suara Pilgubsu menjadi terganggu.

“Seperti proses scanning untuk entry C1 jadi terganggu oleh petugas kita di sana. Kita berharap pihak kepolisian bertindak tegas dan netral mengamankan pilkada. Jangan terkesan melakukan pembiaran. Hal kedua jika ada keberatan salah satu paslon atas hasil pilkada, bisa diselesaikan melalui jalur hukum. Jangan sampai menyandera komisioner dan menggangu tugas penyelenggara di sana. Begitupun lebih rincinya pastikan ke Pak Iskandar, beliau yang memantau persiapan di sana,” paparnya.

Secara umum ia menegaskan, tidak ada persoalan pemungutan suara selama pelaksanaan Pilgubsu berlangsung kemarin. Pihaknya sejauh ini masih menunggu hasil rekapitulasi suara dari tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota. “Ya, tidak ada masalah kalau secara umum. Kita sifatnya tinggal menunggu dari kabupaten/kota. Tidak ada yang bermasalah sampai harus mengulangi pemilihan,” pungkasnya.

Komisioner KPU Sumut Iskandar Zulkarnain saat dikonfirmasi terpisah mengungkapkan, hasil penghitungan suara Pilgubsu di Taput baru masuk 17 persen. Pihaknya meminta Kapoldasu serius mengamankan situasi konflik pemilihan di sana. “Beberapa kotak suara sudah hilang di sana, komisioner KPU sudah tidak berani masuk ke kantor. Informasinya malah mereka sudah di Polres mencari perlindungan,” katanya.

Adanya konflik Pilbup di sana, ia menilai, terimbas terhambatnya penghitungan hasil suara untuk Pilgubsu. “Poldasu harus segera mengamankan kerusuhan agar distribusi logistik lancar dan bisa dihitung dengan cepat. Sebab sampai hari ini suara yang masuk ke KPU Sumut baru 17 persen dan belum ada kepastian kapan masuk suara dari sana,” katanya.

Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga.

SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Pilkada serentak di Sumatera Utara sedikit tercoreng. Penyebabnya, pelaksanaan Pemilihan Bupati (Pilbup) Tapanuli Utara (Taput) diwarnai kerusuhan. Indikasi kecurangan salah satu pasangan calon, membuat wilayah tersebut ‘memanas’. Kantor KPU Taput bahkan sempat dikuasai massa yang menuding adanya kecurangan.

Akibat kerusuhan ini, penghutungan suara Pilgubsu terganggu, dan data yang baru masuk sekitar 17 persen. “Banyak massa demo di kantor KPU Taput. Sampai siang ini kondisinya masih memanas,” kata Komisioner KPU Sumut Benget Manahan Silitonga kepada Sumut Pos, Kamis (28/6).

Menurut laporan yang mereka terima, kata Benget, tidak ada upaya dan langkah-langkah dari pihak kepolisian mengamankan kondusifitas di Taput. Sehingga, para komisioner dan petugas KPU di sana tidak bisa bekerja dengan nyaman. “Ini sudah berlarut-larut. Padahal sejak pagi sudah kami koordinasikan kepada kepolisian. Tapi nampaknya polisi belum ada mengambil upaya pengamanan,” katanya.

Permasalahan di sana lebih dominan karena Pilbup Taput. Namun karena keamanan petugas KPU terancam, alhasil menurut Benget, untuk menginput data perhitungan suara Pilgubsu menjadi terganggu.

“Seperti proses scanning untuk entry C1 jadi terganggu oleh petugas kita di sana. Kita berharap pihak kepolisian bertindak tegas dan netral mengamankan pilkada. Jangan terkesan melakukan pembiaran. Hal kedua jika ada keberatan salah satu paslon atas hasil pilkada, bisa diselesaikan melalui jalur hukum. Jangan sampai menyandera komisioner dan menggangu tugas penyelenggara di sana. Begitupun lebih rincinya pastikan ke Pak Iskandar, beliau yang memantau persiapan di sana,” paparnya.

Secara umum ia menegaskan, tidak ada persoalan pemungutan suara selama pelaksanaan Pilgubsu berlangsung kemarin. Pihaknya sejauh ini masih menunggu hasil rekapitulasi suara dari tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota. “Ya, tidak ada masalah kalau secara umum. Kita sifatnya tinggal menunggu dari kabupaten/kota. Tidak ada yang bermasalah sampai harus mengulangi pemilihan,” pungkasnya.

Komisioner KPU Sumut Iskandar Zulkarnain saat dikonfirmasi terpisah mengungkapkan, hasil penghitungan suara Pilgubsu di Taput baru masuk 17 persen. Pihaknya meminta Kapoldasu serius mengamankan situasi konflik pemilihan di sana. “Beberapa kotak suara sudah hilang di sana, komisioner KPU sudah tidak berani masuk ke kantor. Informasinya malah mereka sudah di Polres mencari perlindungan,” katanya.

Adanya konflik Pilbup di sana, ia menilai, terimbas terhambatnya penghitungan hasil suara untuk Pilgubsu. “Poldasu harus segera mengamankan kerusuhan agar distribusi logistik lancar dan bisa dihitung dengan cepat. Sebab sampai hari ini suara yang masuk ke KPU Sumut baru 17 persen dan belum ada kepastian kapan masuk suara dari sana,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/