25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Murid Pinjam & Baca Satu Buku per Minggu

Gerakan Literasi Rumah selama Pandemi

Siswa SMPN 2 Air Joman meminjam buku dari Pojok Baca di kelas masing-masing. Selama pandemi Covid-19, setiap siswa disarankan membaca satu buku per minggu, sembari mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah.

AIR JOMAN, SUMUTPOS.CO – Baru saja mengeksekusi program Pojok Baca di SMP Negeri 2 Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada awal tahun 2020, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda tanah air, Maret 2020. Alhasil, program yang baru dimulai guru IPS, Watini, sempat terhenti.

“Pada awal tahun 2020, saya dengan dukungan Kepala Sekolah, melaksanakan program Pojok Baca di tiap-tiap kelas di SMPN 2 Air Joman. Tujuannya meningkatkan minat dan keterampilan membaca bagi siswa. Tetapi program terpaksa terhenti sejak awal Maret, karena siswa tidak diperbolehkan lagi mengikuti pembelajaran di sekolah akibat pandemi Covid-19. Pemerintah meminta siswa Belajar Dari Rumah (BDR),” kata Watini, salahsatu fasilitator daerah Asahan Program Pintar Tanoto Foundation, kepada Sumut Pos, Minggu (29/11).

Karena pandemi, program Pengembangan Budaya Baca hasil pelatihan yang diperoleh Watini dari Tanoto Foundation ini hanya terealisasi di beberapa kelas saja. Ia terpaksa menata ulang beberapa program belajar.

“Dengan dukungan dari Kepala Sekolah Ibu Dra. Roswati, MSi dan kerjasama rekan- rekan guru terutama guru mapel SBK, PKS urusan sarana dan prasarana, kami terus berbenah. Menata taman sekolah, memaksimalkan Pojok Baca di tiap kelas, dan sebagainya. Termasuk merancang ulang pemanfaatan Pojok Baca bagi para siswa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” jelas Watini.

Karena pandemi mewajibkan siswa dan guru tetap jaga jarak, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi.

Lantas, bagaimana dengan kelanjutan program Pojok Baca?

“Sebagai wali kelas IX 1 SMPN 2 Air Joman, saya tetap berusaha mengembangkan program budaya baca meski PJJ. Mencermati kehadiran para siswa ke sekolah sekali seminggu untuk mengambil LKPD dan mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah, saya berinisiatif mengarahkan para siswa untuk membaca buku-buku yang ada di Pojok Baca. Arahan itu saya mulai sejak Agustus lalu,” terang Watini.

Kepada para siswa, Watini mengatakan, sayang rasanya jika buku-buku tersebut hanya jadi pajangan saja. “Maka setiap pembagian LKPD, wali kelas mempersilakan siswa meminjam dan membawa pulang masing-masing satu buku yang tersedia di Pojok Baca kelas. Buku dibaca di rumah dan dan harus dikembalikan seminggu setelahnya,” kata Watini menjelaskan programnya.

Siswa SMPN 2 Air Joman meminjam buku dari Pojok Baca di kelas masing-masing. Selama pandemi Covid-19, setiap siswa disarankan membaca satu buku per minggu, sembari mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah.

Siklus berulang. Minggu depannya, siswa kembali ke sekolah mengantar dan mengambil LKPD baru, sekaligus mengembalikan buku lama dan memilih buku lain untuk dibaca di rumah.

Begitu seterusnya. Secara bergantian, siswa membaca buku yang ada di Pojok Baca yang digagas Watini. “Hasilnya, gerakan literasi rumah untuk mengembangkan budaya baca di SMPN 2 Air Joman, tetap terlaksana di tengah pandemi, meski tidak semaksimal seperti saat pembelajaran tatap muka. Setiap minggu, para siswa bisa membaca minimal satu buku,” cetusnya bersemangat.

Hasil pengamatan Watini, para siswa tampak senang karena dapat membaca bermacam judul buku di rumah untuk mengisi kekosongan waktu selama PJJ. Adapun buku-buku di pojok baca sebagian adalah sumbangan dari siswa yang sudah tamat tahun sebelumnya.

“Bu, kami mau menyumbang buku jugalah, biar koleksi buku di kelas kita bertambah banyak, dan buku yang bisa kami baca semakin banyak,” kata seorang siswa bernama Atika, kepada Watini, belum lama ini.

Tentu saja, Watini bergirang. “Iya, Nak. Sangat boleh. Silakan kalian cari buku- buku bekas, dan bawa ke sekolah saat masuk di awal semester 2 nanti ya. Karena buku-buku yang kalian baca itu juga sumbangan dari kakak kelas kalian tahun lalu,” katanya.

“Baik, Bu Guru,” jawab para siswa penuh semangat.

Melihat program Pojok Baca tetap berjalan meski di tengah PJJ, Watini makin bersemangat menemukan metode-metode yang efektif di masa PJJ selama pandemi Covid-19. Meski demikian, ia tetap berharap wabah virus corona segera berakhir. Dan sekolah kembali diperbolehkan melaksanakan proses kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Sehingga berbagai rencana serta program sekolah dapat berjalan secara normal. (mea)

Gerakan Literasi Rumah selama Pandemi

Siswa SMPN 2 Air Joman meminjam buku dari Pojok Baca di kelas masing-masing. Selama pandemi Covid-19, setiap siswa disarankan membaca satu buku per minggu, sembari mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah.

AIR JOMAN, SUMUTPOS.CO – Baru saja mengeksekusi program Pojok Baca di SMP Negeri 2 Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada awal tahun 2020, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda tanah air, Maret 2020. Alhasil, program yang baru dimulai guru IPS, Watini, sempat terhenti.

“Pada awal tahun 2020, saya dengan dukungan Kepala Sekolah, melaksanakan program Pojok Baca di tiap-tiap kelas di SMPN 2 Air Joman. Tujuannya meningkatkan minat dan keterampilan membaca bagi siswa. Tetapi program terpaksa terhenti sejak awal Maret, karena siswa tidak diperbolehkan lagi mengikuti pembelajaran di sekolah akibat pandemi Covid-19. Pemerintah meminta siswa Belajar Dari Rumah (BDR),” kata Watini, salahsatu fasilitator daerah Asahan Program Pintar Tanoto Foundation, kepada Sumut Pos, Minggu (29/11).

Karena pandemi, program Pengembangan Budaya Baca hasil pelatihan yang diperoleh Watini dari Tanoto Foundation ini hanya terealisasi di beberapa kelas saja. Ia terpaksa menata ulang beberapa program belajar.

“Dengan dukungan dari Kepala Sekolah Ibu Dra. Roswati, MSi dan kerjasama rekan- rekan guru terutama guru mapel SBK, PKS urusan sarana dan prasarana, kami terus berbenah. Menata taman sekolah, memaksimalkan Pojok Baca di tiap kelas, dan sebagainya. Termasuk merancang ulang pemanfaatan Pojok Baca bagi para siswa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” jelas Watini.

Karena pandemi mewajibkan siswa dan guru tetap jaga jarak, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi.

Lantas, bagaimana dengan kelanjutan program Pojok Baca?

“Sebagai wali kelas IX 1 SMPN 2 Air Joman, saya tetap berusaha mengembangkan program budaya baca meski PJJ. Mencermati kehadiran para siswa ke sekolah sekali seminggu untuk mengambil LKPD dan mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah, saya berinisiatif mengarahkan para siswa untuk membaca buku-buku yang ada di Pojok Baca. Arahan itu saya mulai sejak Agustus lalu,” terang Watini.

Kepada para siswa, Watini mengatakan, sayang rasanya jika buku-buku tersebut hanya jadi pajangan saja. “Maka setiap pembagian LKPD, wali kelas mempersilakan siswa meminjam dan membawa pulang masing-masing satu buku yang tersedia di Pojok Baca kelas. Buku dibaca di rumah dan dan harus dikembalikan seminggu setelahnya,” kata Watini menjelaskan programnya.

Siswa SMPN 2 Air Joman meminjam buku dari Pojok Baca di kelas masing-masing. Selama pandemi Covid-19, setiap siswa disarankan membaca satu buku per minggu, sembari mengantar LKPD yang sudah dikerjakan di rumah.

Siklus berulang. Minggu depannya, siswa kembali ke sekolah mengantar dan mengambil LKPD baru, sekaligus mengembalikan buku lama dan memilih buku lain untuk dibaca di rumah.

Begitu seterusnya. Secara bergantian, siswa membaca buku yang ada di Pojok Baca yang digagas Watini. “Hasilnya, gerakan literasi rumah untuk mengembangkan budaya baca di SMPN 2 Air Joman, tetap terlaksana di tengah pandemi, meski tidak semaksimal seperti saat pembelajaran tatap muka. Setiap minggu, para siswa bisa membaca minimal satu buku,” cetusnya bersemangat.

Hasil pengamatan Watini, para siswa tampak senang karena dapat membaca bermacam judul buku di rumah untuk mengisi kekosongan waktu selama PJJ. Adapun buku-buku di pojok baca sebagian adalah sumbangan dari siswa yang sudah tamat tahun sebelumnya.

“Bu, kami mau menyumbang buku jugalah, biar koleksi buku di kelas kita bertambah banyak, dan buku yang bisa kami baca semakin banyak,” kata seorang siswa bernama Atika, kepada Watini, belum lama ini.

Tentu saja, Watini bergirang. “Iya, Nak. Sangat boleh. Silakan kalian cari buku- buku bekas, dan bawa ke sekolah saat masuk di awal semester 2 nanti ya. Karena buku-buku yang kalian baca itu juga sumbangan dari kakak kelas kalian tahun lalu,” katanya.

“Baik, Bu Guru,” jawab para siswa penuh semangat.

Melihat program Pojok Baca tetap berjalan meski di tengah PJJ, Watini makin bersemangat menemukan metode-metode yang efektif di masa PJJ selama pandemi Covid-19. Meski demikian, ia tetap berharap wabah virus corona segera berakhir. Dan sekolah kembali diperbolehkan melaksanakan proses kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Sehingga berbagai rencana serta program sekolah dapat berjalan secara normal. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/