27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kontingen Pesparani Sumut Tampil Memukau di Ambon

ISTIMEWA/SUMUT POS
MEMUKAU: Kontingen Pesparani Sumut berhasil memukau masyarakat dengan lagu Sigulempong sambil menari tor-tor di acara Pesparani tingkat Nasional di Lapangan Tantui Polda Ambon, Minggu (28/10).

SUMUTPOS.CO – Kontingen Pesta Paduan Suara Gereja (Pesparani) Sumut suguhkan penampilan seni dan budaya yang berhasil memukau pendengar yang menikmatinya.

Meski penampilan ini hanya ajang promosi beragam budaya dan tidak diperlombakan, namun mereka memerankannya begitu maksimal di Lapangan Tantui Polda Ambon, Minggu (28/10).

Pastor Redemtus Simamora pimpin kontingen Sumatera Utara untuk memperkenalkan kepada seluruh peserta Pesparani Nasional tentang kebudayaan Sumatera Utara, berupa keindahan Danau Toba serta budaya dan tari tor-tor.

Ketika menyaksikan lantunan lagu ‘Persaudaraan Sejati’ ciptaan Pastor Redemtus dan lagu ‘One Day at a Time’ oleh Solis Joseline Harefa, sontak buat kerumunan masyarakat yang menyaksikan terpukau.

Lagu Sigulempong serta tor-tor yang menjadi senjata bagi kontingen Sumut berhasil goyang masyarakat yang menikmati. Bahkan ikut bernyanyi serta menortor bersama-sama. Ulos yang merupakan selendang tenunan orang Batak dibagikan oleh puluhan penari kepada masyarakat yang beruntung mendapatkannya. Sekitar 150 ulos yang dibagikan itu pun menjadi kegembiraan yang akan selalu diingat.

Suasana semakin sukaria ketika Kontingen Sumut ikut sertakan alat musik tradisional Batak dan Boneka Sigale-gale dalam penampilannya. Kata horas dan mejuah-juah juga serukan penampilan tersebut.

Menurut sejumlah masyarakat, penampilan dari kontingen Sumut sangat layak untuk kembali dipertontonkan pada penutupan Pesparani Katolik I di Ambon ini.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Sumatera Utara , Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM mengutarakan bahwa kontingen Sumut siap memeriahkan acara Pesparani di Ambon. Hendrik pun optimis Kontingen Pesparani Sumut dapat menunjukkan penampilan terbaik dalam ajang yang baru pertama kali digelar di Indonesia ini.

Ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Sumut ini berharap agar Pesparani tidak hanya menjadi ajang perlombaan atau festival saja. Pesparani harus dijadikan sebagai media lomba lagu-lagu rohani Kristiani dan dijadikan kegiatan yang melibatkan gereja-gereja guna melakukan pelayanan seni budaya bernafaskan keagamaan Katolik. Pesparani Nasional ini dilaksanakan di kota Ambon, Maluku mulai 27 Oktober hingga 2 November 2018. Kegiatan ini dikabarkan diikuti sekitar 8.000 peserta dan beberapa undangan dari 34 Provinsi di Indonesia. (adz)

ISTIMEWA/SUMUT POS
MEMUKAU: Kontingen Pesparani Sumut berhasil memukau masyarakat dengan lagu Sigulempong sambil menari tor-tor di acara Pesparani tingkat Nasional di Lapangan Tantui Polda Ambon, Minggu (28/10).

SUMUTPOS.CO – Kontingen Pesta Paduan Suara Gereja (Pesparani) Sumut suguhkan penampilan seni dan budaya yang berhasil memukau pendengar yang menikmatinya.

Meski penampilan ini hanya ajang promosi beragam budaya dan tidak diperlombakan, namun mereka memerankannya begitu maksimal di Lapangan Tantui Polda Ambon, Minggu (28/10).

Pastor Redemtus Simamora pimpin kontingen Sumatera Utara untuk memperkenalkan kepada seluruh peserta Pesparani Nasional tentang kebudayaan Sumatera Utara, berupa keindahan Danau Toba serta budaya dan tari tor-tor.

Ketika menyaksikan lantunan lagu ‘Persaudaraan Sejati’ ciptaan Pastor Redemtus dan lagu ‘One Day at a Time’ oleh Solis Joseline Harefa, sontak buat kerumunan masyarakat yang menyaksikan terpukau.

Lagu Sigulempong serta tor-tor yang menjadi senjata bagi kontingen Sumut berhasil goyang masyarakat yang menikmati. Bahkan ikut bernyanyi serta menortor bersama-sama. Ulos yang merupakan selendang tenunan orang Batak dibagikan oleh puluhan penari kepada masyarakat yang beruntung mendapatkannya. Sekitar 150 ulos yang dibagikan itu pun menjadi kegembiraan yang akan selalu diingat.

Suasana semakin sukaria ketika Kontingen Sumut ikut sertakan alat musik tradisional Batak dan Boneka Sigale-gale dalam penampilannya. Kata horas dan mejuah-juah juga serukan penampilan tersebut.

Menurut sejumlah masyarakat, penampilan dari kontingen Sumut sangat layak untuk kembali dipertontonkan pada penutupan Pesparani Katolik I di Ambon ini.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Sumatera Utara , Drs Hendrik Halomoan Sitompul MM mengutarakan bahwa kontingen Sumut siap memeriahkan acara Pesparani di Ambon. Hendrik pun optimis Kontingen Pesparani Sumut dapat menunjukkan penampilan terbaik dalam ajang yang baru pertama kali digelar di Indonesia ini.

Ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Sumut ini berharap agar Pesparani tidak hanya menjadi ajang perlombaan atau festival saja. Pesparani harus dijadikan sebagai media lomba lagu-lagu rohani Kristiani dan dijadikan kegiatan yang melibatkan gereja-gereja guna melakukan pelayanan seni budaya bernafaskan keagamaan Katolik. Pesparani Nasional ini dilaksanakan di kota Ambon, Maluku mulai 27 Oktober hingga 2 November 2018. Kegiatan ini dikabarkan diikuti sekitar 8.000 peserta dan beberapa undangan dari 34 Provinsi di Indonesia. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/