28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Erupsi Gunung Agung, Kemenpar Siapkan 3 Skenario Penanganan Bencana

Tim Crisis Center pun memantau kondisi menit per menit dari erupsi Gunung Agung di Bali itu, sejak Kamis (28/9). Semua perkembangan dipantau.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  –  Sejak Gunung Agung memperlihatkan tanda-tanda aktif, Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata terus merapatkan barisan. Menpar Arief Yahya sendiri yang memimpin rapat antisipasi terhadap semua kemungkinan terburuk yang bakal terjadi.

Tim Crisis Center pun memantau kondisi menit per menit dari erupsi Gunung Agung di Bali itu, sejak Kamis (28/9). Semua perkembangan dipantau. “Customers kita adalah wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Kita harus menyiapkan banyak skenario, termasuk kalau harus escape dari Pulau Dewata ketika erupsi sudah mengganggu penerbangan di Ngurah Rai Airport,” jelas Menpar Arief Yahya.

“Hari ini, 3 Oktober 2017, kami sudah dapat info, penerbangan ke Bali mulai banyak cancel, laporannya sekitar 30%, jadi kita harus menyiapkan semua skenario dan langkah-langkah cepat,” jelas Arief Yahya.

Sebenarnya, Arief Yahya sedang berbunga-bunga, karena angka wisman bulan Agustus 2017 naik tajam. BPS mencatat pertumbuhan Januari-Agustus 2016 dibanding Januari-Agustus 2017, sebesar 25,68%. Dari 7.356.310 wisman, naik fantastis ke 9.245.589.

Bulan Agustus 2017 sendiri, dibandingkan Agustus 2016, naik 36,11%. Dari angka 1.031.986 menjadi 1.404.664 wisman. “Kenaikan yang perlu disyukuri,” kata Menpar Arief yang berasal dari Banyuwangi itu.

Aktifnya Gunung Agung Bali itu, memang sangat memukul Menpar Arief Yahya. Bagaimana tidak? 40% wisman itu masuk dari pintu Bali. “Karena itu, kami harus responsif, dengan semua skenario yang pas,” ungkap Arief Yahya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana ditugaskan Menpar Arief Yahya turun langsung berkolaborasi dengan industri, pelaku bisnis, asosiasi, Pemprov Bali, BUMN, dan semua komunitas pariwisata.

Kadis Pariwisata Provinsi Bali Agung Yuniarta ikutan nimbrung dalam rapat ini. Begitu juga Pimpinan BNPB Pusat, Dinas Pariwisata Kabupaten se-Bali, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, asosiasi pariwisata (GIPI, Asita, PHRI, Gahawisri, PATA) Bali, Angkasa Pura I, Pelabuhan (Gilimanuk, Benoa dan Padangbai), KPI Bali, dan STP Bali.

Hasilnya? Muncullah tiga output utama untuk menangani bencana. Pertama, mendapatkan informasi yang updated tentang Gunung Agung sebagai modal untuk menyampaikan informasi keluar.

Poin kedua, mendapatkan gambaran strategi komunikasi yang bisa dilakukan untuk memitigasi kepanikan dan pertanyaan termasuk menentukan pesan kunci dan channel diseminasi.

Tim Crisis Center pun memantau kondisi menit per menit dari erupsi Gunung Agung di Bali itu, sejak Kamis (28/9). Semua perkembangan dipantau.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  –  Sejak Gunung Agung memperlihatkan tanda-tanda aktif, Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata terus merapatkan barisan. Menpar Arief Yahya sendiri yang memimpin rapat antisipasi terhadap semua kemungkinan terburuk yang bakal terjadi.

Tim Crisis Center pun memantau kondisi menit per menit dari erupsi Gunung Agung di Bali itu, sejak Kamis (28/9). Semua perkembangan dipantau. “Customers kita adalah wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Kita harus menyiapkan banyak skenario, termasuk kalau harus escape dari Pulau Dewata ketika erupsi sudah mengganggu penerbangan di Ngurah Rai Airport,” jelas Menpar Arief Yahya.

“Hari ini, 3 Oktober 2017, kami sudah dapat info, penerbangan ke Bali mulai banyak cancel, laporannya sekitar 30%, jadi kita harus menyiapkan semua skenario dan langkah-langkah cepat,” jelas Arief Yahya.

Sebenarnya, Arief Yahya sedang berbunga-bunga, karena angka wisman bulan Agustus 2017 naik tajam. BPS mencatat pertumbuhan Januari-Agustus 2016 dibanding Januari-Agustus 2017, sebesar 25,68%. Dari 7.356.310 wisman, naik fantastis ke 9.245.589.

Bulan Agustus 2017 sendiri, dibandingkan Agustus 2016, naik 36,11%. Dari angka 1.031.986 menjadi 1.404.664 wisman. “Kenaikan yang perlu disyukuri,” kata Menpar Arief yang berasal dari Banyuwangi itu.

Aktifnya Gunung Agung Bali itu, memang sangat memukul Menpar Arief Yahya. Bagaimana tidak? 40% wisman itu masuk dari pintu Bali. “Karena itu, kami harus responsif, dengan semua skenario yang pas,” ungkap Arief Yahya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana ditugaskan Menpar Arief Yahya turun langsung berkolaborasi dengan industri, pelaku bisnis, asosiasi, Pemprov Bali, BUMN, dan semua komunitas pariwisata.

Kadis Pariwisata Provinsi Bali Agung Yuniarta ikutan nimbrung dalam rapat ini. Begitu juga Pimpinan BNPB Pusat, Dinas Pariwisata Kabupaten se-Bali, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, asosiasi pariwisata (GIPI, Asita, PHRI, Gahawisri, PATA) Bali, Angkasa Pura I, Pelabuhan (Gilimanuk, Benoa dan Padangbai), KPI Bali, dan STP Bali.

Hasilnya? Muncullah tiga output utama untuk menangani bencana. Pertama, mendapatkan informasi yang updated tentang Gunung Agung sebagai modal untuk menyampaikan informasi keluar.

Poin kedua, mendapatkan gambaran strategi komunikasi yang bisa dilakukan untuk memitigasi kepanikan dan pertanyaan termasuk menentukan pesan kunci dan channel diseminasi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/