30.6 C
Medan
Monday, June 24, 2024

PLTA Batangtoru akan Tumbuhkan Investasi di Sumatera

RANCANG: Foto rancangan pembangunan PLTA Batangtoru di Tapanuli Selatan.

– Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang tengah dikerjakan, dinilai tidak sekadar menjawab masalah krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut). Tambahan produksi listrik 510 MW yang akan dihasilkan PLTA ini juga bisa menumbuhkan dunia usaha di Sumatera.

Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan menyatakan, pihaknya mengapresiasi proyek yang ditargetkan rampung tahun 2022 ini. Pada dasarnya kata dia, Sumut memang sangat butuh pengembangan listrik. Pemadaman listrik yang sekarang kembali terjadi di Medan membuktikan kalau kapasitas listrik yang disuplai untuk Sumut sudah tidak memadai.

“Dari segi kebutuhan listrik, kita memang butuh pengembangan. Saya yakin bila PLTA Batang Toru  ini sudah selesai, akan banyak dampak baiknya untuk masyarakat,” kata Sutrisno di Medan, Selasa (7/8).

Sutrisno meyakini, penggunaan energi baru dan terbarukan dalam operasional pembangkit ini, akan memberi manfaat lebih.

Dari sisi bisnis, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai PLTA Batang Toru akan menumbuhkan gairah investasi di Sumatera. “Tidak hanya di Sumut dan Aceh, bila proyek ini sudah selesai, saya optimistisinvestasi di Pulau Sumatera akan tumbuh,” kata Ketua Kadin Aceh, Firmandez.

PLTA Batang Toru merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk mendorong pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa. Proyek ini menggunakan energi baru terbarukan yang menjadi perhatian utama berkaitan mengantisipasi perubahan iklim.

Pembangkit berteknologi canggih ini didesain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hektare (Ha) dan lahan tambahan di lereng yang sangat curam seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air. Air kolam harian tersebut akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW.

PLTA Batang Toru sangat efisien dalam penggunaan lahan, terutama jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat yang membutuhkan lahan penampung air seluas 8.300 Ha untuk membangkitkan tenaga listrik berkapasitas 158 MW.

Melihat besarnya kapasitas listrik yang akan diproduksi, Firmandez yakin PLTA Simarboru memberikan dampak positif bagi dunia usaha di Sumatera. “Investasi itu berbading lurus dengan kesiapan kemandirian energi. Dengan sistem terkoneksi antarprovinsi seperti sekarang ini, saya yakin PLTA ini sangat membantu invetasi di Sumatera,” kata Firmandez yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Golkar. (ila/ram)

RANCANG: Foto rancangan pembangunan PLTA Batangtoru di Tapanuli Selatan.

– Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang tengah dikerjakan, dinilai tidak sekadar menjawab masalah krisis listrik di Sumatera Utara (Sumut). Tambahan produksi listrik 510 MW yang akan dihasilkan PLTA ini juga bisa menumbuhkan dunia usaha di Sumatera.

Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan menyatakan, pihaknya mengapresiasi proyek yang ditargetkan rampung tahun 2022 ini. Pada dasarnya kata dia, Sumut memang sangat butuh pengembangan listrik. Pemadaman listrik yang sekarang kembali terjadi di Medan membuktikan kalau kapasitas listrik yang disuplai untuk Sumut sudah tidak memadai.

“Dari segi kebutuhan listrik, kita memang butuh pengembangan. Saya yakin bila PLTA Batang Toru  ini sudah selesai, akan banyak dampak baiknya untuk masyarakat,” kata Sutrisno di Medan, Selasa (7/8).

Sutrisno meyakini, penggunaan energi baru dan terbarukan dalam operasional pembangkit ini, akan memberi manfaat lebih.

Dari sisi bisnis, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai PLTA Batang Toru akan menumbuhkan gairah investasi di Sumatera. “Tidak hanya di Sumut dan Aceh, bila proyek ini sudah selesai, saya optimistisinvestasi di Pulau Sumatera akan tumbuh,” kata Ketua Kadin Aceh, Firmandez.

PLTA Batang Toru merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk mendorong pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa. Proyek ini menggunakan energi baru terbarukan yang menjadi perhatian utama berkaitan mengantisipasi perubahan iklim.

Pembangkit berteknologi canggih ini didesain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hektare (Ha) dan lahan tambahan di lereng yang sangat curam seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air. Air kolam harian tersebut akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW.

PLTA Batang Toru sangat efisien dalam penggunaan lahan, terutama jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat yang membutuhkan lahan penampung air seluas 8.300 Ha untuk membangkitkan tenaga listrik berkapasitas 158 MW.

Melihat besarnya kapasitas listrik yang akan diproduksi, Firmandez yakin PLTA Simarboru memberikan dampak positif bagi dunia usaha di Sumatera. “Investasi itu berbading lurus dengan kesiapan kemandirian energi. Dengan sistem terkoneksi antarprovinsi seperti sekarang ini, saya yakin PLTA ini sangat membantu invetasi di Sumatera,” kata Firmandez yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Golkar. (ila/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/