27.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Pemerintah Siapkan Aturan Harga Susu Sapi Segar

Memerah susu sapi di slah satu peternakan di bogor.
Memerah susu sapi di slah satu peternakan di bogor.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Animo peternak sapi perah di dalam negeri saat ini masih rendah. Hal itu disebabkan harga dasar jual susu sapi perah terhadap industri tidak menggairahkan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, terpaksa dilakukan impor.

Wakil Ketua (Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Heru S. Prabowo menyebutkan, saat ini kebutuhan susu nasional masih tergantung oleh impor susu bubuk sebesar 82 persen.

“Rendahnya harga susu sapi segar dalam negeri (SSDN) di tingkat peternak menjadi penyebab utama keengganan peternak untuk memelihara sapi perah,” ujar Heru S. Prabowo dalam keterangan persnya yang diterima JawaPos.com, Sabtu (7/1).

Dikatakan Heru, harga susu sapi perah belum mampu menutupi biaya operasional untuk pemeliharaan sapi terutama pakan sapi perah. ”Harga saat ini berkisar antara Rp 5.000 – 5.500 per liter,” lanjutnya.

Hal itu diungkapkan Heru di depan lima menteri bidang ekonomi yang berkunjung ke peternak sapi perah di Pujon, Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/1).

Adapun keempat menteria bidang ekonomi tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono dan Menteri Kominfo, Rudiantara.

Paparan Heru itu diamini oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Menurutnya, harga dasar yang setidaknya dibutuhkan oleh peternak sapi perah adalah Rp 6 ribu. Dengan harga tersebut petani diperkirakan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1,9 juta per bulan. “Kalau harga Rp 6 ribu peternak senang, industri senang,” ujar Airlangga Hartarto.

Lebih jauh Airlangga Hartarto mengungkapkan, pihaknya kini tengah menyiapkan aturan untuk mewajibkan industri pengolah susu (IPS) dari peternak susu perah dengan harga layak. “Kalau harga tinggi, paling margin dari IPS berkurang sedikit, karena hanya (wajib) menyerap 20 persen saja,”lanjutnya.

Selain berkunjung ke pusat peternakan sapi perah, para menteri itu juga melihat peternakan PT Greenfields Indonesia. Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito mengatakan, pemerintah akan berkoordinasi untuk menentukan floor price untuk susu sapi segar di Indonesia.

“Pemerintah (dalam hal ini) menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri pertanian harus bersama-sama menentukan floor price untuk harga susu sapi segar dari peternak,” ungkap Enggartiasto.

Untuk diketahui, peternakan Greenfields telah beroperasi sejak 1997. Saat ini peternakan Greenfields memiliki populasi 8 ribu sapi dan itu merupakan peternakan sapi perah terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini mengambil bibit sapi Holstein dari Australia dan dikembangkan secara lokal. Selama ini Greenfields mampu memproduksi susu sebesar 42 juta ton susu setiap tahunnya. (iil/jpg/ram)

 

Memerah susu sapi di slah satu peternakan di bogor.
Memerah susu sapi di slah satu peternakan di bogor.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Animo peternak sapi perah di dalam negeri saat ini masih rendah. Hal itu disebabkan harga dasar jual susu sapi perah terhadap industri tidak menggairahkan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, terpaksa dilakukan impor.

Wakil Ketua (Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Heru S. Prabowo menyebutkan, saat ini kebutuhan susu nasional masih tergantung oleh impor susu bubuk sebesar 82 persen.

“Rendahnya harga susu sapi segar dalam negeri (SSDN) di tingkat peternak menjadi penyebab utama keengganan peternak untuk memelihara sapi perah,” ujar Heru S. Prabowo dalam keterangan persnya yang diterima JawaPos.com, Sabtu (7/1).

Dikatakan Heru, harga susu sapi perah belum mampu menutupi biaya operasional untuk pemeliharaan sapi terutama pakan sapi perah. ”Harga saat ini berkisar antara Rp 5.000 – 5.500 per liter,” lanjutnya.

Hal itu diungkapkan Heru di depan lima menteri bidang ekonomi yang berkunjung ke peternak sapi perah di Pujon, Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/1).

Adapun keempat menteria bidang ekonomi tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono dan Menteri Kominfo, Rudiantara.

Paparan Heru itu diamini oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Menurutnya, harga dasar yang setidaknya dibutuhkan oleh peternak sapi perah adalah Rp 6 ribu. Dengan harga tersebut petani diperkirakan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1,9 juta per bulan. “Kalau harga Rp 6 ribu peternak senang, industri senang,” ujar Airlangga Hartarto.

Lebih jauh Airlangga Hartarto mengungkapkan, pihaknya kini tengah menyiapkan aturan untuk mewajibkan industri pengolah susu (IPS) dari peternak susu perah dengan harga layak. “Kalau harga tinggi, paling margin dari IPS berkurang sedikit, karena hanya (wajib) menyerap 20 persen saja,”lanjutnya.

Selain berkunjung ke pusat peternakan sapi perah, para menteri itu juga melihat peternakan PT Greenfields Indonesia. Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito mengatakan, pemerintah akan berkoordinasi untuk menentukan floor price untuk susu sapi segar di Indonesia.

“Pemerintah (dalam hal ini) menteri perdagangan, menteri perindustrian, dan menteri pertanian harus bersama-sama menentukan floor price untuk harga susu sapi segar dari peternak,” ungkap Enggartiasto.

Untuk diketahui, peternakan Greenfields telah beroperasi sejak 1997. Saat ini peternakan Greenfields memiliki populasi 8 ribu sapi dan itu merupakan peternakan sapi perah terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini mengambil bibit sapi Holstein dari Australia dan dikembangkan secara lokal. Selama ini Greenfields mampu memproduksi susu sebesar 42 juta ton susu setiap tahunnya. (iil/jpg/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/