25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Sistem Daur Ulang, Aquafarm Pasang Kantong Besar di Dasar KJA Danau Toba

Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – Ingin lebih bertanggung jawab dalam kegiatan budidaya perikanan di danau, Aquafarm Nusantara Regal Springs Indonesia melakukan Proyek Uji Coba Sistem Daur Ulang Karamba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba. Sistem ini mengumpulkan semua materi pakan yang telah dicerna ikan dan kemudian mengangkatnya dari dasar KJA.

“Kinerja Sistem Daur Ulang KJA sangat menggembirakan. Rancangan kantong besar telah dipasang di dasar KJA dan kantong ini menampung materi pakan yang telah dicerna. Materi tersebut kemudian disedot dengan pompa ke sebuah tangki penampung di atas kapal. Materi tercerna tersebut lalu disaring untuk memisahkan kandungan airnya, dan kemudian diangkut ke permukaan untuk didaur ulang menjadi pupuk yang digunakan untuk pertanian,” kata Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

Selain memasang kantong besar di dasar KJA, Regal Spring juga melakukan program aqua-clean di Danau Toba minimal 3 kali setahun. “Karena bagi kami, menjaga kualitas air itu penting bagi lingkungan dan juga bagi produksi ikan,” lanjutnya.

Ia mengatakan, pihaknya terus mengembangkan solusi-solusi lainnya untuk mengoptimalkan sistem daur ulang tersebut. Tujuannya, agar perusahaan bisa mencapai kinerja sistem yang paling efisien di masa mendatang.

“Selain pemasangan sistem daur ulang KJA, Regal Springs Indonesia juga telah memasang 4 alat pemberi pakan secara otomatis berteknologi canggih, untuk meningkatkan efisiensi pemberian pakan ikan dalam KJA,” tutur Juan.

Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

Salahsatu tekniknya adalah dengan merekam suara ikan sebagai cara mengetahui kebutuhan ikan akan pakan. “Jika ikan masih berkecipak di air, artinya masih lapar. Kalau sudah diam, artinya sudah kenyang,” katanya.

Efektivitas kedua prakarsa tersebut terus dikaji, untuk meningkatkan kinerja kegiatan budidaya perikanan yang bertanggung jawab.

Program ini juga sebagai Keberlanjutan program KAMI PEDULI yang diluncurkan Regal Springs pada Juni 2019 di Medan, yang merupakan program terpadu secara total pertama dalam bidang budidaya perikanan dan budidaya Tilapia.

Ditanya mengenai pakan ikan yang sempat dituding ikut mencemari Danau Toba, Juan Carlos menyebutkan, pihaknya selalu menggunakan pakan terapung yang diformulasikan secara khusus, sehingga tahan 4 jam di atas permukaan air. “Biasanya pakan habis dimakan ikan, karena diberi sesuai kebutuhan. Cara mengetahui kebutuhan ikan, ya dengan 4 alat berteknologi canggih tadi,” katanya.

Ia menegaskan, Regal Spring menerapkan zero fish waste policy dengan memanfaatkan seluruh siklus budidaya, mulai dari pemanfaatan pakan organik, kotoran ikan jadi pupuk organik dan kompos, daging, kulit, dan lemak ikan untuk kesehatan, serta sisik ikan untuk kecantikan.

Menurutnya, perusahaan juga berbagi tugas dengan pemerintah dalam menjaga lingkungan air tetap bersih.

“Pemerintah perlu menghitung dampak dari pihak lain terhadap kualitas air Danau Toba, antara lain hotel, masyarakat, dan kegiatan lain. Juga dampak keramba jaring apung milik masyarakat, yang saat ini mencapai 10 ribu KJA di Danau Toba,” ungkapnya.

Regal Springs Indonesia adalah perusahaan budidaya dan pengolahan bertanggung jawab yang berkantor pusat di Medan. Semua upaya bisnis program KAMI PEDULI Regal Springs Indonesia diarahkan untuk menghasilkan serangkaian produk Naturally Better Tilapia yang diproduksi dengan kualitas tertinggi untuk pasar dalam negeri dan ekspor.

Regal Springs Indonesia memiliki operasi di Sumatera Utara dan Jawa Tengah dan mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan yang utamanya direkrut dari masyarakat sekitar operasi perusahaan. (rel/mea)

Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – Ingin lebih bertanggung jawab dalam kegiatan budidaya perikanan di danau, Aquafarm Nusantara Regal Springs Indonesia melakukan Proyek Uji Coba Sistem Daur Ulang Karamba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba. Sistem ini mengumpulkan semua materi pakan yang telah dicerna ikan dan kemudian mengangkatnya dari dasar KJA.

“Kinerja Sistem Daur Ulang KJA sangat menggembirakan. Rancangan kantong besar telah dipasang di dasar KJA dan kantong ini menampung materi pakan yang telah dicerna. Materi tersebut kemudian disedot dengan pompa ke sebuah tangki penampung di atas kapal. Materi tercerna tersebut lalu disaring untuk memisahkan kandungan airnya, dan kemudian diangkut ke permukaan untuk didaur ulang menjadi pupuk yang digunakan untuk pertanian,” kata Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

Selain memasang kantong besar di dasar KJA, Regal Spring juga melakukan program aqua-clean di Danau Toba minimal 3 kali setahun. “Karena bagi kami, menjaga kualitas air itu penting bagi lingkungan dan juga bagi produksi ikan,” lanjutnya.

Ia mengatakan, pihaknya terus mengembangkan solusi-solusi lainnya untuk mengoptimalkan sistem daur ulang tersebut. Tujuannya, agar perusahaan bisa mencapai kinerja sistem yang paling efisien di masa mendatang.

“Selain pemasangan sistem daur ulang KJA, Regal Springs Indonesia juga telah memasang 4 alat pemberi pakan secara otomatis berteknologi canggih, untuk meningkatkan efisiensi pemberian pakan ikan dalam KJA,” tutur Juan.

Juan Carlos, Presiden Direktur Regal Springs Indonesia, saat memberikan sambutan kepada awak media dalam lokakarya di Parapat pada Jumat (13/12).

Salahsatu tekniknya adalah dengan merekam suara ikan sebagai cara mengetahui kebutuhan ikan akan pakan. “Jika ikan masih berkecipak di air, artinya masih lapar. Kalau sudah diam, artinya sudah kenyang,” katanya.

Efektivitas kedua prakarsa tersebut terus dikaji, untuk meningkatkan kinerja kegiatan budidaya perikanan yang bertanggung jawab.

Program ini juga sebagai Keberlanjutan program KAMI PEDULI yang diluncurkan Regal Springs pada Juni 2019 di Medan, yang merupakan program terpadu secara total pertama dalam bidang budidaya perikanan dan budidaya Tilapia.

Ditanya mengenai pakan ikan yang sempat dituding ikut mencemari Danau Toba, Juan Carlos menyebutkan, pihaknya selalu menggunakan pakan terapung yang diformulasikan secara khusus, sehingga tahan 4 jam di atas permukaan air. “Biasanya pakan habis dimakan ikan, karena diberi sesuai kebutuhan. Cara mengetahui kebutuhan ikan, ya dengan 4 alat berteknologi canggih tadi,” katanya.

Ia menegaskan, Regal Spring menerapkan zero fish waste policy dengan memanfaatkan seluruh siklus budidaya, mulai dari pemanfaatan pakan organik, kotoran ikan jadi pupuk organik dan kompos, daging, kulit, dan lemak ikan untuk kesehatan, serta sisik ikan untuk kecantikan.

Menurutnya, perusahaan juga berbagi tugas dengan pemerintah dalam menjaga lingkungan air tetap bersih.

“Pemerintah perlu menghitung dampak dari pihak lain terhadap kualitas air Danau Toba, antara lain hotel, masyarakat, dan kegiatan lain. Juga dampak keramba jaring apung milik masyarakat, yang saat ini mencapai 10 ribu KJA di Danau Toba,” ungkapnya.

Regal Springs Indonesia adalah perusahaan budidaya dan pengolahan bertanggung jawab yang berkantor pusat di Medan. Semua upaya bisnis program KAMI PEDULI Regal Springs Indonesia diarahkan untuk menghasilkan serangkaian produk Naturally Better Tilapia yang diproduksi dengan kualitas tertinggi untuk pasar dalam negeri dan ekspor.

Regal Springs Indonesia memiliki operasi di Sumatera Utara dan Jawa Tengah dan mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan yang utamanya direkrut dari masyarakat sekitar operasi perusahaan. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/