28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Minta Perhatian Disperindakop, Berharap Punya Hak Paten

Ahmad Sory Muda Silaban, Pengrajin Sepatu Menderita Cacat Kaki

Ahmad Sory Muda Silaban, bapak dua orang anak, kelahiran 13 April 1972 lalu, yang tinggal di Jalan Mayjen Sutoyo, Lingkungan III, Kelurahan Rambung, Kota Tebing Tinggi ini punya semangat tinggi meski salah satu kakinya catat.

Sebagai pegerajin pembuat sepatu pria, anak-anak dan wanita, ia menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk lebih peduli dengan pelaku usaha kecil menengah yang masuk kedalam kategori home industri.

”Semenjak tahun 2001 hingga sekarang pemerintah setempat belum melakukan pembinaan sekaligus memberi bantuan kepada saya, apalagi bantuan berbentuk peralatan kerja,” bilang Ahmad kepada Sumut Pos, Minggu (15/1) siang di rumah sewanya yang berukuran sedang dan sudah dikontrak selama 12 tahun.

Selama 12 tahun menekuni pembuatan sepatu pria, wanita dan anak-anak, Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) kurang peduli dengan nasib para pelaku usaha kecil menengah yang tergolong kedalam usaha home indutri. Bahkan, Ahmad dirinya selama dua belas tahun tidak pernah menerima bantuan peralatan dari dinas terkait.

”Dinas selalu menjanjikan bantuan, tetapi tahun ketahun selalu kita tunggu tidak ada yang terealisasi.  Kami harapkan pemerintah hendaklah melakukan pembinaan dan promosi untuk memajukan sektor UKM ini,” bilang Ahmad yang ditemani anaknya, Mariadi kelas II Sekolah Menegah Kejuraan di Kota Tebing Tinggi.

Menurut Ahmad, dirinya berkeinginan membuat nama Kota Tebingtinggi terkenal di Indonesia dengan produk sepatunya. Untuk kualitas sepatu tempahan ini tidak diragukan dan harga ditawarkannya sedikit agak murah dibanding dengan harga-harga yang ada di supermarket.
Hanya saja, untuk memasok barang sepatu jadi, dia terganjal dengan merek atau hak paten nama sepatunya. Karena para penjual (toko) tidak mau menerima barang apabila hak paten tidak ada. “Itulah yang saya harapkan dari Pemko Tebingtinggi bisa mengeluarkan hak paten atas ciptaan karya sepatu saya,” harapnya.

Padahal, kata dia, mereknya sudah dipersiapkan denga nama Tebing shoes. Pihak Dinas Prindakop Kota Tebing Tinggi sudah menerima usulan merek itu, tetapi sampai sekarang seakan pemerintah tidak respon dengan orang yang ingin mengharumkan nama Tebing Tinggi. ”Pemasaran sangat mengalami kendala,” pungkasnya.

Apalagi, lanjutnya, sesuai dengan moto Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan berharap ada satu produk andalan untuk satu desa (One vilage on produk). “Mana janjinya Wali Kota? Saya yakin dengan adanya merek Tebing Shoes untuk sepatu yang kubuat, mutunya masih bisa mengalahkan sepatu-sepatu lainnya. Sekarang saya bosan dengan janji-janji yang diberikan Pemko Tebingtinggi,” kesal Ahmad.
Selama ini, lanjutnya, untuk penjualan sepatu per bulannya paling ditaksir senilai jutaan rupiah dan untuk menghasilakan pembuatan sepatu dalam sehari bisa menyiapkan satu buah sepatu tempahan tergantung dengan permintaan mode oleh pemesan.
Untuk mendapatkan bahan-bahan, dirinya harus pergi ke Kota Medan langsung dengan naik bus. Sedangkan untuk pemasaran, ia mengalami kendala karena pemerintah setempat seolah tidak perduli dengan hasil produknya.
”Inilah kendalanya, pemasaran sangat mengalami kendala. Seharusnya pemerintah lebih peduli dengan pemasaran, bukan hanya selalu datang meminta dibuatkan sepatu untuk mengikuti pameran atapun penampilan produk hasil UKM masyarakat untuk ditampilkan diluar daerah,” keluh Ahmad.
Untuk mensiasati hal itu, sekarang Ahmad Sory Muda yang dibantu anaknya Mariadi masih tetap terus melaksanakan pembuatan sepatu demi memenuhi konsumen yang datang langsung memesan. Walaupun pesanan tidak datang setiap hari, namun mereka yakin ke depan usaha pembuatan sepatu sekaligus pembuatan Acuan (mal sepatu) ini akan masih bisa berkembang walaupun tidak dibantu oleh pemerintah setempat.
“Kami tetap merasa yakin, kemungkinan ada donatur atapun pemilik trend merek terkenal akan melirik kami untuk bekerjasama,” harap Ahmad.  (mag-3)

Ahmad Sory Muda Silaban, Pengrajin Sepatu Menderita Cacat Kaki

Ahmad Sory Muda Silaban, bapak dua orang anak, kelahiran 13 April 1972 lalu, yang tinggal di Jalan Mayjen Sutoyo, Lingkungan III, Kelurahan Rambung, Kota Tebing Tinggi ini punya semangat tinggi meski salah satu kakinya catat.

Sebagai pegerajin pembuat sepatu pria, anak-anak dan wanita, ia menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk lebih peduli dengan pelaku usaha kecil menengah yang masuk kedalam kategori home industri.

”Semenjak tahun 2001 hingga sekarang pemerintah setempat belum melakukan pembinaan sekaligus memberi bantuan kepada saya, apalagi bantuan berbentuk peralatan kerja,” bilang Ahmad kepada Sumut Pos, Minggu (15/1) siang di rumah sewanya yang berukuran sedang dan sudah dikontrak selama 12 tahun.

Selama 12 tahun menekuni pembuatan sepatu pria, wanita dan anak-anak, Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) kurang peduli dengan nasib para pelaku usaha kecil menengah yang tergolong kedalam usaha home indutri. Bahkan, Ahmad dirinya selama dua belas tahun tidak pernah menerima bantuan peralatan dari dinas terkait.

”Dinas selalu menjanjikan bantuan, tetapi tahun ketahun selalu kita tunggu tidak ada yang terealisasi.  Kami harapkan pemerintah hendaklah melakukan pembinaan dan promosi untuk memajukan sektor UKM ini,” bilang Ahmad yang ditemani anaknya, Mariadi kelas II Sekolah Menegah Kejuraan di Kota Tebing Tinggi.

Menurut Ahmad, dirinya berkeinginan membuat nama Kota Tebingtinggi terkenal di Indonesia dengan produk sepatunya. Untuk kualitas sepatu tempahan ini tidak diragukan dan harga ditawarkannya sedikit agak murah dibanding dengan harga-harga yang ada di supermarket.
Hanya saja, untuk memasok barang sepatu jadi, dia terganjal dengan merek atau hak paten nama sepatunya. Karena para penjual (toko) tidak mau menerima barang apabila hak paten tidak ada. “Itulah yang saya harapkan dari Pemko Tebingtinggi bisa mengeluarkan hak paten atas ciptaan karya sepatu saya,” harapnya.

Padahal, kata dia, mereknya sudah dipersiapkan denga nama Tebing shoes. Pihak Dinas Prindakop Kota Tebing Tinggi sudah menerima usulan merek itu, tetapi sampai sekarang seakan pemerintah tidak respon dengan orang yang ingin mengharumkan nama Tebing Tinggi. ”Pemasaran sangat mengalami kendala,” pungkasnya.

Apalagi, lanjutnya, sesuai dengan moto Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan berharap ada satu produk andalan untuk satu desa (One vilage on produk). “Mana janjinya Wali Kota? Saya yakin dengan adanya merek Tebing Shoes untuk sepatu yang kubuat, mutunya masih bisa mengalahkan sepatu-sepatu lainnya. Sekarang saya bosan dengan janji-janji yang diberikan Pemko Tebingtinggi,” kesal Ahmad.
Selama ini, lanjutnya, untuk penjualan sepatu per bulannya paling ditaksir senilai jutaan rupiah dan untuk menghasilakan pembuatan sepatu dalam sehari bisa menyiapkan satu buah sepatu tempahan tergantung dengan permintaan mode oleh pemesan.
Untuk mendapatkan bahan-bahan, dirinya harus pergi ke Kota Medan langsung dengan naik bus. Sedangkan untuk pemasaran, ia mengalami kendala karena pemerintah setempat seolah tidak perduli dengan hasil produknya.
”Inilah kendalanya, pemasaran sangat mengalami kendala. Seharusnya pemerintah lebih peduli dengan pemasaran, bukan hanya selalu datang meminta dibuatkan sepatu untuk mengikuti pameran atapun penampilan produk hasil UKM masyarakat untuk ditampilkan diluar daerah,” keluh Ahmad.
Untuk mensiasati hal itu, sekarang Ahmad Sory Muda yang dibantu anaknya Mariadi masih tetap terus melaksanakan pembuatan sepatu demi memenuhi konsumen yang datang langsung memesan. Walaupun pesanan tidak datang setiap hari, namun mereka yakin ke depan usaha pembuatan sepatu sekaligus pembuatan Acuan (mal sepatu) ini akan masih bisa berkembang walaupun tidak dibantu oleh pemerintah setempat.
“Kami tetap merasa yakin, kemungkinan ada donatur atapun pemilik trend merek terkenal akan melirik kami untuk bekerjasama,” harap Ahmad.  (mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/