MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan, sulitnya memonitor penjualan daging sapi beku di pasaran. Pasalnya, selain Bulog, ada perusahaan lain yang bisa mendatangkan daging beku tersebut.
“Kita tidak tahu, sebab sejak ada izin di luar Jabodetabek boleh (salurkan daging sapi beku), maka bukan hanya kami yang mendatangkan. Jadi, mungkin distributor lain yang mendatangkan dari Jakarta,” ungkap Kepala Perum Bulog Divre Sumut Benhur Ngkaimi, saat ditemui di Gudang Beras Bulog Jalan Jemadi Medan, baru-baru ini.
Benhur mengatakan, daging sapi beku ini diperuntukkan bagi masyarakat yang akan mengkonsumsinya langsung, bukan kepada pedagang. Apabila ditemukan di lapangan, kemungkinan bukan dari Bulog. Karena itu, perlu dilakukan kroscek. “Ke depan saya akan menyampaikan usulan kepada direksi Bulog pusat, untuk mendatangkan daging impor hanya dari Bulog Sumut saja, tidak ada yang lain. Dengan begitu, kami bisa memonitor. Kalau tidak satu pintu, kami tidak bisa (memonitor),” keluhnya.
Menurutnya, daging beku impor, merupakan program pemerintah pusat dalam rangka intervensi harga. Idealnya, harga daging sapi mencapai Rp80 ribuan per kilogram. “Dalam kondisi surplus, kemudian dilakukan impor daging, jangan terlalu dipermasalahkan. Kecuali, kalau harganya sudah stabil kemungkinan impor tidak perlu dilakukan lagi. Untuk itu, yang perlu ditpertanyakan, kenapa kalau surplus, harga daging masih mencapai Rp100 ribuan per kilogram?” sebut Benhur.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan, sulitnya memonitor penjualan daging sapi beku di pasaran. Pasalnya, selain Bulog, ada perusahaan lain yang bisa mendatangkan daging beku tersebut.
“Kita tidak tahu, sebab sejak ada izin di luar Jabodetabek boleh (salurkan daging sapi beku), maka bukan hanya kami yang mendatangkan. Jadi, mungkin distributor lain yang mendatangkan dari Jakarta,” ungkap Kepala Perum Bulog Divre Sumut Benhur Ngkaimi, saat ditemui di Gudang Beras Bulog Jalan Jemadi Medan, baru-baru ini.
Benhur mengatakan, daging sapi beku ini diperuntukkan bagi masyarakat yang akan mengkonsumsinya langsung, bukan kepada pedagang. Apabila ditemukan di lapangan, kemungkinan bukan dari Bulog. Karena itu, perlu dilakukan kroscek. “Ke depan saya akan menyampaikan usulan kepada direksi Bulog pusat, untuk mendatangkan daging impor hanya dari Bulog Sumut saja, tidak ada yang lain. Dengan begitu, kami bisa memonitor. Kalau tidak satu pintu, kami tidak bisa (memonitor),” keluhnya.
Menurutnya, daging beku impor, merupakan program pemerintah pusat dalam rangka intervensi harga. Idealnya, harga daging sapi mencapai Rp80 ribuan per kilogram. “Dalam kondisi surplus, kemudian dilakukan impor daging, jangan terlalu dipermasalahkan. Kecuali, kalau harganya sudah stabil kemungkinan impor tidak perlu dilakukan lagi. Untuk itu, yang perlu ditpertanyakan, kenapa kalau surplus, harga daging masih mencapai Rp100 ribuan per kilogram?” sebut Benhur.