30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Puas Dapat Layanan Terbaik, Nasabah Ini Miliki 29 Polis Manulife

‎Foto: Istimewa
BERBINCANG: (Dari kiri) Direktur & Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita J Rumngangun, & Chief Operanting Hans De Waal, Presdir & CEO Jonathan Hekster, dan Direktur & Chier Legal & Complience Officer Apriliani Siregar (kanan) berbincang-bincang seusai memberikan bunga apresiasi kepada dua nasabah istimewa yaitu  Yovita Gunawan dan Emiryzard Shah Khaled Hilman.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjaga kepercayaan nasabah bisa menjadi kunci sukses sebuah perusahaan. Hal itu jugalah yang terjadi pada perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia). Kinerja positif yang diraih tiap tahunnya, tidak lepas dari keberhasilan perusahaan menjaga kepercayaan nasabah.

“Nasabah harus menjadi yang terutama. Jangan lihat dari hasil laba dulu, tetapi pikirkan dulu apa yang diperlukan nasabah,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia, Jonathan Hekster, saat memberikan apresiasi kepada dua nasabah Manulife Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.

Hekster yang didampingi jajaran direksi Manulife Indonesia lainnya memberikan tanda apresiasi kepada Yovita Gunawan (41) dan Emiryzard Shah Khaled Hilman (18 tahun). Kedua nasabah itu merupakan nasabah unik Manulife Indonesia. Yovita merupakan nasabah yang memiliki polis Manulife terbanyak, yakni 29 polis. Sedangkan Emir, sapaan akrab Emiryzard, adalah pemegang polis termuda di Manulife Indonesia.

Hekster menjelaskan, kekuatan bisnis Manulife Indonesia adalah untuk memastikan kapabilitas pembayaran klaim kepada nasabah. Sepanjang 2018, Manulife Indonesia membayar klaim ke nasabah sebesar Rp 5,5 triliun. “Jangan sampai saat nasabah mengalami bencana, kita tambah lagi dengan ketidakpastian,” tutur Hekster.

Ternyata, apa yang disampaikan Hekster, diamini baik oleh Yovita dan Emir. Keduanya mengaku puas dengan layanan yang diberikan Manulife Indonesia, terutama dalam kepastian klaim. Bahkan, saking puasnya, Yovita membeli 29 produk proteksi Manulife untuk ia dan keluarganya. Tak hanya soal klaim, tetapi layanan dan kejujuran Manulife Indonesia yang membuatnya puas.

Yovita mengisahkan, ia memiliki polis pertamanya tahun 1998 yakni produk Darma Prodana. Produk proteksi kesehatan dan investasi itu ternyata sangat menguntungkan, hanya beberapa kali bayar, imbal hasilnya cukup besar. Setelah itu ia mengambil produk lainnya. Pernah suatu ketika ia harus menjalani operasi, ternyata tidak sampai 12 hari, klaimnya cair. Begitu juga ketika saya masuk rumah sakit, tetapi tidak memiliki waktu klaim dan mengurus administrasi klaim di rumah sakit, ternyata dibantu agen asuransi Manulife hingga seluruhnya selesai dan klaim dibayar dalam dua pekan.

“Saya bilang ke agen, Manulife bagus, kalau ada produk bagus lainnya beritahu ke saya, ternyata memang produk-produknya bagus. Sekarang ini, mungkin saya sudah punya semua produk Manulife,” ujarnya sambil tertawa.

Yovita mengaku beberapa kali ditawari rekannya untuk membeli produk asuransi dari perusahaan lain. Namun, karena ia sudah mengalami pengalaman yang baik dengan Manulife, ia sulit pindah ke yang lainnya. “Pernah ada kawan saya yang ikut asuransi lain, mengalami kecelakaan. Ia kehilangan satu jari tangannya. Ternyata klaimnya ditolak. Asuransinya itu hanya mengcover untuk kehilangan satu tangan. Saya dengar yang seperti itu membuat saya takut,” keluh Yovita sedih.

Makanya, saat mendapat kemudahan klaim di Manulife, Yovita semakin memiliki ketetapan hati. Malah, ia terus menambah kepesertaannya di Manulife. Produk terakhir yang ia beli adalah produk Manulife Prime Assurance (MPA), produk proteksi premium untuk individu high net-worth (HNW) atau kalangan menengah atas. Hanya membayar Rp 150 juta per tahun selama 10 tahun, ia mendapat perlindungan senilai Rp 25 miliar. Bahkan, ia dengan mudah klaim saat melakukan rawat jalan.

‎Foto: Istimewa
BERBINCANG: (Dari kiri) Direktur & Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita J Rumngangun, & Chief Operanting Hans De Waal, Presdir & CEO Jonathan Hekster, dan Direktur & Chier Legal & Complience Officer Apriliani Siregar (kanan) berbincang-bincang seusai memberikan bunga apresiasi kepada dua nasabah istimewa yaitu  Yovita Gunawan dan Emiryzard Shah Khaled Hilman.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjaga kepercayaan nasabah bisa menjadi kunci sukses sebuah perusahaan. Hal itu jugalah yang terjadi pada perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia). Kinerja positif yang diraih tiap tahunnya, tidak lepas dari keberhasilan perusahaan menjaga kepercayaan nasabah.

“Nasabah harus menjadi yang terutama. Jangan lihat dari hasil laba dulu, tetapi pikirkan dulu apa yang diperlukan nasabah,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia, Jonathan Hekster, saat memberikan apresiasi kepada dua nasabah Manulife Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.

Hekster yang didampingi jajaran direksi Manulife Indonesia lainnya memberikan tanda apresiasi kepada Yovita Gunawan (41) dan Emiryzard Shah Khaled Hilman (18 tahun). Kedua nasabah itu merupakan nasabah unik Manulife Indonesia. Yovita merupakan nasabah yang memiliki polis Manulife terbanyak, yakni 29 polis. Sedangkan Emir, sapaan akrab Emiryzard, adalah pemegang polis termuda di Manulife Indonesia.

Hekster menjelaskan, kekuatan bisnis Manulife Indonesia adalah untuk memastikan kapabilitas pembayaran klaim kepada nasabah. Sepanjang 2018, Manulife Indonesia membayar klaim ke nasabah sebesar Rp 5,5 triliun. “Jangan sampai saat nasabah mengalami bencana, kita tambah lagi dengan ketidakpastian,” tutur Hekster.

Ternyata, apa yang disampaikan Hekster, diamini baik oleh Yovita dan Emir. Keduanya mengaku puas dengan layanan yang diberikan Manulife Indonesia, terutama dalam kepastian klaim. Bahkan, saking puasnya, Yovita membeli 29 produk proteksi Manulife untuk ia dan keluarganya. Tak hanya soal klaim, tetapi layanan dan kejujuran Manulife Indonesia yang membuatnya puas.

Yovita mengisahkan, ia memiliki polis pertamanya tahun 1998 yakni produk Darma Prodana. Produk proteksi kesehatan dan investasi itu ternyata sangat menguntungkan, hanya beberapa kali bayar, imbal hasilnya cukup besar. Setelah itu ia mengambil produk lainnya. Pernah suatu ketika ia harus menjalani operasi, ternyata tidak sampai 12 hari, klaimnya cair. Begitu juga ketika saya masuk rumah sakit, tetapi tidak memiliki waktu klaim dan mengurus administrasi klaim di rumah sakit, ternyata dibantu agen asuransi Manulife hingga seluruhnya selesai dan klaim dibayar dalam dua pekan.

“Saya bilang ke agen, Manulife bagus, kalau ada produk bagus lainnya beritahu ke saya, ternyata memang produk-produknya bagus. Sekarang ini, mungkin saya sudah punya semua produk Manulife,” ujarnya sambil tertawa.

Yovita mengaku beberapa kali ditawari rekannya untuk membeli produk asuransi dari perusahaan lain. Namun, karena ia sudah mengalami pengalaman yang baik dengan Manulife, ia sulit pindah ke yang lainnya. “Pernah ada kawan saya yang ikut asuransi lain, mengalami kecelakaan. Ia kehilangan satu jari tangannya. Ternyata klaimnya ditolak. Asuransinya itu hanya mengcover untuk kehilangan satu tangan. Saya dengar yang seperti itu membuat saya takut,” keluh Yovita sedih.

Makanya, saat mendapat kemudahan klaim di Manulife, Yovita semakin memiliki ketetapan hati. Malah, ia terus menambah kepesertaannya di Manulife. Produk terakhir yang ia beli adalah produk Manulife Prime Assurance (MPA), produk proteksi premium untuk individu high net-worth (HNW) atau kalangan menengah atas. Hanya membayar Rp 150 juta per tahun selama 10 tahun, ia mendapat perlindungan senilai Rp 25 miliar. Bahkan, ia dengan mudah klaim saat melakukan rawat jalan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/