26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Yodium di Bawah 30 Ppm Dilarang Beredar

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sumut Ibnu Sri Hutomo yang dihubungi terpisah mengatakan kebutuhan garam Sumut setiap tahun di atas 80.000 ton. Lebih separuh dari konsumsi garam masyarakat di Sumut, baik rumah tangga maupun industri, berasal dari Thailand dan India, sisanya dari dalam negeri. Dari jumlah itu, lebih dari setengahnya diimpor dari negara-negara produsen garam di dunia.

Dia mengatakan kendati memiliki banyak pantai, produksi garam di Sumut sangat minim, hanya dapat memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat. Angka impor juga cenderung meningkat karena adanya peningkatan permintaan.

“Lebih dari setegah untuk memenuhi kebutuhan garam di Sumut dari impor. Negara asal garam terbesar untuk kebutuhan di Sumut adalah India dan Thailand,” paparnya.

Sekretaris Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Cucu Sutara mengatakan bahwa garam yang berasal dari luar biasanya didatangkan dari negara India, di mana kadarnya hampir sama dengan yang berasal dari Indonesia. Namun untuk Australia, biasanya diperuntukkan bagi kebutuhan industri seperti pengolahan ikan.

“Yang kita tahu biasanya untuk garam konsumsi itu didatangkan dari India. Sementara dari Australia itu biasanya untuk kebutuhan industri,” ujar Cucu kepada wartawan, Selasa (2/5).

Pihaknya berharap proses impor garam oleh PT Garam yang akan masuk dari pelabuhan Tanjung Perak-Jawa Timur, Ciwandan-Banten dan Belawan-Sumut benar-benar bisa diawasi agar tujuan mendatangkan bahan baku tersebut sampai kepada pihak yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk konsumsi.

“Kita berharap jangan sampai ini digunakan untuk industri. Karena bahan baku ini murni untuk kebutuhan konsumsi, ikan industri,” sebutnya.

Dihubungi Sumut Pos pekan lalu, Pjs Kepala Cabang PT Garam Indonesia Sumut Febrico Wardono mengatakan garam yang didatangkan dari India dan Australia sebanyak 20.000 ton sudah sampai di Pelabuhan Belawan.

Meskipun sempat ditahan oleh Polda Sumut, garam yang bongkar-muat di Pelabuhan Belawan pekan lalu itu selanjutnya didistribusikan ke sejumlah wilayah. Meliputi Sumut sebanyak 10.000 ton, Sumatera Barat (3.000 ton), Sumatera Selatan (3.000 ton), Riau dan Jamni masing-masing 3.000 dan 1.000 ton. (rel/bal/val/azw)

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Sumut Ibnu Sri Hutomo yang dihubungi terpisah mengatakan kebutuhan garam Sumut setiap tahun di atas 80.000 ton. Lebih separuh dari konsumsi garam masyarakat di Sumut, baik rumah tangga maupun industri, berasal dari Thailand dan India, sisanya dari dalam negeri. Dari jumlah itu, lebih dari setengahnya diimpor dari negara-negara produsen garam di dunia.

Dia mengatakan kendati memiliki banyak pantai, produksi garam di Sumut sangat minim, hanya dapat memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat. Angka impor juga cenderung meningkat karena adanya peningkatan permintaan.

“Lebih dari setegah untuk memenuhi kebutuhan garam di Sumut dari impor. Negara asal garam terbesar untuk kebutuhan di Sumut adalah India dan Thailand,” paparnya.

Sekretaris Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Cucu Sutara mengatakan bahwa garam yang berasal dari luar biasanya didatangkan dari negara India, di mana kadarnya hampir sama dengan yang berasal dari Indonesia. Namun untuk Australia, biasanya diperuntukkan bagi kebutuhan industri seperti pengolahan ikan.

“Yang kita tahu biasanya untuk garam konsumsi itu didatangkan dari India. Sementara dari Australia itu biasanya untuk kebutuhan industri,” ujar Cucu kepada wartawan, Selasa (2/5).

Pihaknya berharap proses impor garam oleh PT Garam yang akan masuk dari pelabuhan Tanjung Perak-Jawa Timur, Ciwandan-Banten dan Belawan-Sumut benar-benar bisa diawasi agar tujuan mendatangkan bahan baku tersebut sampai kepada pihak yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk konsumsi.

“Kita berharap jangan sampai ini digunakan untuk industri. Karena bahan baku ini murni untuk kebutuhan konsumsi, ikan industri,” sebutnya.

Dihubungi Sumut Pos pekan lalu, Pjs Kepala Cabang PT Garam Indonesia Sumut Febrico Wardono mengatakan garam yang didatangkan dari India dan Australia sebanyak 20.000 ton sudah sampai di Pelabuhan Belawan.

Meskipun sempat ditahan oleh Polda Sumut, garam yang bongkar-muat di Pelabuhan Belawan pekan lalu itu selanjutnya didistribusikan ke sejumlah wilayah. Meliputi Sumut sebanyak 10.000 ton, Sumatera Barat (3.000 ton), Sumatera Selatan (3.000 ton), Riau dan Jamni masing-masing 3.000 dan 1.000 ton. (rel/bal/val/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/