30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

BI Terus Gencarkan Sosialisasi QRIS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut) sedang melakukan berbagai upaya sosialisasi sebagai bentuk perluasan implementasi dan edukasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Hal ini bertujuan, agar masyarakat tertarik menggunakan QRIS dalam aktivitas jual beli, untuk memfamiliarkan belanja digital menggunakan aplikasi QRIS di merchant yang terdapat di Sumut.

Demikian dikatakan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Azka Subhan, dalam acara Bincang Bareng Media (BBM), di Kantor BI Sumut, Medan, Selasa (26/7/2022).

Selain itu, pihaknya juga sedang gencar melakukan perluasan elektronifikasi transaksi, serta sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah ke berbagai lapisan masyarakat di Sumut.

“Jumlah merchant di QRIS sudah mencapai 700 ribu. Namun penggunanya hanya 300 an ribu orang. Ternyata lebih banyak merchant ketimbang penggunanya. Ini membuat saya galau, bagaimana cara meningkatkan pengguna baru ini. Saya sangat-sangat butuh solusi,” ujar Azka di hadapan wartawan saat acara berlangsung.

Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan. Akhirnya dia pun membuka masukan dari wartawan yang hadir. Salah satu solusi yang ditampungnya, yakni BI harus meningkatkan sosialisasi terkait QRIS dan apa-apa saja manfaat yang didapat oleh masyarakat.

Dikatakannya, upaya sosialisasi dan edukasi QRIS dapat terus mendorong peningkatan literasi dan akseptasi masyarakat terhadap QRIS, sebagai alternatif pembayaran nontunai yang cepat, mudah, murah, aman dan handal.

Perluasan elektronifikasi transaksi juga terus disinergikan dengan para stakeholder terkait, khususnya pada beberapa program elektronifikasi seperti Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) dan elektronifikasi di sektor transportasi dan destinasi wisata.

“Di sisi lain, upaya dalam mendorong pemahaman masyarakat dalam memaknai uang Rupiah juga terus dilakukan melalui sosialisasi CBP Rupiah,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Propinsi Sumatera Utara (Sumut), Ibrahim menambahkan, BI juga kembali mengajak masyarakat untuk bersama mendorong pemulihan ekonomi dengan berpartisipasi pada kegiatan 3rd Sumatranomics: Call for Paper.

“Kegiatan ini merupakan merupakan kolaborasi antara KPwBI Provinsi Sumatera Utara, ISEI Cabang Medan serta Dewan Riset dan Inovasi Provinsi Sumatera Utara,” katanya.

Dia menjelaskan, 3rd Sumatranomics: Call for Paper bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perkembangan ekonomi dan isu strategis yang terjadi di wilayah Sumatera, sekaligus menggali rekomendasi dan solusi kreatif untuk mengatasi berbagai kendala terutama dalam situasi post pandemic Covid-19 yang ada di Sumatera, termasuk Sumut.

“Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan upaya pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut dan semakin terakselerasi,” imbuhnya.

Ibrahim juga menyinggung terkait inflasi yang masih terjadi di Sumut pada bulan Juli 2022. Menurutnya, sepanjang ini masih terbilang baik secara bulanan maupun tahunan. Bahkan diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juli yang berpotensi mempengaruhi produktivitas sebagian komoditas,” pungkasnya. (Dwi/Tri)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara (KPw BI Sumut) sedang melakukan berbagai upaya sosialisasi sebagai bentuk perluasan implementasi dan edukasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Hal ini bertujuan, agar masyarakat tertarik menggunakan QRIS dalam aktivitas jual beli, untuk memfamiliarkan belanja digital menggunakan aplikasi QRIS di merchant yang terdapat di Sumut.

Demikian dikatakan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Azka Subhan, dalam acara Bincang Bareng Media (BBM), di Kantor BI Sumut, Medan, Selasa (26/7/2022).

Selain itu, pihaknya juga sedang gencar melakukan perluasan elektronifikasi transaksi, serta sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah ke berbagai lapisan masyarakat di Sumut.

“Jumlah merchant di QRIS sudah mencapai 700 ribu. Namun penggunanya hanya 300 an ribu orang. Ternyata lebih banyak merchant ketimbang penggunanya. Ini membuat saya galau, bagaimana cara meningkatkan pengguna baru ini. Saya sangat-sangat butuh solusi,” ujar Azka di hadapan wartawan saat acara berlangsung.

Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan. Akhirnya dia pun membuka masukan dari wartawan yang hadir. Salah satu solusi yang ditampungnya, yakni BI harus meningkatkan sosialisasi terkait QRIS dan apa-apa saja manfaat yang didapat oleh masyarakat.

Dikatakannya, upaya sosialisasi dan edukasi QRIS dapat terus mendorong peningkatan literasi dan akseptasi masyarakat terhadap QRIS, sebagai alternatif pembayaran nontunai yang cepat, mudah, murah, aman dan handal.

Perluasan elektronifikasi transaksi juga terus disinergikan dengan para stakeholder terkait, khususnya pada beberapa program elektronifikasi seperti Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) dan elektronifikasi di sektor transportasi dan destinasi wisata.

“Di sisi lain, upaya dalam mendorong pemahaman masyarakat dalam memaknai uang Rupiah juga terus dilakukan melalui sosialisasi CBP Rupiah,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Propinsi Sumatera Utara (Sumut), Ibrahim menambahkan, BI juga kembali mengajak masyarakat untuk bersama mendorong pemulihan ekonomi dengan berpartisipasi pada kegiatan 3rd Sumatranomics: Call for Paper.

“Kegiatan ini merupakan merupakan kolaborasi antara KPwBI Provinsi Sumatera Utara, ISEI Cabang Medan serta Dewan Riset dan Inovasi Provinsi Sumatera Utara,” katanya.

Dia menjelaskan, 3rd Sumatranomics: Call for Paper bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perkembangan ekonomi dan isu strategis yang terjadi di wilayah Sumatera, sekaligus menggali rekomendasi dan solusi kreatif untuk mengatasi berbagai kendala terutama dalam situasi post pandemic Covid-19 yang ada di Sumatera, termasuk Sumut.

“Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan upaya pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut dan semakin terakselerasi,” imbuhnya.

Ibrahim juga menyinggung terkait inflasi yang masih terjadi di Sumut pada bulan Juli 2022. Menurutnya, sepanjang ini masih terbilang baik secara bulanan maupun tahunan. Bahkan diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

“Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh masih tingginya curah hujan dan peningkatan sifat hujan di bulan Juli yang berpotensi mempengaruhi produktivitas sebagian komoditas,” pungkasnya. (Dwi/Tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/