28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Kapolri: Tak Ada Beras Plastik

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tegaskan tidak ada beras plastik.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tegaskan tidak ada beras plastik.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Misteri mengenai peredaran beras plastik yang meresahkan masyarakat akhirnya tuntas. Pemerintah memastikan bahwa beras yang selama ini diduga mengandung plastik, ternyata adalah beras biasa.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sejak muncul isu beredarnya beras plastik, pemerintah sudah melakukan pengujian di empat laboratorium milik Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Forensik Polri. “Hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik,” ujarnya usai rapat di Kantor Presiden kemarin (26/5).

Pertanyaan pun lantas mengemuka. Bagaimana dengan hasil uji laboratorium Sucofindo yang menunjukkan hasil adanya kandungan plastik dalam beras?
Menurut Badrodin, pemerintah memang berhati-hati dengan hasil isu beras plastik. Karena itu, untuk memastikan validitas pengujian laboratorium, Polri sudah mengambil sampel atau contoh beras yang diduga mengandung plastik yang ditemukan di Bekasi. Bahkan, sampel beras yang masih ada di laboratorium Sucofindo juga diambil untuk dites ulang. “Diuji oleh empat laboratorium lagi dan hasilnya semua negatif,” katanya.

Badrodin menyebut, perbedaan hasil pengujian laboratorium Sucofindo dan empat laboratorium lainnya kemungkinan karena adanya beda interpretasi hasil uji dengan metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). “Analisis Sucofindo kualitatif tanpa dilakukan konfirmasi dengan senyawa baku dari bahan plastik yang diduga terkandung dalam sampel,” jelasnya.

Selain itu, ada pula kemungkinan jika dalam proses uji di laboratorium Sucofindo, sampel beras sudah terkontaminasi atau terpapar zat senyawa plastik. Karena itu, lanjut Badrodin, Polri akan memanggil pihak Sucofindo untuk mengecek detil proses uji laboratoriumnya. “Untuk tahu apakah kesalahannya pada proses, atau memang ada kesengajaan (untuk memicu isu beras plastik),” ujarnya.

Dalam pengungkapan kasus beras plastik yang meresahkan masyarakat ini, pemerintah memang terlihat serius. Bahkan, selain Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) pun dilibatkan dalam proses penyelidikannya karena adanya dugaan bahwa isu beras plastik sengaja dilontarkan untuk membuat resah masyarakat.

Kepala BPOM Roy Sparingga menambahkan, dalam proses pengujian beras yang diduga mengandung plastik, BPOM sangat hati-hati, sehingga menggunakan berbagai tahapan mulai dari proses baku banding yang divalidasi, serta uji kesetaraan substansi antara beras biasa dengan beras yang diduga mengandung plastik. ‘Kami juga menguji kandungan logam berat, semuanya negatif,’ katanya.

Bahkan, lanjut Roy, pada 21 Mei lalu, BPOM sudah menanyakan langsung kepada World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia mengenai keberadaan beras plastik di negara lain. “Kami dapat jawaban, tidak pernah ada,” ucapnya.

Lalu, bagaimana dengan kejadian sakitnya beberapa warga yang memakan beras yang diduga mengandung plastik? Menurut Roy, laporan keracunan makanan adalah hal yang biasa terjadi. Hal itu bisa disebabkan oleh kesalahan proses memasak atau tercampur oleh zat tertentu. “Jadi, bukan karena beras plastik,” ujarnya. (owi/wir/jpnn)

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tegaskan tidak ada beras plastik.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tegaskan tidak ada beras plastik.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Misteri mengenai peredaran beras plastik yang meresahkan masyarakat akhirnya tuntas. Pemerintah memastikan bahwa beras yang selama ini diduga mengandung plastik, ternyata adalah beras biasa.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sejak muncul isu beredarnya beras plastik, pemerintah sudah melakukan pengujian di empat laboratorium milik Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Forensik Polri. “Hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik,” ujarnya usai rapat di Kantor Presiden kemarin (26/5).

Pertanyaan pun lantas mengemuka. Bagaimana dengan hasil uji laboratorium Sucofindo yang menunjukkan hasil adanya kandungan plastik dalam beras?
Menurut Badrodin, pemerintah memang berhati-hati dengan hasil isu beras plastik. Karena itu, untuk memastikan validitas pengujian laboratorium, Polri sudah mengambil sampel atau contoh beras yang diduga mengandung plastik yang ditemukan di Bekasi. Bahkan, sampel beras yang masih ada di laboratorium Sucofindo juga diambil untuk dites ulang. “Diuji oleh empat laboratorium lagi dan hasilnya semua negatif,” katanya.

Badrodin menyebut, perbedaan hasil pengujian laboratorium Sucofindo dan empat laboratorium lainnya kemungkinan karena adanya beda interpretasi hasil uji dengan metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). “Analisis Sucofindo kualitatif tanpa dilakukan konfirmasi dengan senyawa baku dari bahan plastik yang diduga terkandung dalam sampel,” jelasnya.

Selain itu, ada pula kemungkinan jika dalam proses uji di laboratorium Sucofindo, sampel beras sudah terkontaminasi atau terpapar zat senyawa plastik. Karena itu, lanjut Badrodin, Polri akan memanggil pihak Sucofindo untuk mengecek detil proses uji laboratoriumnya. “Untuk tahu apakah kesalahannya pada proses, atau memang ada kesengajaan (untuk memicu isu beras plastik),” ujarnya.

Dalam pengungkapan kasus beras plastik yang meresahkan masyarakat ini, pemerintah memang terlihat serius. Bahkan, selain Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) pun dilibatkan dalam proses penyelidikannya karena adanya dugaan bahwa isu beras plastik sengaja dilontarkan untuk membuat resah masyarakat.

Kepala BPOM Roy Sparingga menambahkan, dalam proses pengujian beras yang diduga mengandung plastik, BPOM sangat hati-hati, sehingga menggunakan berbagai tahapan mulai dari proses baku banding yang divalidasi, serta uji kesetaraan substansi antara beras biasa dengan beras yang diduga mengandung plastik. ‘Kami juga menguji kandungan logam berat, semuanya negatif,’ katanya.

Bahkan, lanjut Roy, pada 21 Mei lalu, BPOM sudah menanyakan langsung kepada World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia mengenai keberadaan beras plastik di negara lain. “Kami dapat jawaban, tidak pernah ada,” ucapnya.

Lalu, bagaimana dengan kejadian sakitnya beberapa warga yang memakan beras yang diduga mengandung plastik? Menurut Roy, laporan keracunan makanan adalah hal yang biasa terjadi. Hal itu bisa disebabkan oleh kesalahan proses memasak atau tercampur oleh zat tertentu. “Jadi, bukan karena beras plastik,” ujarnya. (owi/wir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/