33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

IHSG dan Rupiah Melemah, BI: Pasar Global sedang Meradang

ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) mengakui virus korona mulai berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam di atas empat persen dan rupiah yang kembali tembus ke level 14.000.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dampak ketakutan para invetor tidak hanya terjadi pada pasar keuangan tanah air. Dampak serupa juga tampak menyerang seluruh pasar keuangan global.

“Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang karena memang investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia,” ujarnya saat ditemui di kompleks BI, Jakarta, Jumat (28/2).

Menurutnya, banyaknya korban terinfeksi maupun yang meninggal akibat virus korona membuat para investor menyoroti isu ini secara serius. Apalagi, saat ini penyebaran virus tersebut telah meluas ke berbagai negara lainnya di luar Tiongkok.

“Dampak dari virus korona tidak hanya menyebar ke Asia, tapi sampai ke Amerika Serikat dan Eropa,” imbuhnya.

Sehingga, Perry menambahkan, para investor cenderung melepas portofolionya dan beralih ke instrumen investasi yang lebih aman. Misalnya saja investasi di emas, yang mana saat ini harganya terus mengalami kenaikan.

“Investor global kecenderungannya melepas investasi portofolionya dari Korea, Thailand, Malaysia, Singapura dan dari Indonesia. Untuk Indonesia memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham,” pungkasnya.

Hingga pukul 17.25 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.

Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.

Bank Indonesia (BI) sendiri telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak awal 2020. Hal ini demi menahan gejolaj rupiah dari sentimen negatif yang saat ini didorong oleh penyebaran wabah coronavirus.

Perry Warjiyo mengatakan sejak awal tahun, rupiah telah melemah 1,08% (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

“Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07%(ytd), baht Thailand melemah 6,42% (ytd), Singapore dolar melemah 3,76% (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91% (ytd),” kata dia. (jpc/dtc/ram)

ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Bank Indonesia (BI) mengakui virus korona mulai berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup dalam di atas empat persen dan rupiah yang kembali tembus ke level 14.000.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dampak ketakutan para invetor tidak hanya terjadi pada pasar keuangan tanah air. Dampak serupa juga tampak menyerang seluruh pasar keuangan global.

“Pasar keuangan global memang sedang mengalami radang karena memang investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia,” ujarnya saat ditemui di kompleks BI, Jakarta, Jumat (28/2).

Menurutnya, banyaknya korban terinfeksi maupun yang meninggal akibat virus korona membuat para investor menyoroti isu ini secara serius. Apalagi, saat ini penyebaran virus tersebut telah meluas ke berbagai negara lainnya di luar Tiongkok.

“Dampak dari virus korona tidak hanya menyebar ke Asia, tapi sampai ke Amerika Serikat dan Eropa,” imbuhnya.

Sehingga, Perry menambahkan, para investor cenderung melepas portofolionya dan beralih ke instrumen investasi yang lebih aman. Misalnya saja investasi di emas, yang mana saat ini harganya terus mengalami kenaikan.

“Investor global kecenderungannya melepas investasi portofolionya dari Korea, Thailand, Malaysia, Singapura dan dari Indonesia. Untuk Indonesia memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham,” pungkasnya.

Hingga pukul 17.25 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.

Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.

Bank Indonesia (BI) sendiri telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak awal 2020. Hal ini demi menahan gejolaj rupiah dari sentimen negatif yang saat ini didorong oleh penyebaran wabah coronavirus.

Perry Warjiyo mengatakan sejak awal tahun, rupiah telah melemah 1,08% (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

“Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07%(ytd), baht Thailand melemah 6,42% (ytd), Singapore dolar melemah 3,76% (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91% (ytd),” kata dia. (jpc/dtc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/