26.7 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Emosi Warga Meluap: Kenapa Kau Bunuh Keluarga Kami…?

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang tersangka pembunuhan sekeluarga di Mabar, Andi Lala, memperagakan adegan saat dia mengambil handphone korban saat menjalani reka ulang kasus di Mabar Medan, Senin (8/5). Sebanyak 48 adegan diperagakan Andi Lala bersama dua orang rekannya pada peristiwa pembunuhan sekeluarga yang bermotifkan perampokan dan dendam.

Sebelumnya, sekitar dua jam sebelum Andi Lala, Roni dan Andi Syahputra tiba di lokasi, masyarakat telah memadati jalan sepanjang 1 km. Begitu mobil Xenia BK 1011 HJ yang digunakan para tersangka saat menghabisi nyawa Riyanto sekeluarga tiba di lokasi, warga langsung meneriakinya. “Binatang itu, matikan saja, dasar biadab. Bukan manusia itu, matikan saja,” teriak warga ke arah mobil yang tiba di depan lorong rumah korban.

Kondisi massa yang cukup padat, membuat petugas keamanan kesulitan mengeluarkan para tersangka dari dalam mobil. Kursi roda dan tongkat yang telah disediakan, langsung diberikan kepada para tersangka.

Saat Andi Lala, Roni dan Andi Syahputra keluar dari mobil, hujatan dan cercaan terus terlontar dari mulut warga. “Bunuh saja itu, bukan manusia itu,” teriak warga lagi.

Penyidik Reskrimum Polda Sumut membacakan 48 adegan yang akan diperagakan para tersangka. Para tersangka kemudian digiring dengan kursi roda dan tongkat menuju ke rumah tempat pembantaian sekeluarga. Di dalam rumah, Polisi bersama Jaksa Penuntu Umum (JPU) dan penasehat hukum menyaksikan proses adegan per adegan pembunuhan sekeluarga yang dilakukan Andi Lala sebagai otak pelaku.

Warga begitu antusias menyaksikan rekonstruksi tersebut. Bahkan, ada warga yang naik ke pagar dan atap rumah untuk dapat menyaksikan adegan per adegan rekonstruksi tersebut.

Setelah lebih dari dua jam melakukan rekontruksi di dalam rumah, para tersangka digiring keluar. Warga kembali emosi. Bahkan, para tersangka yang di kawal Polisi sempat diserang warga yang ingin memukul. Melihat emosi warga semakin tak terkendali, dua adegan terpaksa tak dilaksanakan, yakni 15 dan 16. Di mana dalam adegan itu, Andi Lala menjemput tongkat besi dari mobilnya dan kembali ke rumah untuk menghabisi nyawa para korban.

“Biadab ini, matikan saja, tidak cocok hidup, dasar binatang,” teriak warga yang mencoba menyerang para tersangka.

Pihak kepolisian bersusah payah dengan cepat langsung melarikan para tersangka keluar lorong dan menaikkan ke mobil. “Awas, jangan kalian pukuli dia (tersangka),” teriak polisi saat melarikan tersangka ke mobil.

Setelah para tersangka naik ke mobil, suasana akhirnya dapat tenang kembali. Ratusan warga yang memadati lokasi langsung meninggalkan lokasi.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Seorang tersangka pembunuhan sekeluarga di Mabar, Andi Lala, memperagakan adegan saat dia mengambil handphone korban saat menjalani reka ulang kasus di Mabar Medan, Senin (8/5). Sebanyak 48 adegan diperagakan Andi Lala bersama dua orang rekannya pada peristiwa pembunuhan sekeluarga yang bermotifkan perampokan dan dendam.

Sebelumnya, sekitar dua jam sebelum Andi Lala, Roni dan Andi Syahputra tiba di lokasi, masyarakat telah memadati jalan sepanjang 1 km. Begitu mobil Xenia BK 1011 HJ yang digunakan para tersangka saat menghabisi nyawa Riyanto sekeluarga tiba di lokasi, warga langsung meneriakinya. “Binatang itu, matikan saja, dasar biadab. Bukan manusia itu, matikan saja,” teriak warga ke arah mobil yang tiba di depan lorong rumah korban.

Kondisi massa yang cukup padat, membuat petugas keamanan kesulitan mengeluarkan para tersangka dari dalam mobil. Kursi roda dan tongkat yang telah disediakan, langsung diberikan kepada para tersangka.

Saat Andi Lala, Roni dan Andi Syahputra keluar dari mobil, hujatan dan cercaan terus terlontar dari mulut warga. “Bunuh saja itu, bukan manusia itu,” teriak warga lagi.

Penyidik Reskrimum Polda Sumut membacakan 48 adegan yang akan diperagakan para tersangka. Para tersangka kemudian digiring dengan kursi roda dan tongkat menuju ke rumah tempat pembantaian sekeluarga. Di dalam rumah, Polisi bersama Jaksa Penuntu Umum (JPU) dan penasehat hukum menyaksikan proses adegan per adegan pembunuhan sekeluarga yang dilakukan Andi Lala sebagai otak pelaku.

Warga begitu antusias menyaksikan rekonstruksi tersebut. Bahkan, ada warga yang naik ke pagar dan atap rumah untuk dapat menyaksikan adegan per adegan rekonstruksi tersebut.

Setelah lebih dari dua jam melakukan rekontruksi di dalam rumah, para tersangka digiring keluar. Warga kembali emosi. Bahkan, para tersangka yang di kawal Polisi sempat diserang warga yang ingin memukul. Melihat emosi warga semakin tak terkendali, dua adegan terpaksa tak dilaksanakan, yakni 15 dan 16. Di mana dalam adegan itu, Andi Lala menjemput tongkat besi dari mobilnya dan kembali ke rumah untuk menghabisi nyawa para korban.

“Biadab ini, matikan saja, tidak cocok hidup, dasar binatang,” teriak warga yang mencoba menyerang para tersangka.

Pihak kepolisian bersusah payah dengan cepat langsung melarikan para tersangka keluar lorong dan menaikkan ke mobil. “Awas, jangan kalian pukuli dia (tersangka),” teriak polisi saat melarikan tersangka ke mobil.

Setelah para tersangka naik ke mobil, suasana akhirnya dapat tenang kembali. Ratusan warga yang memadati lokasi langsung meninggalkan lokasi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/