27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Satu Keluarga Jadi Sindikat Curanmor

Foto: Well/Posmetro Medan/JPNN Wakapolresta Medan AKBP. Jusuf Hondawan didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP. Ronald Sipayung, SIK dan Kanit Provost Aiptu Zulfikar saat memaparkan hasil pengungkapan sindikat curanmor.
Foto: Well/Posmetro Medan/JPNN
Wakapolresta Medan AKBP. Jusuf Hondawan didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP. Ronald Sipayung, SIK dan Kanit Provost Aiptu Zulfikar saat memaparkan hasil pengungkapan sindikat curanmor.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sukses menjalankan aksinya hingga puluhan kali, sindikat pencurian sepeda motor (curanmor) yang dikendalikan satu keluarga digulung polisi. Kelima warga Perumnas Mandala itu di antaranya ibu dan seorang putrinya dijebloskan ke sel Polsek Percut Seituan.

Kelima tersangka yang berhasil diringkus polisi adalah Nita boru Pakpahan (51) dan putrinya Talenta Ria boru Pasaribu (17) warga Jl. Elang, Kel. Tegal Sari Mandala. Vinokio Riko Siahaan (15) warga Jl. Pinguin Perumnas Mandala, Natanael Peranginangin (17), warga Jl. Elang Ujung dan Rendi Pranata Simangunsong (16), warga Jl. Tangguk Bongkar VII, Kel. Tegal Sari Mandala II. Sementara gembong sindikat ranmor, Bajor Pasaribu (55), tak lain suami Nita boru Pakpahan, masih dalam buruan petugas.

Penangkapan sindikat curanmor yang saban hari beraksi di Medan dan sekitarnya itu bermula dari tertangkapnya, Talenta Ria boru Pasaribu bersama kekasihnya Vinokio Riko Siahaan dari kawasan Jalan Bandar Setia pada Sabtu (30/11) lalu. Keduanya terbukti mencuri sepeda motor milik Wesly Hutabarat (52) warga Jl. Garuda Raya dari kawasan Jl. Enggang Raya, Perumnas Mandala.

Dari keduanya diperoleh informasi jika sepeda motor hasil curian tersebut disimpan di kediaman Bajor Pasaribu dan Nita boru Pakpahan. Dari situ, petugas langsung melakukan pengembangan dan menangkap Nita. Sementara Bajor Pasaribu berhasil melarikan diri.

Petugas pun turut mengamankan 3 sepeda motor tanpa nomor polisi, potongan sparepart kendaraan, serta belasan plat nomor polisi diduga dari sepeda motor curian yang sudah dijual.

Berdasarkan pengembangan polisi berikutnya, dua orang yang bertugas sebagai eksekutor (pemetik), Natanael dan Rendi Pranata pun ditangkap dari kediamannya.

Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini berpura-pura sebagai pencari makanan ternak di lokasi-lokasi tempat pembuangan sampah warga dengan menggunakan becak motor setiap dini hari. Setelah mengamati targetnya, pelaku yang selalu bergerak berempat ini membagi tugas. Talenta sebagai pencari target dan pemerhati situasi, sedangkan rekanya melakukan eksekusi.

Tak tanggung-tanggung, dalam sehari sindikat ini mampu menggasak 4 sepeda motor curian dan langsung menyerahkannya kepada Bajor.

Kaburnya Bajor ternyata diketahui istrinya, Nita. Dijelaskan ibu beranak lima itu, hasil curian yang mereka dapatkan dijual kepada penadah berinisial FH. “Suamiku lari, dia itu jarang pulang ke rumah. Tapi dia biasa ngasih kereta sama si FH itu, biasa disapa tulang dia,” kata Nita, saat ditemui di Mapolsek Percut Seituan, Senin (2/12).

 

KORBAN MAYORITAS DIKENAL

Aksi sindikat curanmor yang dikendalikan Bajor Pakpahan ini tak pernah pandang bulu. Asal sepeda motor sikat. Bahkan korbannya mayoritas orang-orang yang mereka kenal. Sebab lebih mudah memantau target dan jika ketahuan dapat dengan mudah berdalih.

Seperti penuturan W. Hutabarat (52) warga Jl. Garuda Raya yang jadi korban sindikat asuhan Bajor. Sepeda motor jenis Supra X miliknya raib. Setelah dilapor polisi ternyata pelakunya Nita boru Pakpahan, bersama suami dan anaknya.

“Nggak nyangka kali kita kan. Padahal kita kenal baik sama orang itu. Itu hilangnya dari Jl. Enggang Raya, waktu lagi di warung saya duduk. Makanya pas dapat kabar gitu, ya terkejut kali lah,” katanya.

Selain mengenal keluarga BP, Vinokio sendiri merupakan keponakan W. Hutabarat. “Yang bikin saya lebih terkejut, pencurinya masih keponakan saya (Vinokio). Terikut-ikut mungkin dia sama anaknya si Bajor itu,” kesal korban.

Menanggapi aksi curanmor yang didalangi satu keluarga tersebut, Wakapolresta Medan AKBP. Yusuf Hondawan Naibaho, MSi didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan AKP. Ronald Sipayung, SIK ketika memaparkan keberhasilan Polsek Percut Seituan itu mengatakan kasus tersebut terungkap atas adanya 4 laporan masyarakat.

“Pengungkapan ini berawal dari adanya 4 laporan kehilangan yang masuk, dari situ anggota langsung melakukan pengembangan. Dan 2 orang lagi masih kita DPO yakni BP selaku ketua sindikat ini dan FH selaku penadah,” kata AKBP Yusuf. (wel/bud)

Foto: Well/Posmetro Medan/JPNN Wakapolresta Medan AKBP. Jusuf Hondawan didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP. Ronald Sipayung, SIK dan Kanit Provost Aiptu Zulfikar saat memaparkan hasil pengungkapan sindikat curanmor.
Foto: Well/Posmetro Medan/JPNN
Wakapolresta Medan AKBP. Jusuf Hondawan didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP. Ronald Sipayung, SIK dan Kanit Provost Aiptu Zulfikar saat memaparkan hasil pengungkapan sindikat curanmor.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sukses menjalankan aksinya hingga puluhan kali, sindikat pencurian sepeda motor (curanmor) yang dikendalikan satu keluarga digulung polisi. Kelima warga Perumnas Mandala itu di antaranya ibu dan seorang putrinya dijebloskan ke sel Polsek Percut Seituan.

Kelima tersangka yang berhasil diringkus polisi adalah Nita boru Pakpahan (51) dan putrinya Talenta Ria boru Pasaribu (17) warga Jl. Elang, Kel. Tegal Sari Mandala. Vinokio Riko Siahaan (15) warga Jl. Pinguin Perumnas Mandala, Natanael Peranginangin (17), warga Jl. Elang Ujung dan Rendi Pranata Simangunsong (16), warga Jl. Tangguk Bongkar VII, Kel. Tegal Sari Mandala II. Sementara gembong sindikat ranmor, Bajor Pasaribu (55), tak lain suami Nita boru Pakpahan, masih dalam buruan petugas.

Penangkapan sindikat curanmor yang saban hari beraksi di Medan dan sekitarnya itu bermula dari tertangkapnya, Talenta Ria boru Pasaribu bersama kekasihnya Vinokio Riko Siahaan dari kawasan Jalan Bandar Setia pada Sabtu (30/11) lalu. Keduanya terbukti mencuri sepeda motor milik Wesly Hutabarat (52) warga Jl. Garuda Raya dari kawasan Jl. Enggang Raya, Perumnas Mandala.

Dari keduanya diperoleh informasi jika sepeda motor hasil curian tersebut disimpan di kediaman Bajor Pasaribu dan Nita boru Pakpahan. Dari situ, petugas langsung melakukan pengembangan dan menangkap Nita. Sementara Bajor Pasaribu berhasil melarikan diri.

Petugas pun turut mengamankan 3 sepeda motor tanpa nomor polisi, potongan sparepart kendaraan, serta belasan plat nomor polisi diduga dari sepeda motor curian yang sudah dijual.

Berdasarkan pengembangan polisi berikutnya, dua orang yang bertugas sebagai eksekutor (pemetik), Natanael dan Rendi Pranata pun ditangkap dari kediamannya.

Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini berpura-pura sebagai pencari makanan ternak di lokasi-lokasi tempat pembuangan sampah warga dengan menggunakan becak motor setiap dini hari. Setelah mengamati targetnya, pelaku yang selalu bergerak berempat ini membagi tugas. Talenta sebagai pencari target dan pemerhati situasi, sedangkan rekanya melakukan eksekusi.

Tak tanggung-tanggung, dalam sehari sindikat ini mampu menggasak 4 sepeda motor curian dan langsung menyerahkannya kepada Bajor.

Kaburnya Bajor ternyata diketahui istrinya, Nita. Dijelaskan ibu beranak lima itu, hasil curian yang mereka dapatkan dijual kepada penadah berinisial FH. “Suamiku lari, dia itu jarang pulang ke rumah. Tapi dia biasa ngasih kereta sama si FH itu, biasa disapa tulang dia,” kata Nita, saat ditemui di Mapolsek Percut Seituan, Senin (2/12).

 

KORBAN MAYORITAS DIKENAL

Aksi sindikat curanmor yang dikendalikan Bajor Pakpahan ini tak pernah pandang bulu. Asal sepeda motor sikat. Bahkan korbannya mayoritas orang-orang yang mereka kenal. Sebab lebih mudah memantau target dan jika ketahuan dapat dengan mudah berdalih.

Seperti penuturan W. Hutabarat (52) warga Jl. Garuda Raya yang jadi korban sindikat asuhan Bajor. Sepeda motor jenis Supra X miliknya raib. Setelah dilapor polisi ternyata pelakunya Nita boru Pakpahan, bersama suami dan anaknya.

“Nggak nyangka kali kita kan. Padahal kita kenal baik sama orang itu. Itu hilangnya dari Jl. Enggang Raya, waktu lagi di warung saya duduk. Makanya pas dapat kabar gitu, ya terkejut kali lah,” katanya.

Selain mengenal keluarga BP, Vinokio sendiri merupakan keponakan W. Hutabarat. “Yang bikin saya lebih terkejut, pencurinya masih keponakan saya (Vinokio). Terikut-ikut mungkin dia sama anaknya si Bajor itu,” kesal korban.

Menanggapi aksi curanmor yang didalangi satu keluarga tersebut, Wakapolresta Medan AKBP. Yusuf Hondawan Naibaho, MSi didampingi Kapolsek Percut Sei Tuan AKP. Ronald Sipayung, SIK ketika memaparkan keberhasilan Polsek Percut Seituan itu mengatakan kasus tersebut terungkap atas adanya 4 laporan masyarakat.

“Pengungkapan ini berawal dari adanya 4 laporan kehilangan yang masuk, dari situ anggota langsung melakukan pengembangan. Dan 2 orang lagi masih kita DPO yakni BP selaku ketua sindikat ini dan FH selaku penadah,” kata AKBP Yusuf. (wel/bud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/