MEDAN, SUMUTPOS.CO – Info dihimpun, selama ini toko mas Karo-karo tak memiliki banyak karyawan. Setiap pagi, toko hanya dibuka dan dijaga oleh Santa seorang. Sedang di siang hari, Santa hanya dibantu dua anaknya yang masih kuliah.
Meski begitu, dua pekan lalu, Santa sempat memecat satu orang karyawan mereka yang sudah dianggap sebagai keluarga. Adalah Anto (30), warga Desa Lingga adalah nama pria itu. Ia dibawa oleh suami pemilik toko, Usaha Sinulingga (45) dari kampung orangtuanya.
Selama ini, Anto sudah dianggap Santa sebagai keluarga sendiri. Pasalnya, selain sudah sangat dipercaya, anto juga sudah bekerja selama 12 tahun di toko mas tersebut. Bukan itu saja, pemilik toko pun sudah berencana menanggung semua biaya, jika Anto berniat menikah kelak.
“Memang ada karyawan mereka (korban). Ia sudah dianggap keluarga dan diberi kepercayaan. Pemilik toko itu juga sudah menjanjikan akan menanggung biaya pernikahan Anto kelak. Tapi entah mengapa dua minggu lalu, Anto malah dipecat,” ujar Pak Teguh Sitio yang ngaku istirnya kaka beradik dengan korban.
Sementara itu, saat ditanya apa yang mengakibatkan pemilik toko memecatnya. Pak Teguh tak mengetahuinya secara pasti. “Kurang tau pasti kenapa dipecat. Gak mungkin kutanya kali, karena pas ceritanya kemarin dia (pemilik toko). Kalau curiga, kau tanya saja anaknya,” tambahnya.
Mendengar penjelasan itu, kru media ini lantas menemui Jimmy Sinulingga, anak kedua korban yang juga hadir di lokasi. Jimmy mengatakan, pemecatan itu terjadi karena Anto sering kedapatan mencuri emas. “Benar bang. Anto dipecat sekitar dua minggu lalu. Ia diberhentikan karena ketahuan mencuri emas. Padahal sudah 12 tahun dia kerja sama kami, tapi masih tega seperti itu dia. Setelah dipecat dia tak pernah nampak lagi,” ujar Jimmy.
Amatan kru koran ini, hingga berita ini dilansir tim labfor masih melakukan olah TKP. Begitu juga dengan pemilik toko masih terlihat syok dan terus meneteskan air mata sehingga belum bisa banyak dimintai keterangan. Dan atas kejadian tersebut, pihak keluarga berharap polisi bekerja secara maksimal dan mengungkap kasus itu. “Kalau kami tidak bisa menduga-duga siapa pelakunya. Kita hanya bisa berharap kepada pihak kepolisian supaya mengungkap kejadian ini,” harap Paulus Sinulingga. (tun/deo)