32 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Perampok Warnet Mandala Ditembak

Foto: Amri/PM Kedua pelaku perampok warnet di Perumnas Mandala, diamankan di Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Kedua pelaku perampok warnet di Perumnas Mandala, diamankan di Polsek Percut Seituan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua dari tiga pelaku perampok yang menjarah WAR-net di Jl. Garuda Perumnas Mandala, Medan berhasil diringkus polisi, Kamis (3/7) dini hari. Karena melawan dan berusaha kabur, petugas melumpuhkan kaki keduanya dengan timah panas.

Morlan Pandapotan alias Ucok Ulos (38) dan Charles Simanjuntak (33) adalah nama keduanya. Mereka disergap dari kediaman masing-masing di kawasan Pasar III Tambak Rejo, Tanah Garapan, Percut Sei Tuan. Kedua pria yang masih tetanggaan itu ditangkap tiga hari pasca beraksi. Dari rumah pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa 14 LCD dan genset.

Info dihimpun, Morlan dan Charles ditembak karena berusaha kabur saat disuruh polisi menunjukkan rumah pelaku lain bernama Andre Pratama yang masih buron.

Saat ditemui di Polsek Percut Sei Tuan, Morlan dan Charles berdalih merampok atas ajakan Andre. “Adre yang jadi komando kami. Dia yang bawa dan suruh kami merampok,” dalih kedua pelaku.

Perampokan yang bertepatan dengan hari jadi Bhayangkara ke-68 itu mereka lancarkan saat Abdul Halim (24) berniat menutup warnet lantai II milik David (29) yang dijaganya sekira pukul 02.00 WIB. Tak lama berselang, pelaku menghampiri korban menodongkan pisau ke arah perutnya. Dibawah ancaman bunuh, Abdul langsung dibawa ke lantai II dan diikat menggunakan tali. Mata dan mulutnya juga dilakban.

Setelah melumpuhkan penjaga warnet, ketiga pelaku yang datang mengendarai becak langsung menggasak 20 moniotor LCD, 10 mesin CPU, 1 mesin genset, 1 sepeda motor Vega R BK 5180 ABI milik Abdul, uang Rp500 ribu dan 3 unit handphone. Usai menggasak seisi warnet, para pelaku langsung kabur dan membiarkan warnet dalam keadaan terbuka. Aksi perampokan tersebut baru diketahui oleh rekan korban bernama Roni Tanaka (24), warga Jl. Garuda sekira pukul 06.00 WIB. Kala itu, Roni yang baru selesai sahur terkejut melihat warnet dalam keadaan terbuka. Saat diperiksa, ternyata kondisi lantai I sudah berantakan.

Saat itu pula, Roni beranjak ke lantai II dan melihat Abdul dalam keadaan terikat. Pagi itu juga Abdul membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan. Usai menerima laporan, hari itu juga dibantu aparat desa dan warga, polisi melakukan penyelidikan. Bermodalkan keterangan korban dan saksi-saksi, polisi akhirnya meringkus pelaku. Charles mengaku nekat merampok karena butuh uang untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat SMP. “Aku nyesal bang. Aku dihasut supaya ikut sama si Andre. Aku mau karena lagi butuh uang untuk anakku yang masuk SMP,”ujar Charles. Selama ini kedua pelaku mengaku bekerja sebagai petani dan penggarap lahan. Mereka juga mengaku tak ada niat. Tapi mereka mengamini ajakan itu, setelah Andre memberi keduanya pil koplo. “Sebelum beraksi kami makan pil dulu, dan abis makan pil rasanya semuanya rata, gak ada takutnya kami bang,” kenang Charles lagi.

Meski ngaku baru sekali merampok, tapi sesuai data polisi, Charles dan Ucok adalah residivis yang ditangkap tahun 2008 lalu atas kasus penjambretan. Bahkan, kedua pelaku disuga sudah 20 kali berhasil menjambret dan 5 kali merampok. Keduanya sempat dibekuk Polsek Medan Area. Dan setelah bebas tahun 2013 lalu, keduanya kembali beraksi. “Jadi kedua pelaku ini sudah tercatat sebagai seorang residivis. Dulu ditangkap di Medan Area karena meresahkan setelah menjambret dan merampok. Keduanya pernah juga ditembak di paha. Namun mereka tak jera juga,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Pecut Sei Tuan, AKP Dzulkifli.

Saat disambangi, rumah pelaku yang bertetanggaan itu terlihat kosong. Menurut para jiran, pasca penangkapan itu, anak istri kedua pelaku memilih pulang kampung ke Tanjung Balai. “Mungkin mereka malu jadi bahan perbincangan warga sini,” ujar Nurdin, salah seorang warga. Lebih lanjut Nurdin mengatakan, kedua pelaku adalah sosok tetangga yang pendiam dan jarang bersosialisasi. “Mereka ini agak tertutup orangnya. Palingan istri mereka yang sering bergaul dengan kami kalau mereka jarang nampak di rumah. Biasanya mereka nongkrong di kede tuak. Padahal mereka itu baru sekitar setahun tinggal di sini,” ungkap Nurdin.

Warga setempat tidak menyangka kalau di kampung mereka ada tinggal perampok sadis. “Kami nggak nyangka ada juga perampok sadis yang tinggal di sini. Maunya kami agar janganlah diulangin lagi perbuatan itu. Kasian anak dan istri mereka,” ujar Wati. (mri/deo)

Foto: Amri/PM Kedua pelaku perampok warnet di Perumnas Mandala, diamankan di Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Kedua pelaku perampok warnet di Perumnas Mandala, diamankan di Polsek Percut Seituan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua dari tiga pelaku perampok yang menjarah WAR-net di Jl. Garuda Perumnas Mandala, Medan berhasil diringkus polisi, Kamis (3/7) dini hari. Karena melawan dan berusaha kabur, petugas melumpuhkan kaki keduanya dengan timah panas.

Morlan Pandapotan alias Ucok Ulos (38) dan Charles Simanjuntak (33) adalah nama keduanya. Mereka disergap dari kediaman masing-masing di kawasan Pasar III Tambak Rejo, Tanah Garapan, Percut Sei Tuan. Kedua pria yang masih tetanggaan itu ditangkap tiga hari pasca beraksi. Dari rumah pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa 14 LCD dan genset.

Info dihimpun, Morlan dan Charles ditembak karena berusaha kabur saat disuruh polisi menunjukkan rumah pelaku lain bernama Andre Pratama yang masih buron.

Saat ditemui di Polsek Percut Sei Tuan, Morlan dan Charles berdalih merampok atas ajakan Andre. “Adre yang jadi komando kami. Dia yang bawa dan suruh kami merampok,” dalih kedua pelaku.

Perampokan yang bertepatan dengan hari jadi Bhayangkara ke-68 itu mereka lancarkan saat Abdul Halim (24) berniat menutup warnet lantai II milik David (29) yang dijaganya sekira pukul 02.00 WIB. Tak lama berselang, pelaku menghampiri korban menodongkan pisau ke arah perutnya. Dibawah ancaman bunuh, Abdul langsung dibawa ke lantai II dan diikat menggunakan tali. Mata dan mulutnya juga dilakban.

Setelah melumpuhkan penjaga warnet, ketiga pelaku yang datang mengendarai becak langsung menggasak 20 moniotor LCD, 10 mesin CPU, 1 mesin genset, 1 sepeda motor Vega R BK 5180 ABI milik Abdul, uang Rp500 ribu dan 3 unit handphone. Usai menggasak seisi warnet, para pelaku langsung kabur dan membiarkan warnet dalam keadaan terbuka. Aksi perampokan tersebut baru diketahui oleh rekan korban bernama Roni Tanaka (24), warga Jl. Garuda sekira pukul 06.00 WIB. Kala itu, Roni yang baru selesai sahur terkejut melihat warnet dalam keadaan terbuka. Saat diperiksa, ternyata kondisi lantai I sudah berantakan.

Saat itu pula, Roni beranjak ke lantai II dan melihat Abdul dalam keadaan terikat. Pagi itu juga Abdul membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan. Usai menerima laporan, hari itu juga dibantu aparat desa dan warga, polisi melakukan penyelidikan. Bermodalkan keterangan korban dan saksi-saksi, polisi akhirnya meringkus pelaku. Charles mengaku nekat merampok karena butuh uang untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat SMP. “Aku nyesal bang. Aku dihasut supaya ikut sama si Andre. Aku mau karena lagi butuh uang untuk anakku yang masuk SMP,”ujar Charles. Selama ini kedua pelaku mengaku bekerja sebagai petani dan penggarap lahan. Mereka juga mengaku tak ada niat. Tapi mereka mengamini ajakan itu, setelah Andre memberi keduanya pil koplo. “Sebelum beraksi kami makan pil dulu, dan abis makan pil rasanya semuanya rata, gak ada takutnya kami bang,” kenang Charles lagi.

Meski ngaku baru sekali merampok, tapi sesuai data polisi, Charles dan Ucok adalah residivis yang ditangkap tahun 2008 lalu atas kasus penjambretan. Bahkan, kedua pelaku disuga sudah 20 kali berhasil menjambret dan 5 kali merampok. Keduanya sempat dibekuk Polsek Medan Area. Dan setelah bebas tahun 2013 lalu, keduanya kembali beraksi. “Jadi kedua pelaku ini sudah tercatat sebagai seorang residivis. Dulu ditangkap di Medan Area karena meresahkan setelah menjambret dan merampok. Keduanya pernah juga ditembak di paha. Namun mereka tak jera juga,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Pecut Sei Tuan, AKP Dzulkifli.

Saat disambangi, rumah pelaku yang bertetanggaan itu terlihat kosong. Menurut para jiran, pasca penangkapan itu, anak istri kedua pelaku memilih pulang kampung ke Tanjung Balai. “Mungkin mereka malu jadi bahan perbincangan warga sini,” ujar Nurdin, salah seorang warga. Lebih lanjut Nurdin mengatakan, kedua pelaku adalah sosok tetangga yang pendiam dan jarang bersosialisasi. “Mereka ini agak tertutup orangnya. Palingan istri mereka yang sering bergaul dengan kami kalau mereka jarang nampak di rumah. Biasanya mereka nongkrong di kede tuak. Padahal mereka itu baru sekitar setahun tinggal di sini,” ungkap Nurdin.

Warga setempat tidak menyangka kalau di kampung mereka ada tinggal perampok sadis. “Kami nggak nyangka ada juga perampok sadis yang tinggal di sini. Maunya kami agar janganlah diulangin lagi perbuatan itu. Kasian anak dan istri mereka,” ujar Wati. (mri/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/