27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kapolsek Kesal, Brigadir Gideon Terancam Pecat

Foto: TEDDY AKBARI/SUMUT POS
Kapolsek Binjai Utara, Kompol Syaiful Bahri.

SUMUTPOS.CO – Pasca ditangkapnya Brigadir Gideon Ginting oleh prajurit Datasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan (BB), Kapolsek Binjai Utara Kompol Syaiful Bahri kesal melihat anggotanya demikian. Pasalnya, anggota Opsnal Unit Reskrim Polsek Binjai Utara itu dilihat Syaiful Bahri merupakan sosok yang bagus dalam bekerja.

“Rasa malu dan kesal pasti ada. Tapi apa mungkin harus dipukuli, ya tidak mungkin lah,” ujar Syaiful Bahri ketika ditemui di Mapolsek Binjai Utara, Jalan Baskom, Kelurahan Nangka, Rabu (4/7).

Syaiful mengungkapkan, Brigadir Gideon Ginting sebelumnya anggota Satuan Sabhara Polres Binjai. Menjadi anggota Unit Reskrim Polsek Binjai Utara, baru sebulan belakangan.

“Selama bekerja bagus, penilaian saya cukup baik. Aktif juga dalam melaksanakan pekerjaan,” kata mantan Kapolsek Binjai Selatan ini.

Bahkan, dalam kegiatan apel malam hingga melewati rutinitas piket pun Brigadir Gideon Ginting selalu ada. Artinya, Brigadir Gideon Ginting selalu disiplin dalam bekerja sebagai anggota Polri.

“Saya juga tidak melihat gejala-gejala lain. Waktu apel misalnya di Mako. Kemudian juga apa yang saya suruh dikerjakan,” katanya.

Karenanya, Brigadir Gideon Ginting termasuk anggota yang disiplin di Mapolsek Binjai Utara. Hanya saja, Syaiful tidak mengetahui pasti tingkah laku Brigadir Gideon di luar jam dinas.

“Tidak mungkin saya ngecek-ngecek hp-nya kan,” jelas dia.

Pasca ditangkap prajurit TNI, Syaiful bersama Kasat Reserse Narkoba Polres Binjai dan anggota mendatangi Makodam. Menurut dia, Brigadir Gidieon tak berani memandangnya. Oknum polisi tersebut hanya tertunduk.

Syaiful menambahkan, perbuatan anggotanya itu telah mencoreng citra Polri dengan slogan melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Pasalnya, diduga sudah berada di dalam jaringan narkoba sebagai terduga pengedar ekstasi.

“Mau dinasehati juga tidak ada guna lagi. Bukan anak-anak lagi. Setiap apel, selalu saya ingatkan. Dia juga bukan anak-anak lagi. Itu sudah jelas perbuatan tidak benar, masyarakat saja tidak dibenarkan, malah anggota polisi yang begitu ya tidak dibenarkan,” pungkasnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat ini kasus yang menjerat Brigadir Gideon sudah dilimpahkan ke Polrestabes Medan.

“Locus delictinya (lokasi kejadian perkara) di wilayah hukum Polrestabes Medan. Harus ditangani Polrestabes Medan,” ungkapnya, Rabu (4/7).

Kepada penyidik, Brigadir Gideon mengaku baru pertama kali terlibat narkoba dan tidak ada hubungan dengan jaringan internasional.

Apa sanksi untuk Brigadir Gideon Ginting? “Semua anggota polisi itu sudah tahu, kalau terlibat narkoba akan dipecat,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, prajurit TNI Den Inteldam I/BB menangkap Brigadir Gidion Ginting dan Rendi (29) warga Jalan Ikan Gurami Nomor 6, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur. Berdasar informasi yang diperoleh, prajurit TNI juga menciduk seorang kontraktor bernama Arfiansyah (40) dan Bambang Eriadi (38).(ted/mag-1/ala)

 

 

Foto: TEDDY AKBARI/SUMUT POS
Kapolsek Binjai Utara, Kompol Syaiful Bahri.

SUMUTPOS.CO – Pasca ditangkapnya Brigadir Gideon Ginting oleh prajurit Datasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan (BB), Kapolsek Binjai Utara Kompol Syaiful Bahri kesal melihat anggotanya demikian. Pasalnya, anggota Opsnal Unit Reskrim Polsek Binjai Utara itu dilihat Syaiful Bahri merupakan sosok yang bagus dalam bekerja.

“Rasa malu dan kesal pasti ada. Tapi apa mungkin harus dipukuli, ya tidak mungkin lah,” ujar Syaiful Bahri ketika ditemui di Mapolsek Binjai Utara, Jalan Baskom, Kelurahan Nangka, Rabu (4/7).

Syaiful mengungkapkan, Brigadir Gideon Ginting sebelumnya anggota Satuan Sabhara Polres Binjai. Menjadi anggota Unit Reskrim Polsek Binjai Utara, baru sebulan belakangan.

“Selama bekerja bagus, penilaian saya cukup baik. Aktif juga dalam melaksanakan pekerjaan,” kata mantan Kapolsek Binjai Selatan ini.

Bahkan, dalam kegiatan apel malam hingga melewati rutinitas piket pun Brigadir Gideon Ginting selalu ada. Artinya, Brigadir Gideon Ginting selalu disiplin dalam bekerja sebagai anggota Polri.

“Saya juga tidak melihat gejala-gejala lain. Waktu apel misalnya di Mako. Kemudian juga apa yang saya suruh dikerjakan,” katanya.

Karenanya, Brigadir Gideon Ginting termasuk anggota yang disiplin di Mapolsek Binjai Utara. Hanya saja, Syaiful tidak mengetahui pasti tingkah laku Brigadir Gideon di luar jam dinas.

“Tidak mungkin saya ngecek-ngecek hp-nya kan,” jelas dia.

Pasca ditangkap prajurit TNI, Syaiful bersama Kasat Reserse Narkoba Polres Binjai dan anggota mendatangi Makodam. Menurut dia, Brigadir Gidieon tak berani memandangnya. Oknum polisi tersebut hanya tertunduk.

Syaiful menambahkan, perbuatan anggotanya itu telah mencoreng citra Polri dengan slogan melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Pasalnya, diduga sudah berada di dalam jaringan narkoba sebagai terduga pengedar ekstasi.

“Mau dinasehati juga tidak ada guna lagi. Bukan anak-anak lagi. Setiap apel, selalu saya ingatkan. Dia juga bukan anak-anak lagi. Itu sudah jelas perbuatan tidak benar, masyarakat saja tidak dibenarkan, malah anggota polisi yang begitu ya tidak dibenarkan,” pungkasnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat ini kasus yang menjerat Brigadir Gideon sudah dilimpahkan ke Polrestabes Medan.

“Locus delictinya (lokasi kejadian perkara) di wilayah hukum Polrestabes Medan. Harus ditangani Polrestabes Medan,” ungkapnya, Rabu (4/7).

Kepada penyidik, Brigadir Gideon mengaku baru pertama kali terlibat narkoba dan tidak ada hubungan dengan jaringan internasional.

Apa sanksi untuk Brigadir Gideon Ginting? “Semua anggota polisi itu sudah tahu, kalau terlibat narkoba akan dipecat,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, prajurit TNI Den Inteldam I/BB menangkap Brigadir Gidion Ginting dan Rendi (29) warga Jalan Ikan Gurami Nomor 6, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur. Berdasar informasi yang diperoleh, prajurit TNI juga menciduk seorang kontraktor bernama Arfiansyah (40) dan Bambang Eriadi (38).(ted/mag-1/ala)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/