27.8 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Istri Pengusaha Mentega Tewas Tanpa Busana

Foto: Amri/PM Wida Hartati, pakai baju pink.
Foto: Amri/PM
Wida Hartati, pakai baju pink.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Temuan mayat wanita tanpa busana di tepi jalan perbatasan Tanah Karo-Dairi, Sabtu (3/5) sore lalu, ternyata Wida Hartati (42) warga Jalan Medan-Binjai KM 12,5, Perumahan Permata Hijau, Blok B No. 24. Lebih mengejutkan lagi, korban pembunuhan itu adalah istri Direktur PT Sinar Mas, Paradep Kumar (45).

Isak tangis bersahut-sahutan di sekitar ruang instalasi jenazah RSUP Adam Malik, sejak Selasa (6/5) pagi. Anggota keluarga begitu kehilangan sosok Wida yang tewas dengan kondisi amat menyedihkan.

Hasil otopsi sementara tim RSUD Adam Malik dan RSU dr Pirngadi Medan, jenazah Wida mengalami luka di hidung yang koyak serta kepala belakang dan atas bocor akibat hantaman benda tumpul.

Selain itu hasil otopsi menyimpulkan, saat pertama kali ditemukan kondisi jenazah dalam keadaan bersih dan tidak tampak bentuk perlawanan dari korban. Sehingga tidak ada bercak kotor di tubuh korban. Hal itu mengarahkan jika korban dieksekusi di lokasi berbeda dari tkp temuan mayat.

“Luka di bagian hidung yang pecah serta luka bocor di kepala bagian atas dan bawah bagian belakang akibat hantaman benda tumpul,” ujar Rudi, salah satu anggota tim medis.

Keluarga yang tiba di RSUP Adam Malik mencurigai korban dihabisi orang terdekatnya sendiri.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, dua hari dua hari sebelum tewas, korban sempat bertengkar dengan suaminya. Dan sempat pamit pada hari Jumat kepada Yanti (25) anak kandung korban untuk pergi ke Aceh untuk berziarah dan sekaligus menenangkan diri.

“Dua hari sebelum meninggal Wida bertengkar sama suaminya. Kedengaranya suaminya tak ijinkan Wida pergi ke Aceh, itu yang sempat aku dengar,” ujar WN, salah satu teman dekat korban.

Menurut Yanti anak korban, ibunya saat pamit dengannya sudah menandakan kalau bakalan ada sesuatu hal buruk terjadi. “Mamak jumpai aku di Jalan Ahmad Yani, tempat aku kerja. Dia pamit mau ke Aceh, terus cium kening dan pipi ku nggak kayak biasanya,” ujar Yanti sedih.

Semasa hidup korban menurut anak dan tetangganya merupakan sosok yang baik dan sopan juga dermawan. Namun korban juga hoby berdandan dan menyukai style baju baju dan perhiasan mewah semasa hidupnya. “Baik dia bang, suka kasih duit, nggak pelit dan suka beli baju dan perhiasan,” timpal Za, tetangga korban.

Wida Hartati meninggalkan 4 orang anak dan keluarganya sangat terpukul atas kematian korban. “Oalah mak kok mamak tinggalkan kami,” teriak Dewi salah seorang anak korban.

Setelah diotopsi korban pun langsung dikafani dan selanjutnya disholatkan di mesjid tak jauh dari rumah korban dan selanjutnya dimakamkan di TPU Medan binjai selepas ashar.

 

PARADEP: MAU PECAH INI KEPALAKU

Siapa sangka Wida Hartati yang sebelumnya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan dan tanpa busana adalah istri dari Paradep Kumar (45) pria brewok, berkulit putih tinggi dan berwajah India. Saat otopsi di RSUP Adam Malik, Paradep juga terlihat hadir.

Diantara keluarga yang menangis terisak, Paradep Kumar terlihat dengan tampilan kaos berkerah garis liris hitam putih. Saat awak koran ini hendak mewawancarainya, dengan melotot Paradep menolak. “Udahlah jangan kau tanya-tanya aku. Lagi suntuk dan mau pecah ini kepalaku,” ucap Paradep.

Berdasarkan keterangan, WN tetangga korban sekaligus teman dekat korban mengatakan kalau Wida merupakan janda yang dinikahi Paradep. Pernikahan pertama suami Wida merupakan pengusaha asal Binjai dan memiliki dua anak, yakni Yanti dan Dewi. Selanjutnya Wida menikah dengan Paradep, seorang Direktur PT Sinar Mas yang bergerak dalam penjualan dan pengolahan minyak makan dan mentega di KIM Tanjung Morawa.

Hal serupa juga dikatakan Sumi, salah seorang kerabat korban. “Suami yang India ini suami keduanya dan dia itu Direktur PT Sinar Mas,” ujar Sumi.

Pernikahannya dengan Paradep menghasilkan seorang anak laki-laki bernama Yesin (6) yang wajahnya sangat mirip orang india.

Para keluarga korban sengaja mengotopsi mayat korban agar jelas korban meninggal karena apa. Sempat terjadi ketegangan antara keluarga korban dengan keluarga suami korban.

Hal tersebut terjadi karena keluarga suami korban awalnya tidak ingin mengotopsi jasad Wida. “Aku yang nyuruh diotopsi dan aku juga yang manggil polisi biar tau Wida mati karena apa,” ujar Sus, keluarga korban.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Karo, AKP T.Alvin S.ik yang dihubungi via seluler, Selasa (6/5) sore, menyebutkan bahwa mayat korban, Wida Hariati sudah di otopsi di RS Adam Malik Medan, dan saat ini sudah di bawa keluarga ke Kecamatan, Loksukon, Aceh Utara untuk dimakamkan disana.

“Semalam sudah diotopsi, dan hasil otopsinya belum ada kita terima, mungkin seminggu lagi. Untuk pemeriksaan saksi–saksi, sampai saat ini kita masih periksa 1 saksi, yaitu yang menemukan mayat kemarin. Kalau dari pihak keluarga belum ada yang diperiksa, kita sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan akan pihak keluarga akan datang dua hari kedepan, setelah korban selesai dimakamkan,” ujar Kasat. (mri/bd)

Foto: Amri/PM Wida Hartati, pakai baju pink.
Foto: Amri/PM
Wida Hartati, pakai baju pink.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Temuan mayat wanita tanpa busana di tepi jalan perbatasan Tanah Karo-Dairi, Sabtu (3/5) sore lalu, ternyata Wida Hartati (42) warga Jalan Medan-Binjai KM 12,5, Perumahan Permata Hijau, Blok B No. 24. Lebih mengejutkan lagi, korban pembunuhan itu adalah istri Direktur PT Sinar Mas, Paradep Kumar (45).

Isak tangis bersahut-sahutan di sekitar ruang instalasi jenazah RSUP Adam Malik, sejak Selasa (6/5) pagi. Anggota keluarga begitu kehilangan sosok Wida yang tewas dengan kondisi amat menyedihkan.

Hasil otopsi sementara tim RSUD Adam Malik dan RSU dr Pirngadi Medan, jenazah Wida mengalami luka di hidung yang koyak serta kepala belakang dan atas bocor akibat hantaman benda tumpul.

Selain itu hasil otopsi menyimpulkan, saat pertama kali ditemukan kondisi jenazah dalam keadaan bersih dan tidak tampak bentuk perlawanan dari korban. Sehingga tidak ada bercak kotor di tubuh korban. Hal itu mengarahkan jika korban dieksekusi di lokasi berbeda dari tkp temuan mayat.

“Luka di bagian hidung yang pecah serta luka bocor di kepala bagian atas dan bawah bagian belakang akibat hantaman benda tumpul,” ujar Rudi, salah satu anggota tim medis.

Keluarga yang tiba di RSUP Adam Malik mencurigai korban dihabisi orang terdekatnya sendiri.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, dua hari dua hari sebelum tewas, korban sempat bertengkar dengan suaminya. Dan sempat pamit pada hari Jumat kepada Yanti (25) anak kandung korban untuk pergi ke Aceh untuk berziarah dan sekaligus menenangkan diri.

“Dua hari sebelum meninggal Wida bertengkar sama suaminya. Kedengaranya suaminya tak ijinkan Wida pergi ke Aceh, itu yang sempat aku dengar,” ujar WN, salah satu teman dekat korban.

Menurut Yanti anak korban, ibunya saat pamit dengannya sudah menandakan kalau bakalan ada sesuatu hal buruk terjadi. “Mamak jumpai aku di Jalan Ahmad Yani, tempat aku kerja. Dia pamit mau ke Aceh, terus cium kening dan pipi ku nggak kayak biasanya,” ujar Yanti sedih.

Semasa hidup korban menurut anak dan tetangganya merupakan sosok yang baik dan sopan juga dermawan. Namun korban juga hoby berdandan dan menyukai style baju baju dan perhiasan mewah semasa hidupnya. “Baik dia bang, suka kasih duit, nggak pelit dan suka beli baju dan perhiasan,” timpal Za, tetangga korban.

Wida Hartati meninggalkan 4 orang anak dan keluarganya sangat terpukul atas kematian korban. “Oalah mak kok mamak tinggalkan kami,” teriak Dewi salah seorang anak korban.

Setelah diotopsi korban pun langsung dikafani dan selanjutnya disholatkan di mesjid tak jauh dari rumah korban dan selanjutnya dimakamkan di TPU Medan binjai selepas ashar.

 

PARADEP: MAU PECAH INI KEPALAKU

Siapa sangka Wida Hartati yang sebelumnya ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan dan tanpa busana adalah istri dari Paradep Kumar (45) pria brewok, berkulit putih tinggi dan berwajah India. Saat otopsi di RSUP Adam Malik, Paradep juga terlihat hadir.

Diantara keluarga yang menangis terisak, Paradep Kumar terlihat dengan tampilan kaos berkerah garis liris hitam putih. Saat awak koran ini hendak mewawancarainya, dengan melotot Paradep menolak. “Udahlah jangan kau tanya-tanya aku. Lagi suntuk dan mau pecah ini kepalaku,” ucap Paradep.

Berdasarkan keterangan, WN tetangga korban sekaligus teman dekat korban mengatakan kalau Wida merupakan janda yang dinikahi Paradep. Pernikahan pertama suami Wida merupakan pengusaha asal Binjai dan memiliki dua anak, yakni Yanti dan Dewi. Selanjutnya Wida menikah dengan Paradep, seorang Direktur PT Sinar Mas yang bergerak dalam penjualan dan pengolahan minyak makan dan mentega di KIM Tanjung Morawa.

Hal serupa juga dikatakan Sumi, salah seorang kerabat korban. “Suami yang India ini suami keduanya dan dia itu Direktur PT Sinar Mas,” ujar Sumi.

Pernikahannya dengan Paradep menghasilkan seorang anak laki-laki bernama Yesin (6) yang wajahnya sangat mirip orang india.

Para keluarga korban sengaja mengotopsi mayat korban agar jelas korban meninggal karena apa. Sempat terjadi ketegangan antara keluarga korban dengan keluarga suami korban.

Hal tersebut terjadi karena keluarga suami korban awalnya tidak ingin mengotopsi jasad Wida. “Aku yang nyuruh diotopsi dan aku juga yang manggil polisi biar tau Wida mati karena apa,” ujar Sus, keluarga korban.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Karo, AKP T.Alvin S.ik yang dihubungi via seluler, Selasa (6/5) sore, menyebutkan bahwa mayat korban, Wida Hariati sudah di otopsi di RS Adam Malik Medan, dan saat ini sudah di bawa keluarga ke Kecamatan, Loksukon, Aceh Utara untuk dimakamkan disana.

“Semalam sudah diotopsi, dan hasil otopsinya belum ada kita terima, mungkin seminggu lagi. Untuk pemeriksaan saksi–saksi, sampai saat ini kita masih periksa 1 saksi, yaitu yang menemukan mayat kemarin. Kalau dari pihak keluarga belum ada yang diperiksa, kita sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan akan pihak keluarga akan datang dua hari kedepan, setelah korban selesai dimakamkan,” ujar Kasat. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/