30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sekampung Duel, 1 Tewas 1 Kritis

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Diduga karena salah paham, Pitra Tarigan alias Pipit (34), warga Desa Jaranguda, Kec. Merdeka tewas ditikam Fernando Sembiring (40), teman satu kampungnya sendiri. Peristiwa ini terjadi di Simpang Tiga Jaranguda Kuta, Senin (6/1) sekira pukul 21.30 WIB.

Sebelum ditemukan warga, keduanya diyakini sempat duel di lokasi. Pasalnya, tak jauh dari jasad Fitra tergelatak, warga juga menemukan Fernando terkapar bersimbah darah. Hingga berita ini dilansir, belum diketahui apa motif dibalik kasus yanag sempat menggegerkan ini. Apalagi, sampai saat ini Fernando juga masih kritis di RS Adam Malik Medan.

Puluhan warga sekitar yang ditemui kru koran ini juga mengaku tak ada yang melihat keduanya bertengkar di malam maut itu. “Yang kami tau, selama ini antara keduanya tak pernah ada masalah. Makanya kami tak tau apa yang memicu pertengkaran mereka. Apalagi orang ini juga masih ada hubungan keluarga,” ungkap warga sekitar yang memadati lokasi temuan. Hanya saja, malam sebelum kejadian, ada beberapa warga yang melihat Fitra berpapasan dengan Fernando saat keluar dari lapo tuak tak jauh dari rumahnya.

“Malam itu sekira pukul 21.00 WIB, Fitra yang bekerja sebagai petani itu sempat kami lihat berpapasan dengan Fernando tak jauh dari lokasi, yakni persimpangan jalan menuju Desa Jaranguda. Mungkin disitulah mereka duel menggunakan parang,” ungkap beberapa warga yang minta namanya dirahasiakan.

Hal senada juga dikatakan saudara perempuan Fitra saat ditemui di rumah duka. “Saya juga tak tau perselisihan apa yang membuat keduanya berantam. Karena keluarga juga baru dapat kabar sekitar 1 jam setelah kejadian. Setau saya, tak ada masalah antara mereka. Sebelumnya mereka telihat baik-baik saja,” ujar wanita rambut sebahu yang minta namanya tak ditulis itu.

Terpisah, Humas Polres Tanah Karo, AKP Sayuti Malik yang ditemui kru koran ini juga mengaku belum tau apa motif perkelahian yang berujung maut tersebut. “Kita juga masih menyelidiki motif penikaman tersebut. Dugaan sementara karena perselisihan keluarga. Hal ini dikuatkan, karena keduanya masih ada hubungan kekerabatan,” tuturnya.

Pihaknya ngaku kesulitan mengusut kasus ini. Apalagi, tak ada satu pun warga yang melihat dan mengetahui pertengkaran itu. Sementara, sampai saat ini Fernando masih kritis di rumah sakit, hingga beklum bisa dimintai keterangan. Sementara barang bukti yang disita dari TKP berupa, sarung, sebilah parang, sepasang sandal jepit dan pakaian Fitra yang berlumuran darah. (smg/deo)

 

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Diduga karena salah paham, Pitra Tarigan alias Pipit (34), warga Desa Jaranguda, Kec. Merdeka tewas ditikam Fernando Sembiring (40), teman satu kampungnya sendiri. Peristiwa ini terjadi di Simpang Tiga Jaranguda Kuta, Senin (6/1) sekira pukul 21.30 WIB.

Sebelum ditemukan warga, keduanya diyakini sempat duel di lokasi. Pasalnya, tak jauh dari jasad Fitra tergelatak, warga juga menemukan Fernando terkapar bersimbah darah. Hingga berita ini dilansir, belum diketahui apa motif dibalik kasus yanag sempat menggegerkan ini. Apalagi, sampai saat ini Fernando juga masih kritis di RS Adam Malik Medan.

Puluhan warga sekitar yang ditemui kru koran ini juga mengaku tak ada yang melihat keduanya bertengkar di malam maut itu. “Yang kami tau, selama ini antara keduanya tak pernah ada masalah. Makanya kami tak tau apa yang memicu pertengkaran mereka. Apalagi orang ini juga masih ada hubungan keluarga,” ungkap warga sekitar yang memadati lokasi temuan. Hanya saja, malam sebelum kejadian, ada beberapa warga yang melihat Fitra berpapasan dengan Fernando saat keluar dari lapo tuak tak jauh dari rumahnya.

“Malam itu sekira pukul 21.00 WIB, Fitra yang bekerja sebagai petani itu sempat kami lihat berpapasan dengan Fernando tak jauh dari lokasi, yakni persimpangan jalan menuju Desa Jaranguda. Mungkin disitulah mereka duel menggunakan parang,” ungkap beberapa warga yang minta namanya dirahasiakan.

Hal senada juga dikatakan saudara perempuan Fitra saat ditemui di rumah duka. “Saya juga tak tau perselisihan apa yang membuat keduanya berantam. Karena keluarga juga baru dapat kabar sekitar 1 jam setelah kejadian. Setau saya, tak ada masalah antara mereka. Sebelumnya mereka telihat baik-baik saja,” ujar wanita rambut sebahu yang minta namanya tak ditulis itu.

Terpisah, Humas Polres Tanah Karo, AKP Sayuti Malik yang ditemui kru koran ini juga mengaku belum tau apa motif perkelahian yang berujung maut tersebut. “Kita juga masih menyelidiki motif penikaman tersebut. Dugaan sementara karena perselisihan keluarga. Hal ini dikuatkan, karena keduanya masih ada hubungan kekerabatan,” tuturnya.

Pihaknya ngaku kesulitan mengusut kasus ini. Apalagi, tak ada satu pun warga yang melihat dan mengetahui pertengkaran itu. Sementara, sampai saat ini Fernando masih kritis di rumah sakit, hingga beklum bisa dimintai keterangan. Sementara barang bukti yang disita dari TKP berupa, sarung, sebilah parang, sepasang sandal jepit dan pakaian Fitra yang berlumuran darah. (smg/deo)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/