26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Dia Kasar Sejak Pakai Sabu-sabu

MENANGIS: Dina (23) menggendong anaknya saat mengadu ke Polsekta Medan Sunggal, Selasa (6/10).
MENANGIS: Dina (23) menggendong anaknya saat mengadu ke Polsekta Medan Sunggal, Selasa (6/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pengaruh narkoba benar-benar membawa dampak buruk. Bagaimana tidak, gara-gara narkoba masa depan terancam suram. Bahkan, kehidupan keluarga atau anak istri yang ditanggungnya telantar. Pemakai narkoba lebih cenderung memilih barang haram ketimbang memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisah ini dialami dari istri pecandu narkoba, Dina (23), penduduk Jalan Pelita 5 Kelurahan Durian, Medan Timur. Karena tak tahan dan kerap dianiaya, Dina memberanikan diri mendatangi kantor Polsek Medan Sunggal, Selasa (6/10) siang. Sembari menggendong anak laki-lakinya yang masih berusia tiga bulan, ibu muda ini melaporkan suaminya, Jery (21).

Dina pun menceritakan kekejaman suaminya yang sering ‘ringan tangan’. “Sakit kali rasanya bang, enggak tahan lagi. Aku sering dipukulinya dan terakhir kali ini aku sudah enggak sanggup. Bibirku dipukulnya sampai berdarah hanya gara-gara teleponan sama laki-laki. Padahal, laki-laki itu kawannya (Reza, Red) sendiri tapi dia tetap enggak percaya dan sudah aku jelaskan juga begitu,” ungkap Dina yang menahan tangis.

Diutarakannya, sebelum dianiaya suaminya, ia dihubungi oleh Reza. Dalam perbincangan via seluler, Reza menagih utang suaminya.

“Semula aku lagi teleponan sama si Reza, kemudian dia menagih utang suamiku sebesar Rp500 ribu. Lalu, aku bilang enggak punya uang. Lagi pula, yang berurusan suamiku,” terang Dina.

Da juga menjelaskan, bahwa suaminya berutang karena merusak lingkar (velg) sepeda motor Reza. Ketika itu, suaminya meminjam sepeda motor kepada Reza untuk pergi ke Berastagi.

“Sebenarnya masalah itu sudah lama, sebulan yang lalu kalau enggak salah malam Minggu. Suamiku pinjam sepeda motor si Reza untuk ke Berastagi. Rupanya, suamiku pergi ke sana bersama perempuan lain tanpa sepengetahuanku. Sepulangnya dari sana, ternyata sepeda motor si Reza rusak, bannya ‘baling’ dan lingkarnya banyaknya yang patah,” jelas Dina sembari meneteskan air mata.

Mendengar cerita dari Reza, lanjut Dina, dia menanyakan kepada suaminya. Akan tetapi, bukan mendapat penjelasan ia malah ditampar suaminya hingga bibir atasnya berdarah.

“Pas aku tanyakan itu, suamiku marah-marah. Dia langsung menamparku bibirku dan pergi keluar rumah,” tutur Dina dengan berurai air mata.

Aksi kekerasan Jery ini sebenarnya bukan sekali ini saja. Tetapi telah berulang kali. Bahkan, sewaktu umur pernikahannya baru berjalan sebulan Jery sudah ringan tangan.

“Enggak tahu lagi aku harus bilang apa, dia memang kasar semenjak pakai sabu-sabu. Memang sih sewaktu pacaran dia sudah pakai, tapi sempat aku nasihati tapi enggak mempan juga. Masalah ini sudah aku ceritakan sama orangtuanya tapi mereka enggak respon,” beber ibu satu anak yang menikah Januari 2014 lalu itu.

Selama menikah, katanya, suaminya jarang menafkahinya karena tak memiliki pekerjaan tetap. Begitu juga untuk membeli susu anaknya yang masih bayi. (ris/azw)

MENANGIS: Dina (23) menggendong anaknya saat mengadu ke Polsekta Medan Sunggal, Selasa (6/10).
MENANGIS: Dina (23) menggendong anaknya saat mengadu ke Polsekta Medan Sunggal, Selasa (6/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pengaruh narkoba benar-benar membawa dampak buruk. Bagaimana tidak, gara-gara narkoba masa depan terancam suram. Bahkan, kehidupan keluarga atau anak istri yang ditanggungnya telantar. Pemakai narkoba lebih cenderung memilih barang haram ketimbang memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisah ini dialami dari istri pecandu narkoba, Dina (23), penduduk Jalan Pelita 5 Kelurahan Durian, Medan Timur. Karena tak tahan dan kerap dianiaya, Dina memberanikan diri mendatangi kantor Polsek Medan Sunggal, Selasa (6/10) siang. Sembari menggendong anak laki-lakinya yang masih berusia tiga bulan, ibu muda ini melaporkan suaminya, Jery (21).

Dina pun menceritakan kekejaman suaminya yang sering ‘ringan tangan’. “Sakit kali rasanya bang, enggak tahan lagi. Aku sering dipukulinya dan terakhir kali ini aku sudah enggak sanggup. Bibirku dipukulnya sampai berdarah hanya gara-gara teleponan sama laki-laki. Padahal, laki-laki itu kawannya (Reza, Red) sendiri tapi dia tetap enggak percaya dan sudah aku jelaskan juga begitu,” ungkap Dina yang menahan tangis.

Diutarakannya, sebelum dianiaya suaminya, ia dihubungi oleh Reza. Dalam perbincangan via seluler, Reza menagih utang suaminya.

“Semula aku lagi teleponan sama si Reza, kemudian dia menagih utang suamiku sebesar Rp500 ribu. Lalu, aku bilang enggak punya uang. Lagi pula, yang berurusan suamiku,” terang Dina.

Da juga menjelaskan, bahwa suaminya berutang karena merusak lingkar (velg) sepeda motor Reza. Ketika itu, suaminya meminjam sepeda motor kepada Reza untuk pergi ke Berastagi.

“Sebenarnya masalah itu sudah lama, sebulan yang lalu kalau enggak salah malam Minggu. Suamiku pinjam sepeda motor si Reza untuk ke Berastagi. Rupanya, suamiku pergi ke sana bersama perempuan lain tanpa sepengetahuanku. Sepulangnya dari sana, ternyata sepeda motor si Reza rusak, bannya ‘baling’ dan lingkarnya banyaknya yang patah,” jelas Dina sembari meneteskan air mata.

Mendengar cerita dari Reza, lanjut Dina, dia menanyakan kepada suaminya. Akan tetapi, bukan mendapat penjelasan ia malah ditampar suaminya hingga bibir atasnya berdarah.

“Pas aku tanyakan itu, suamiku marah-marah. Dia langsung menamparku bibirku dan pergi keluar rumah,” tutur Dina dengan berurai air mata.

Aksi kekerasan Jery ini sebenarnya bukan sekali ini saja. Tetapi telah berulang kali. Bahkan, sewaktu umur pernikahannya baru berjalan sebulan Jery sudah ringan tangan.

“Enggak tahu lagi aku harus bilang apa, dia memang kasar semenjak pakai sabu-sabu. Memang sih sewaktu pacaran dia sudah pakai, tapi sempat aku nasihati tapi enggak mempan juga. Masalah ini sudah aku ceritakan sama orangtuanya tapi mereka enggak respon,” beber ibu satu anak yang menikah Januari 2014 lalu itu.

Selama menikah, katanya, suaminya jarang menafkahinya karena tak memiliki pekerjaan tetap. Begitu juga untuk membeli susu anaknya yang masih bayi. (ris/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/