26.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Ibunda Anto: Kalau Dendam dengan Anakku, Jangan Bunuh Anaknya…

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Marni (jllbab bunga-bunga), ibunda Riyanto alias Anto, menangisi pembunuhan putra dan cucunya, di lokasi kejadian di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan Riyanto alias Anto (40), beserta Istrinya Sri Ariyani (40), anaknya yakni Naya (13) dan  Gilang (8), serta mertuanya Imar (60), membuat ibu kandung Riyanto syok. Usai melihat cucunya yang selamat dari pembunuhan, Marni kembali mendatangi rumah duka yang hanya berjarak 300 meter dari kediamannya.

Tetesan airnya matanya tak henti-hentinya begitu sampai di rumah berpagar hitam itu. “Anak aku baik, kenapalah dibunuh. Kalau dendam dengan anak aku, jangan bunuh anaknya,” ujarnya seraya bersandar di bahu temannya.

Tak lupa, wanita berumur 60 tahun ini terus menyebut-nyebut nama Allah. Selang beberapa menit saat dihampiri, Marni bercerita kalau sepengetahuannya anak keduanya itu tidak memiliki musuh. “Baik dia anaknya, musuhnya pun ngak ada,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Menurutnya, sebelum ditemukan tewas Anto mempunyai keinginan mau membawa keluarganya jalan-jalan. “Ada kemarin dia bilang sama saya, tanggal merah nanti mau bawa keluarganya main-main,” sambungnya.

Ibu beranak tiga ini mengakui kalau anaknya bekerja di salah satu gudang yang berada di Jalan Metal. “Dia kerja pagi, pulang sore. Istrinya pun di rumah aja, buat lumpia. Orang ini jarang keluar rumah,” jelasnya.

Dan Marni terakhir ketemu dengan anak keduanya itu pada saat berangkat kerja. “Kemarin pas mau berangkat kerja ketemunya, itulah yang terakhir kali. Dan nggak ada tanda-tanda gitu, biasa aja,” sebut wanita yang memiliki tahu lalat di keningnya ini.

Menurutnya, yang tidak bisa dilupakan dari Anto yakni perhatiannya kepada kedua orangtuanya. “Perhatiannya itu, apalagi tau kalau bapaknya sakit. Terus dikusuk-kusukinya. Nasihatinya bapaknya jangan kerja lagi,” ujarnya.

Dan yang paling disesalkan Marni saat cucunya sembuh dari yang dideritanya. “Yang saya sangsikan, begitu cucu saya sembuh, ditanyanya ‘Mana bapak sama mamak aku’… trus apa yang aku jawab?” ucapnya seraya meneteskan air mata.

Selang beberapa menit, Wagiman suami Marni didatangi petugas kepolisian. Kemudian Wagiman dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangannya. “Tega kalilah yang bunuh anak aku ini, apalah salahnya sampai anaknya pun ikut dibunuh,” celoteh Marni sambil memejamkan kedua matanya. (eza/cr-2/rbb)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Marni (jllbab bunga-bunga), ibunda Riyanto alias Anto, menangisi pembunuhan putra dan cucunya, di lokasi kejadian di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan Riyanto alias Anto (40), beserta Istrinya Sri Ariyani (40), anaknya yakni Naya (13) dan  Gilang (8), serta mertuanya Imar (60), membuat ibu kandung Riyanto syok. Usai melihat cucunya yang selamat dari pembunuhan, Marni kembali mendatangi rumah duka yang hanya berjarak 300 meter dari kediamannya.

Tetesan airnya matanya tak henti-hentinya begitu sampai di rumah berpagar hitam itu. “Anak aku baik, kenapalah dibunuh. Kalau dendam dengan anak aku, jangan bunuh anaknya,” ujarnya seraya bersandar di bahu temannya.

Tak lupa, wanita berumur 60 tahun ini terus menyebut-nyebut nama Allah. Selang beberapa menit saat dihampiri, Marni bercerita kalau sepengetahuannya anak keduanya itu tidak memiliki musuh. “Baik dia anaknya, musuhnya pun ngak ada,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Menurutnya, sebelum ditemukan tewas Anto mempunyai keinginan mau membawa keluarganya jalan-jalan. “Ada kemarin dia bilang sama saya, tanggal merah nanti mau bawa keluarganya main-main,” sambungnya.

Ibu beranak tiga ini mengakui kalau anaknya bekerja di salah satu gudang yang berada di Jalan Metal. “Dia kerja pagi, pulang sore. Istrinya pun di rumah aja, buat lumpia. Orang ini jarang keluar rumah,” jelasnya.

Dan Marni terakhir ketemu dengan anak keduanya itu pada saat berangkat kerja. “Kemarin pas mau berangkat kerja ketemunya, itulah yang terakhir kali. Dan nggak ada tanda-tanda gitu, biasa aja,” sebut wanita yang memiliki tahu lalat di keningnya ini.

Menurutnya, yang tidak bisa dilupakan dari Anto yakni perhatiannya kepada kedua orangtuanya. “Perhatiannya itu, apalagi tau kalau bapaknya sakit. Terus dikusuk-kusukinya. Nasihatinya bapaknya jangan kerja lagi,” ujarnya.

Dan yang paling disesalkan Marni saat cucunya sembuh dari yang dideritanya. “Yang saya sangsikan, begitu cucu saya sembuh, ditanyanya ‘Mana bapak sama mamak aku’… trus apa yang aku jawab?” ucapnya seraya meneteskan air mata.

Selang beberapa menit, Wagiman suami Marni didatangi petugas kepolisian. Kemudian Wagiman dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangannya. “Tega kalilah yang bunuh anak aku ini, apalah salahnya sampai anaknya pun ikut dibunuh,” celoteh Marni sambil memejamkan kedua matanya. (eza/cr-2/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/