MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngakunya menembak paha, tapi peluru justru bersarang di ulu hati Riduan Surbakti (42). Drama penangkapan dan penembakan yang menewaskan ayah dua anak ini terjadi di Jl. Sedap Malam III, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang, Selasa (9/9) malam lalu. Polisi berdalih terpaksa menembak korban yang dilapor kasus pengrusakan itu berusaha kabur saat akan ditangkap.
Info dihimpun dari lokasi kejadian, kasus ‘tembak mati’ warga Jl. Parang Satu, Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor itu bermula saat petugas Unit Reskrim Polsek Delitua menerima laporan dari perwakilan Yayasan Surya Kebenaran International (YSKI). Riduan diadukan telah merusak dua gubuk dan membakar sepeda motor Yamaha Vega R milik mereka.
Peristiwa itu disebut terjadi di areal Gereja Bethel Indonesia Sumatera Resort, Jl. Jamin Ginting KM 11,5, Medan Selayang pada Sabtu 12 Juli 2014 lalu.
Berbekal laporan itu, petugas langsung melakukan pengejaran. Setelah melakukan penyelidikan, Selasa (9/9) sekira pukul 23.00 WIB lalu, polisi akhirnya mengetahui keberadaan Riduan.
Tak mau buruannya kabur, petugas Polsek Delitua itu pun langsung bergerak cepat dengan mendatangi lokasi. Di sana, Riduan berhasil dibekuk tanpa perlawanan. Bahkan saat ditangkap, Riduan sempat menanyakan salahnya pada petugas. Kala itu polisi mengatakan bahwa dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengrusakan gubuk dan pembakaran sepeda motor.
Merasa tidak bersalah, Riduan disebut berusaha melarikan diri. Saat itulah ia ditembak Namun naas personel Polsek Delitua itu langsung menembak paha kanan Riduan. Tak ayal, seketika itu juga Riduan tersungkur dengan posisi telungkup di lokasi. Saat dibangunkan, ternyata Riduan sudah tak benyawa lagi. Alhasil, petugas pun memboyong jenazahnya ke RS Brimobdasu Medan.
“Pas ditembak itu, kami melihat dia sudah tidak benyawa lagi. Dibantu warga kami bawa yang bersangkutan ke rumah sakit,” ujar salah seorang personel Polsek Delitua pada yang ikut dalam penangkapan itu. Masih kata petugas yang enggan namanya dikorankan itu, pihaknya menembak Riduan setelah 3 kali meletuskan tembakan peringatan.
“Dari pada kabur ya ditembak sajalah bang. Dari pada kami dianggap tidak kerja,” jelas polisi itu.
“Rupanya tewas dia. Nyesal juga kami. Tapi mau bagaimana lagi, ya udahlah,” akunya enteng.
Sementara itu, menurut warga sekitar, Riduan ditembak dari jarak dekat. “Ia bang maunya diusut itu bang. Jadi biar jelas. Ditembak dari jarak dekat (tembak tempel-red) dia itu,” ungkap warga Jl. Sedap Malam III itu. (bar/deo)