28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Polisi Todong & Hajar Pembantu Pakai Pistol

Kekerasan-Ilustrasi1

SUMUTPOS.CO – Berdalih tak tahan diperlakukan bak binatang, Darsono (40) yang habis kesabaran akhirnya mengamuk dan nekat mengejar dan mengancam ibu dan istri majikannya dengan parang. Tapi naas, aksi nekat warga Tanjung Morawa ini malah berujung petaka. Pasalnya Senin (11/11) sore, pasca mengetahui kejadian ini, sang majikan yang tercatat sebagai anggota Intel Polresta Medan bernama Brigadir REK itu, langsung naik darah. Alhasil, saat itu juga Brigadir REK mencari keberadaan pria yang sudah setahun bekerja di rumahnya itu.

Tak lama mengintai, Brigadir REK berhasil menemukan Darsono di salah satu warnet Jl. Kebun Kopi, Gang Sapta Mariendal I, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang, sekitar 200 meter dari rumahnya. Seketika itu juga, disaksikan kalayak ramai, pelaku menghajar Darsono dan mengeluarkan senjata api jenis revolver miliknya. Tak puas sampai disitu saja, Brigadir REK juga berkali-kali menghantam kepala Darsono dengan gagang senjatanya hingga mendapat 12 jahitan. Meski korban sudah berdarah-darah, tapi pelaku yang kalap tetap tak puas.

Ia kembali menodong dan menusuk-nusukan ‘moncong’ pistolnya ke mata dan pipi sebelah kiri Darsono, sampai membiru. Tak itu saja, akibat tusukan pistol itu, telinga sebelah kiri Darsono juga koyak. Puas menganiaya korban, pelaku pun pergi begitu saja. Tak terima dipukuli, Darsono berniat melapor ke Propam Poldasu. Tapi sebelum pergi, ia menyempatkan diri curhat pada kru koran ini di Polsek Patumbak. Korban mengaku sudah setahun tinggal di rumah polisi itu. Selama bekerja di sana, Darsono mengaku selalu diperlakukan tak manusiawi.

“Selama ini aku mereka perlakukan seperti binatang. Setiap hari aku dimaki-maki sama Novi, istri Brigadir REK. Tak Cuma itu, ibunya bernama Kharani juga sering menjengkaliku. Mereka juga ngasih makan aku seperti binatang,” kesal Darsono. Hal itu pula yang membuatnya kesal dan emosi, hingga ia nekat mengejar istri dan anak majikannya dengan parang. “Kalau istrinya suka maki-maki saya, kalau ibunya beri makan saya seperti ngasih makan binatang. Saya tegur, mereka malah marah-marah. Disitulah kukejar mereka pakai parang. Makanya aku dicari sama Brigadir REK,” kenang Darsono.

“Awalnya aku tanya kepada ibu itu, kenapa harus sembunyi-sembunyi memberi makan sama aku. Tapi cucunya itu malah marah. Ya aku emosi. Aku marahi dia dan aku ancam pakai klewang. Aku dengan mereka memang ada hubungan saudara, aku numpang dan jadi pembantu di rumah mereka,” sambungnya.  Meski sudah babak belur, tapi Darsono mengaku masih beruntung karena masih ada warga yang berniat baik menolong dan membawanya ke Klinik Nur Asina, Jl. Kebon Kopi, Mariendal I.

“Untung aku dibantu warga situ bang, aku dibawa ke klinik. Disitulah aku diobati, kepalaku dapat 12 jahitan,” tandasnya seraya pergi untuk membuat pengaduan ke Propam Poldasu. Warga sekitar, A. Tampubolon yang ditemui di lokasi mengaku melihat langsung Brigadir REK menghajar dan menodong korban dengan senjata api. “Memang ada bang, tapi saat korban dipukuli, kita tidak bisa berbuat banyak. Kami hanya bisa menyuruh korban buat laporan ke Propam Poldasu,” ujarnya. (cr1/deo)

Kekerasan-Ilustrasi1

SUMUTPOS.CO – Berdalih tak tahan diperlakukan bak binatang, Darsono (40) yang habis kesabaran akhirnya mengamuk dan nekat mengejar dan mengancam ibu dan istri majikannya dengan parang. Tapi naas, aksi nekat warga Tanjung Morawa ini malah berujung petaka. Pasalnya Senin (11/11) sore, pasca mengetahui kejadian ini, sang majikan yang tercatat sebagai anggota Intel Polresta Medan bernama Brigadir REK itu, langsung naik darah. Alhasil, saat itu juga Brigadir REK mencari keberadaan pria yang sudah setahun bekerja di rumahnya itu.

Tak lama mengintai, Brigadir REK berhasil menemukan Darsono di salah satu warnet Jl. Kebun Kopi, Gang Sapta Mariendal I, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang, sekitar 200 meter dari rumahnya. Seketika itu juga, disaksikan kalayak ramai, pelaku menghajar Darsono dan mengeluarkan senjata api jenis revolver miliknya. Tak puas sampai disitu saja, Brigadir REK juga berkali-kali menghantam kepala Darsono dengan gagang senjatanya hingga mendapat 12 jahitan. Meski korban sudah berdarah-darah, tapi pelaku yang kalap tetap tak puas.

Ia kembali menodong dan menusuk-nusukan ‘moncong’ pistolnya ke mata dan pipi sebelah kiri Darsono, sampai membiru. Tak itu saja, akibat tusukan pistol itu, telinga sebelah kiri Darsono juga koyak. Puas menganiaya korban, pelaku pun pergi begitu saja. Tak terima dipukuli, Darsono berniat melapor ke Propam Poldasu. Tapi sebelum pergi, ia menyempatkan diri curhat pada kru koran ini di Polsek Patumbak. Korban mengaku sudah setahun tinggal di rumah polisi itu. Selama bekerja di sana, Darsono mengaku selalu diperlakukan tak manusiawi.

“Selama ini aku mereka perlakukan seperti binatang. Setiap hari aku dimaki-maki sama Novi, istri Brigadir REK. Tak Cuma itu, ibunya bernama Kharani juga sering menjengkaliku. Mereka juga ngasih makan aku seperti binatang,” kesal Darsono. Hal itu pula yang membuatnya kesal dan emosi, hingga ia nekat mengejar istri dan anak majikannya dengan parang. “Kalau istrinya suka maki-maki saya, kalau ibunya beri makan saya seperti ngasih makan binatang. Saya tegur, mereka malah marah-marah. Disitulah kukejar mereka pakai parang. Makanya aku dicari sama Brigadir REK,” kenang Darsono.

“Awalnya aku tanya kepada ibu itu, kenapa harus sembunyi-sembunyi memberi makan sama aku. Tapi cucunya itu malah marah. Ya aku emosi. Aku marahi dia dan aku ancam pakai klewang. Aku dengan mereka memang ada hubungan saudara, aku numpang dan jadi pembantu di rumah mereka,” sambungnya.  Meski sudah babak belur, tapi Darsono mengaku masih beruntung karena masih ada warga yang berniat baik menolong dan membawanya ke Klinik Nur Asina, Jl. Kebon Kopi, Mariendal I.

“Untung aku dibantu warga situ bang, aku dibawa ke klinik. Disitulah aku diobati, kepalaku dapat 12 jahitan,” tandasnya seraya pergi untuk membuat pengaduan ke Propam Poldasu. Warga sekitar, A. Tampubolon yang ditemui di lokasi mengaku melihat langsung Brigadir REK menghajar dan menodong korban dengan senjata api. “Memang ada bang, tapi saat korban dipukuli, kita tidak bisa berbuat banyak. Kami hanya bisa menyuruh korban buat laporan ke Propam Poldasu,” ujarnya. (cr1/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/