26 C
Medan
Thursday, October 10, 2024
spot_img

Siswi SMA Lahirkan Anak Plus Cucu sang Ayah

Pemerkosa anak kandung, Sikap Pandiangan.
Pemerkosa anak kandung, Sikap Pandiangan.

SUMUTPOS.CO – Orangtua seharusnya jadi pelindung bagi anaknya, terutama ayah. Tapi belakangan ini justru makin banyak saja perilaku beberapa ayah di luar nalar yang waras. Bagaimana tidak, seorang ayah justru tega mencabuli putri kandungnya sendiri hingga anak sekaligus cucunya lahir.

Kasus terbaru dialami IN (17), siswi kelas dua SMA asal Desa Kuta Meriah, Kec. Kerajaan, Pakpak Bharat. Ia berkali-kali diperkosa ayah kandungnya, SP (37) hingga hamil. Ironisnya, hubungan sedarah ini baru terungkap setelah IN melahirkan bayi laki-laki pada Sabtu (9/11) siang.

Penderitaan IN seolah tak ada habisnya. Sejak menginjak usia 2 tahun, remaja pendiam itu sudah tak lagi dapat kasih sayang dari ibu kandungnya yang meninggal. Alhasil, ia dan adik laki-lakinya hanya dirawat sang ayah. Tapi hal ini tak berlangsung lama, soalnya sekitar 2 tahun menduda, SP akhirnya memilih kawin lagi. Sejak itulah, pola pengasuhan IN berada di bawah kendali ibu tiri yang bersikap tak peduli.

Meski kadang diperlakukan tak adil, tapi IN tetap bertekat melanjutkan pendidikannya sampai ke tingkat SMA. Tapi menjelang dewasa, petaka lebih dahsyat malah menerjang kehidupan IN. Ya, saat duduk di bangku kelas 2 SMA itulah, IN jadi korban hawa nafsu sang ayah.

Di bawah ancaman bunuh, IN diperkosa. Bahkan aksi serupa terjadi sebanyak empat kali. Akibat perbuatan itu, akhirnya benih pun tumbuh di rahim IN. Semula IN berniat berontak dan buka mulut. Tapi mengingat ancaman sang ayah, dan belum kuat menanggung malu, IN pun mengurungkan niatnya. Alhasil, hari, minggu dan bulan berlalu, IN terus berusaha menutup-nutupi kehamilannya. Bahkan sehari jelang melahirkan, IN tetap masuk sekolah.

Untuk mengelabuhi warga dan teman sekolahnya, IN selalu menjawab bukan jabang bayi yang ada di rahimnya, melainkan tumor. “Tidak pernah terlihat tanda-tanda kehamilannya. Selama ini, IN tetap masuk sekolah. Anaknya memang pendiam kali. Tapi pada temannya, ia pernah cerita kalau dia ada gejala tumor di perutnya. Tumor itu juga yang disebutnya menyebabkan perutnya buncit. Karena tiap hari dia berpakaian rapi dan selalu pakai kerudung ke sekolah. Jadi teman dan para guru percaya saja. Saya saja baru tau kasus ini setelah IN melahirkan,” beber E. Tambunan, kepala sekolah tempat IN menuntut ilmu.

Aib ini sendiri baru terungkap pasca IN melahirkan di rumahnya. Curiga dengan kelahiran bayi tanpa ayah itu, Aqirun Sitakar langsung menginterogasi IN. Tapi saat itu, IN sempat berbohong kalau ayah jabang bayinya itu adalah seorang pria tak dikenal yang memerkosanya saat pulang sekolah. Tapi Aqirun tak percaya begitu saja, hingga ia terus merayu IN untuk mengatakan yang sebenarnya.

Ternyata upaya Aqirun membuahkan hasil. Setelah dibujuk berkali-kali, akhirnya IN buka mulut juga. Ia mengakui kalau ayah dari bayi mungilnya itu adalah ayah kandungnya sendiri. Tak terima dengan perbuatan tersebut,  hari itu juga Aqirun puluhan warga sekitar langsung mengamankan dan menyerahkan SP ke kantor polisi. Setelah itu, SP membuat lapora ke Polsek Kerajaan dengan bukti LP/27/XI/2013/SU/Resort Pakpak Bharat/Sek. Kerajaan.

Penyidik Polsek Kerajaan, Aiptu R Siahaan yang memeriksa kasus ini mengatakan,   perbuatan tak terpuji itu dilakukan SP sejak awal Februari lalu. “Korban juga sempat tak mau memberi keterangan mungkin. Mungkin karena malu dan takut, tapi akhirnya korban juga mengakui bahwa bapak kandungnya sendiri yang menodainya. Pelaku juga telah mengakui perbuatannya. SP mengaku sudah 4 kali memerkosa darah dagingnya itu,” papar Siahaan pada kru koran ini, Senin (11/11). Bukan itu saja, polisi juga sempat kaget, karena sebelumnya korban mengaku telah diperkosa pria bertopeng. “Kami sempat kaget karena korban sempat ngaku telah diperkosa pria bertopeng yang tak ia kenal waktu pulang sekolah. Tersangka sendiri akan dijerat melanggar Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Pasal 80 ayat 1 dan 2 tentang perlindungan anak,dengan ancaman 15 tahun penjara,” pungkas Siahaan.

“Saya melakukannya empat kali, kadang di rumah saat istri tak ada dan kadang di ladang ketika kami sedang berduaan,” kata pelaku. Ditanya alasan pelaku tega meyetubuhi putri kandung sendiri, SP berkilah pernah bermimpi akan mendapatkan keris dan kekayaan dengan syarat harus melakukan hubungan badan dengan anak kandungnya. “Saya pernah mimpi akan diberikan keris dan kekayaan, dengan syarat saya harus menyetubuhi anak saya itu,” kilahnya.

Hingga kemarin, pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu telah dijebloskan ke penjara. Sedang IN, belum diketahui keberadaanya karena diduga disembunyikan keluarganya. Di lain sisi, E. Tambunan selaku kepala sekolah tempat IN belajar mengaku terkejut dengan kejadian itu. Karena selama ini, pihak sekolah sering menggelar berbagai kegiatan untuk menghindari pergaulan bebas. “Sosialisai tentang mendidik anak kala itu juga dihadiri ayah korban,” kesalnya.

 

KEMUNGKINAN ANAK TAK NORMAL

Menurut dr Christoffel L Tobing SPOG (K), anak bila lahir kemungkinan akan menderita kelainan bawaan.

“Kalau ada anak hasil dari pernikahan sedarah ataupun incest. Kemungkinan sang anak akan menderita kelainan bawaan. Mengapa demikian, karena bibitnya sama dan cromosomnya beda. Yang pasti banyak penyakit,” ujarnya, saat dihubungi POSMETRO MEDAN, Senin (11/11) malam. (tun/pmg/deo)

Pemerkosa anak kandung, Sikap Pandiangan.
Pemerkosa anak kandung, Sikap Pandiangan.

SUMUTPOS.CO – Orangtua seharusnya jadi pelindung bagi anaknya, terutama ayah. Tapi belakangan ini justru makin banyak saja perilaku beberapa ayah di luar nalar yang waras. Bagaimana tidak, seorang ayah justru tega mencabuli putri kandungnya sendiri hingga anak sekaligus cucunya lahir.

Kasus terbaru dialami IN (17), siswi kelas dua SMA asal Desa Kuta Meriah, Kec. Kerajaan, Pakpak Bharat. Ia berkali-kali diperkosa ayah kandungnya, SP (37) hingga hamil. Ironisnya, hubungan sedarah ini baru terungkap setelah IN melahirkan bayi laki-laki pada Sabtu (9/11) siang.

Penderitaan IN seolah tak ada habisnya. Sejak menginjak usia 2 tahun, remaja pendiam itu sudah tak lagi dapat kasih sayang dari ibu kandungnya yang meninggal. Alhasil, ia dan adik laki-lakinya hanya dirawat sang ayah. Tapi hal ini tak berlangsung lama, soalnya sekitar 2 tahun menduda, SP akhirnya memilih kawin lagi. Sejak itulah, pola pengasuhan IN berada di bawah kendali ibu tiri yang bersikap tak peduli.

Meski kadang diperlakukan tak adil, tapi IN tetap bertekat melanjutkan pendidikannya sampai ke tingkat SMA. Tapi menjelang dewasa, petaka lebih dahsyat malah menerjang kehidupan IN. Ya, saat duduk di bangku kelas 2 SMA itulah, IN jadi korban hawa nafsu sang ayah.

Di bawah ancaman bunuh, IN diperkosa. Bahkan aksi serupa terjadi sebanyak empat kali. Akibat perbuatan itu, akhirnya benih pun tumbuh di rahim IN. Semula IN berniat berontak dan buka mulut. Tapi mengingat ancaman sang ayah, dan belum kuat menanggung malu, IN pun mengurungkan niatnya. Alhasil, hari, minggu dan bulan berlalu, IN terus berusaha menutup-nutupi kehamilannya. Bahkan sehari jelang melahirkan, IN tetap masuk sekolah.

Untuk mengelabuhi warga dan teman sekolahnya, IN selalu menjawab bukan jabang bayi yang ada di rahimnya, melainkan tumor. “Tidak pernah terlihat tanda-tanda kehamilannya. Selama ini, IN tetap masuk sekolah. Anaknya memang pendiam kali. Tapi pada temannya, ia pernah cerita kalau dia ada gejala tumor di perutnya. Tumor itu juga yang disebutnya menyebabkan perutnya buncit. Karena tiap hari dia berpakaian rapi dan selalu pakai kerudung ke sekolah. Jadi teman dan para guru percaya saja. Saya saja baru tau kasus ini setelah IN melahirkan,” beber E. Tambunan, kepala sekolah tempat IN menuntut ilmu.

Aib ini sendiri baru terungkap pasca IN melahirkan di rumahnya. Curiga dengan kelahiran bayi tanpa ayah itu, Aqirun Sitakar langsung menginterogasi IN. Tapi saat itu, IN sempat berbohong kalau ayah jabang bayinya itu adalah seorang pria tak dikenal yang memerkosanya saat pulang sekolah. Tapi Aqirun tak percaya begitu saja, hingga ia terus merayu IN untuk mengatakan yang sebenarnya.

Ternyata upaya Aqirun membuahkan hasil. Setelah dibujuk berkali-kali, akhirnya IN buka mulut juga. Ia mengakui kalau ayah dari bayi mungilnya itu adalah ayah kandungnya sendiri. Tak terima dengan perbuatan tersebut,  hari itu juga Aqirun puluhan warga sekitar langsung mengamankan dan menyerahkan SP ke kantor polisi. Setelah itu, SP membuat lapora ke Polsek Kerajaan dengan bukti LP/27/XI/2013/SU/Resort Pakpak Bharat/Sek. Kerajaan.

Penyidik Polsek Kerajaan, Aiptu R Siahaan yang memeriksa kasus ini mengatakan,   perbuatan tak terpuji itu dilakukan SP sejak awal Februari lalu. “Korban juga sempat tak mau memberi keterangan mungkin. Mungkin karena malu dan takut, tapi akhirnya korban juga mengakui bahwa bapak kandungnya sendiri yang menodainya. Pelaku juga telah mengakui perbuatannya. SP mengaku sudah 4 kali memerkosa darah dagingnya itu,” papar Siahaan pada kru koran ini, Senin (11/11). Bukan itu saja, polisi juga sempat kaget, karena sebelumnya korban mengaku telah diperkosa pria bertopeng. “Kami sempat kaget karena korban sempat ngaku telah diperkosa pria bertopeng yang tak ia kenal waktu pulang sekolah. Tersangka sendiri akan dijerat melanggar Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Pasal 80 ayat 1 dan 2 tentang perlindungan anak,dengan ancaman 15 tahun penjara,” pungkas Siahaan.

“Saya melakukannya empat kali, kadang di rumah saat istri tak ada dan kadang di ladang ketika kami sedang berduaan,” kata pelaku. Ditanya alasan pelaku tega meyetubuhi putri kandung sendiri, SP berkilah pernah bermimpi akan mendapatkan keris dan kekayaan dengan syarat harus melakukan hubungan badan dengan anak kandungnya. “Saya pernah mimpi akan diberikan keris dan kekayaan, dengan syarat saya harus menyetubuhi anak saya itu,” kilahnya.

Hingga kemarin, pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu telah dijebloskan ke penjara. Sedang IN, belum diketahui keberadaanya karena diduga disembunyikan keluarganya. Di lain sisi, E. Tambunan selaku kepala sekolah tempat IN belajar mengaku terkejut dengan kejadian itu. Karena selama ini, pihak sekolah sering menggelar berbagai kegiatan untuk menghindari pergaulan bebas. “Sosialisai tentang mendidik anak kala itu juga dihadiri ayah korban,” kesalnya.

 

KEMUNGKINAN ANAK TAK NORMAL

Menurut dr Christoffel L Tobing SPOG (K), anak bila lahir kemungkinan akan menderita kelainan bawaan.

“Kalau ada anak hasil dari pernikahan sedarah ataupun incest. Kemungkinan sang anak akan menderita kelainan bawaan. Mengapa demikian, karena bibitnya sama dan cromosomnya beda. Yang pasti banyak penyakit,” ujarnya, saat dihubungi POSMETRO MEDAN, Senin (11/11) malam. (tun/pmg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/