32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Lidah Dipotong Diduga Karena Cinta Segitiga

Foto: Bambang/PM Foto Dicky semasa hidup. Siswa SMK di Binjai ini tewas digorok, diduga karena cinta segitiga.
Foto: Bambang/PM
Foto Dicky semasa hidup. Siswa SMK di Binjai ini tewas digorok, diduga karena cinta segitiga.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kematian sadis Dicky Safriandi (16) dengan leher digorok dan lidah dipotong, masih misterius. Motif perampokan termentahkan, menguak pula motif cinta segitiga. Della Aprilia (16), cewek yang jadi saksi kunci pembantaian Dicky, juga seakan menyembunyikan sesuatu.

Seperti dipaparkan Kapolsek Binjai Utara, Kompol Nodi Torong, Minggu (12/4) siang. “Saat ini, kasusnya masih dalam penyelidikan polisi. Dugaan sementara adalah unsur dendam diantara korban dan pelaku,” ujarnya, mengaku motif perampokan termentahkan. Sebab, dompet korban serta kereta dan hp tidak hilang.

“Sampai saat ini, kami masih mencari kunci kereta korban, yang dduga dibuang oleh korban, karena takut menjadi korban perampokan,” katanya. “Saksi (Della) tidak mengenali pelaku, tapi dia memberitahukan ciri-ciri pelaku,” sebut Nodi lagi.

Disinggung bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan oleh pelaku, Nodi membantahnya. “Itu bukan pembunuhan, saat ini kami menilai ini adalah penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain,” kilah Nodi.

Kronologis pembunuhan Dicky berdasarkan keterangan Della, sambung Nodi, pelaku yang menggunakan kereta jenis Honda Scoopy berboncengan 3. “Saat korban dan saksi sedang duduk di atas pipa gas milik Pertamina, 3 pelaku langsung berhenti di depan mereka. Disitu, 2 pelaku turun dan langsung menarik Dicky ke badan jalan dan menikami Dicky,” sebut Nodi.

Tapi, keterangan Della seperti disampaikan AKP Nodi Torong, berbeda dengan yang diterima Indra (39), sepupu Dicky. Malam kejadian, dia dan sejumlah temannya sedang berada di kolam pancing. Mendadak, Suheri, seorang agen kambing di kawasan itu, mendatangi mereka dan mengabarkan ada pembunuhan di Pantai Obor.

“Pada saat itu, kami ramai di kolam pancing sedang main catur, Suheri datang sama kami dan menyebutkan ada pembunuhan. Kami langsung pergi ke lokasi,” sebut Indra.

Tiba di sana, awalnya Indra tidak mengenali korban, karena seluruh tubuh dan wajah korban dipenuhi darah. “Saya tanda dari keretanya, disitulah saya mengenali Dicky yang dibunuh,” sebut Indra menambahkan, bahwa dia bersama warga lainnya langsung mengejar pelaku yang melarikan diri ke arah Pusara, Pasar 6 Binjai.

Kata Indra lagi, saat masih tergeletak di lokasi, dia melihat bahwa Dicky masih bernafas, kemudian warga langsung membawa Dicky ke klinik Sumatera. “Tapi, di dalam perjalanan, korban sudah meninggal,” kata Indra. Setelah mengetahui kasus pembunuhan itu, warga langsung membawa Della ke rumah Pak Acai.

Di sana, Della ditanyai oleh warga yang sudah heboh akan kasus tersebut. “Kepada warga situ, Della menceritakan, awalnya 2 pelaku pembunuh Dicky itu menyerang Della, kemudian Dicky melerai dan menanyakan apa persoalan. Disitulah 2 pelaku tadi langsung menarik baju Dicky dan menikami Dicky,” sebut Indra meniru ucapan Della saat itu.

Masih Indra, salah satu anak Pak Acai juga cerita padanya. Saat anak Pak Acai mengantarkan Della ke rumahnya di Kwala Madu, Della sempat meminta agar tidak memberitahukan kepada siapa pun letak rumah Della. “Tadi saya ketemu dengan anak Pak Acai. Kepada anak pak Acai itu, Della meminta supaya rumahnya tidak diberitahukan kepada siapa pun di Kwala Madu,” ujar Indra.

Foto: Bambang/PM Della, cewek Dicky, saat dimintai keterangan di kantor polisi. Ia terkesan menyembunyikan sesuatu tentang pembunuhan kekasihnya.
Foto: Bambang/PM
Della, cewek Dicky, saat dimintai keterangan di kantor polisi. Ia terkesan menyembunyikan sesuatu tentang pembunuhan kekasihnya.

Della sendiri saat diwawancarai, mengaku tak mengenali pembunuh Dicky. Kepada wartawan Della mengaku tidak jelas melihat wajah pelaku. Karena pada saat kejadian, obor (api pipa gas pertamina) yang biasanya nyala, pada saat itu sedang redup. “Aku tidak kenal, aku tidak jelas melihat wajahnya, karena obor saat itu mati. Maka, suasana pembunuhan Dicky pun gelap,” kata siswi kelas 3 SMP Abdi Karya itu di Mapolsek Binjai Utara, kemarin.

Saat disinggung lebih jauh, apakah ada laki-laki yang dekat dengan Della dan merasa kalah saing dengan Dicky untuk meluluhkan hatinya, Della mengaku tidak ada. “Nggak ada pak,” ujarnya dengan polosnya, menyangkal ada cinta segitiga dan jadi pemicu Dicky dibantai.

Namun Ryan, juga abang sepupu Dicky, mengaku korban pernah berantam dengan seorang laki-laki bernama Robby warga Kuala Madu, yang merupakan cowok Della. Hanya saja, itu terjadi saat Dicky masih kelas 2 SMP. “Dulu pernah Dicky berkelahi dengan Robby, cowok si Della. Karena Della dan Dicky juga 1 SMP di Abdi Negara,” terangnya.

Dugaan pembunuhan pemuda asal Jalan KL. Yos Sudarso, Lingkungan 2, Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu karena motif cinta segitiga, juga diyakini Eko, teman Dicky. Sebab, Dicky sudah mengumumkan kedekatannya dengan Della, siswi kelas 3 SMP Abdi Karya.

Dicky juga cerita pada teman sekelasnya, Della memiliki banyak cowok. Hal tersebut diketahui Dicky setelah melihat nomor kontak di hp Della. Kebanyakan nama laki-laki. “Dicky bilang sama ku, dia dekat dengan Della, walau Dicky sudah punya cewek. Dicky juga bilang, kalau Della sepertinya punya banyak cowok yang dilihat Dicky dari kontak HP Della. Kalau sudah jadi pacarku, kuhapus nanti semua nomor HP itu,” ujar Eko, mengenang ucapan Dicky padanya beberapa waktu lalu.

Keterangan Della yang berubah-ubah, juga diakui Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hennry Tambunan. “Dia ini saksi kunci. Tapi, masih berubah-ubah keterangannya. Memang, sekira 10 menit korban dan saksi tiba di TKP, ketiga pria yang naik Scoopy itu datang. Kalau keterlibatan saksi, itu masih perlu didalami,” ujarnya, Sabtu (11/4) malam.

Teknisi MotoGP

Semasa hidup, Dicky memang ramah dan mudah bergaul. Tak hanya pada teman sekelas. Kata Eko, Dicky sangat disegani para anak laki-laki di sekolah. Bukan karena jago berkelahi, tapi karena merupakan orang yang paling baik di sekolah.

Bahkan, kata Eko Dicky juga berteman kepada anak SMP dan SMK Abdi Negara. “Mulai dari anak kelas 1 sampai kelas 3, Dicky punya teman. Itulah hebatnya si Dicky ini, ramah betul orangnya,” ujar Eko lagi diamini rekan Dicky lainnya.

“Dia bercita-cita ingin menjadi mekanik terkenal, kalau bisa menjadi mekanik MotoGP,” kata Eko lagi. Hobby Dicky dan kekuatannya untuk menjadi mekanik handal, ujar Eko memang terlihat. Dimana, Dicky juga sering bergabung dengan anak-anak penghobi balapan. “Saya sering dengar Dicky suka nongkrong dengan anak-anak balap,” tambah Eko lagi.

Sementara, Cipto Muninggar (47), ayah Dicky, saat ditemui di rumahnya terlihat begitu sedih. Dia sangat mengharapkan kepolisian dapat mengungkap dan menangkap pembunuh anaknya. “Saya terkejut setelah menerima telepon dari Binjai, bahwa Dicky dibunuh. Sebulan saya di Banda Aceh, dan baru 1 minggu ini saya di Sigli,” kata buruh bangunan itu.

Diberitakan sebelumnya, berduaan di tempat gelap, Dicky tewas digorok dan lidahnya dipotong hingga nyaris putus, Jumat (10/4) malam. Awalnya, siswa kelas 1 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif (TMO) yang tinggal di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan 2 Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu, nongkrong bersama teman wanitanya, Della Apriliana (16) di Pantai Obor.

Tempat yang berada di Jalan Pertamina, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara, merupakan tempat gelap ‘teromantis’ para ABG bersama sang kekasih. Pemuda yang akrab disapa Cemang itu, duduk di areal perkebunan jagung bersama Della. Saat sedang asyik bercanda dan saling tertawa, tiba-tiba ada 3 orang mengendarai Scoopy mendekati keduanya. Dan akhirnya Dicky dibantai dan Della jadi saksi kunci.(bam/trg)

Foto: Bambang/PM Foto Dicky semasa hidup. Siswa SMK di Binjai ini tewas digorok, diduga karena cinta segitiga.
Foto: Bambang/PM
Foto Dicky semasa hidup. Siswa SMK di Binjai ini tewas digorok, diduga karena cinta segitiga.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kematian sadis Dicky Safriandi (16) dengan leher digorok dan lidah dipotong, masih misterius. Motif perampokan termentahkan, menguak pula motif cinta segitiga. Della Aprilia (16), cewek yang jadi saksi kunci pembantaian Dicky, juga seakan menyembunyikan sesuatu.

Seperti dipaparkan Kapolsek Binjai Utara, Kompol Nodi Torong, Minggu (12/4) siang. “Saat ini, kasusnya masih dalam penyelidikan polisi. Dugaan sementara adalah unsur dendam diantara korban dan pelaku,” ujarnya, mengaku motif perampokan termentahkan. Sebab, dompet korban serta kereta dan hp tidak hilang.

“Sampai saat ini, kami masih mencari kunci kereta korban, yang dduga dibuang oleh korban, karena takut menjadi korban perampokan,” katanya. “Saksi (Della) tidak mengenali pelaku, tapi dia memberitahukan ciri-ciri pelaku,” sebut Nodi lagi.

Disinggung bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan oleh pelaku, Nodi membantahnya. “Itu bukan pembunuhan, saat ini kami menilai ini adalah penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain,” kilah Nodi.

Kronologis pembunuhan Dicky berdasarkan keterangan Della, sambung Nodi, pelaku yang menggunakan kereta jenis Honda Scoopy berboncengan 3. “Saat korban dan saksi sedang duduk di atas pipa gas milik Pertamina, 3 pelaku langsung berhenti di depan mereka. Disitu, 2 pelaku turun dan langsung menarik Dicky ke badan jalan dan menikami Dicky,” sebut Nodi.

Tapi, keterangan Della seperti disampaikan AKP Nodi Torong, berbeda dengan yang diterima Indra (39), sepupu Dicky. Malam kejadian, dia dan sejumlah temannya sedang berada di kolam pancing. Mendadak, Suheri, seorang agen kambing di kawasan itu, mendatangi mereka dan mengabarkan ada pembunuhan di Pantai Obor.

“Pada saat itu, kami ramai di kolam pancing sedang main catur, Suheri datang sama kami dan menyebutkan ada pembunuhan. Kami langsung pergi ke lokasi,” sebut Indra.

Tiba di sana, awalnya Indra tidak mengenali korban, karena seluruh tubuh dan wajah korban dipenuhi darah. “Saya tanda dari keretanya, disitulah saya mengenali Dicky yang dibunuh,” sebut Indra menambahkan, bahwa dia bersama warga lainnya langsung mengejar pelaku yang melarikan diri ke arah Pusara, Pasar 6 Binjai.

Kata Indra lagi, saat masih tergeletak di lokasi, dia melihat bahwa Dicky masih bernafas, kemudian warga langsung membawa Dicky ke klinik Sumatera. “Tapi, di dalam perjalanan, korban sudah meninggal,” kata Indra. Setelah mengetahui kasus pembunuhan itu, warga langsung membawa Della ke rumah Pak Acai.

Di sana, Della ditanyai oleh warga yang sudah heboh akan kasus tersebut. “Kepada warga situ, Della menceritakan, awalnya 2 pelaku pembunuh Dicky itu menyerang Della, kemudian Dicky melerai dan menanyakan apa persoalan. Disitulah 2 pelaku tadi langsung menarik baju Dicky dan menikami Dicky,” sebut Indra meniru ucapan Della saat itu.

Masih Indra, salah satu anak Pak Acai juga cerita padanya. Saat anak Pak Acai mengantarkan Della ke rumahnya di Kwala Madu, Della sempat meminta agar tidak memberitahukan kepada siapa pun letak rumah Della. “Tadi saya ketemu dengan anak Pak Acai. Kepada anak pak Acai itu, Della meminta supaya rumahnya tidak diberitahukan kepada siapa pun di Kwala Madu,” ujar Indra.

Foto: Bambang/PM Della, cewek Dicky, saat dimintai keterangan di kantor polisi. Ia terkesan menyembunyikan sesuatu tentang pembunuhan kekasihnya.
Foto: Bambang/PM
Della, cewek Dicky, saat dimintai keterangan di kantor polisi. Ia terkesan menyembunyikan sesuatu tentang pembunuhan kekasihnya.

Della sendiri saat diwawancarai, mengaku tak mengenali pembunuh Dicky. Kepada wartawan Della mengaku tidak jelas melihat wajah pelaku. Karena pada saat kejadian, obor (api pipa gas pertamina) yang biasanya nyala, pada saat itu sedang redup. “Aku tidak kenal, aku tidak jelas melihat wajahnya, karena obor saat itu mati. Maka, suasana pembunuhan Dicky pun gelap,” kata siswi kelas 3 SMP Abdi Karya itu di Mapolsek Binjai Utara, kemarin.

Saat disinggung lebih jauh, apakah ada laki-laki yang dekat dengan Della dan merasa kalah saing dengan Dicky untuk meluluhkan hatinya, Della mengaku tidak ada. “Nggak ada pak,” ujarnya dengan polosnya, menyangkal ada cinta segitiga dan jadi pemicu Dicky dibantai.

Namun Ryan, juga abang sepupu Dicky, mengaku korban pernah berantam dengan seorang laki-laki bernama Robby warga Kuala Madu, yang merupakan cowok Della. Hanya saja, itu terjadi saat Dicky masih kelas 2 SMP. “Dulu pernah Dicky berkelahi dengan Robby, cowok si Della. Karena Della dan Dicky juga 1 SMP di Abdi Negara,” terangnya.

Dugaan pembunuhan pemuda asal Jalan KL. Yos Sudarso, Lingkungan 2, Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu karena motif cinta segitiga, juga diyakini Eko, teman Dicky. Sebab, Dicky sudah mengumumkan kedekatannya dengan Della, siswi kelas 3 SMP Abdi Karya.

Dicky juga cerita pada teman sekelasnya, Della memiliki banyak cowok. Hal tersebut diketahui Dicky setelah melihat nomor kontak di hp Della. Kebanyakan nama laki-laki. “Dicky bilang sama ku, dia dekat dengan Della, walau Dicky sudah punya cewek. Dicky juga bilang, kalau Della sepertinya punya banyak cowok yang dilihat Dicky dari kontak HP Della. Kalau sudah jadi pacarku, kuhapus nanti semua nomor HP itu,” ujar Eko, mengenang ucapan Dicky padanya beberapa waktu lalu.

Keterangan Della yang berubah-ubah, juga diakui Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Hennry Tambunan. “Dia ini saksi kunci. Tapi, masih berubah-ubah keterangannya. Memang, sekira 10 menit korban dan saksi tiba di TKP, ketiga pria yang naik Scoopy itu datang. Kalau keterlibatan saksi, itu masih perlu didalami,” ujarnya, Sabtu (11/4) malam.

Teknisi MotoGP

Semasa hidup, Dicky memang ramah dan mudah bergaul. Tak hanya pada teman sekelas. Kata Eko, Dicky sangat disegani para anak laki-laki di sekolah. Bukan karena jago berkelahi, tapi karena merupakan orang yang paling baik di sekolah.

Bahkan, kata Eko Dicky juga berteman kepada anak SMP dan SMK Abdi Negara. “Mulai dari anak kelas 1 sampai kelas 3, Dicky punya teman. Itulah hebatnya si Dicky ini, ramah betul orangnya,” ujar Eko lagi diamini rekan Dicky lainnya.

“Dia bercita-cita ingin menjadi mekanik terkenal, kalau bisa menjadi mekanik MotoGP,” kata Eko lagi. Hobby Dicky dan kekuatannya untuk menjadi mekanik handal, ujar Eko memang terlihat. Dimana, Dicky juga sering bergabung dengan anak-anak penghobi balapan. “Saya sering dengar Dicky suka nongkrong dengan anak-anak balap,” tambah Eko lagi.

Sementara, Cipto Muninggar (47), ayah Dicky, saat ditemui di rumahnya terlihat begitu sedih. Dia sangat mengharapkan kepolisian dapat mengungkap dan menangkap pembunuh anaknya. “Saya terkejut setelah menerima telepon dari Binjai, bahwa Dicky dibunuh. Sebulan saya di Banda Aceh, dan baru 1 minggu ini saya di Sigli,” kata buruh bangunan itu.

Diberitakan sebelumnya, berduaan di tempat gelap, Dicky tewas digorok dan lidahnya dipotong hingga nyaris putus, Jumat (10/4) malam. Awalnya, siswa kelas 1 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif (TMO) yang tinggal di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan 2 Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara itu, nongkrong bersama teman wanitanya, Della Apriliana (16) di Pantai Obor.

Tempat yang berada di Jalan Pertamina, Kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara, merupakan tempat gelap ‘teromantis’ para ABG bersama sang kekasih. Pemuda yang akrab disapa Cemang itu, duduk di areal perkebunan jagung bersama Della. Saat sedang asyik bercanda dan saling tertawa, tiba-tiba ada 3 orang mengendarai Scoopy mendekati keduanya. Dan akhirnya Dicky dibantai dan Della jadi saksi kunci.(bam/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/