Risih dengan apa yang dilakukan Budiadi, anak sulung dari 3 bersaudara inipun berontak.
“Aku bilanglah apa ini maksudnya. Dia malah mengancam kalau saya nggak
mau, dia akan teriak maling. Karena aku benar, langsung aku pukul wajahnya sekali. Lalu, aku tendang lagi dia. Terus aku banguni temanku (Sandi-red) biar bantuin,”beber Ardian.
Saat itu, Ardian dan Sandi pun mengeroyok Budiadi. “Kutimpa dia, terus kucekik sambil ku pukulkan wajahnya pakai tangan kananku,” kata Ardian lagi.
“Aku dibanguninya, ku tanya kenapa kau pukul dia (Budiadi). Katanya aku mau disodomi Budiadi, makanya aku ikut bantuin mukul. Terus aku pukuli perutnya berkali-kali,” sambung Sandi menimpali.
Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini mengatakan, cukup mengenal Budiadi sehingga mau mengajak Ardian hingga mau diizinkan tidur di kos Budiadi, apalagi hendak dicarikan pekerjaan. “Dia janji mau kasih pekerjaan. Karena aku tahu dia homo, aku takut sendirian. Makanya aku ajak si Ardian, karena mau cari kerjaan juga,” kata Sandi.
Ditambahkan Sandi, sosok Budiadi dikenalnya karena sering bertemu di kafe yang ada di Pasar XI. “Kami sering jumpa. Di sana aku lihat dia mesra kali sama laki-laki,” ungkap Sandi.
Meski demikian, lanjut Sandi, Budiadi tak pernah berbuat aneh-aneh dengannya.
“Sumpah pak, aku nggak pernah disodominya. Aku baru kenal sama dia. Kalau tak percaya, silahkan periksa dubur aku,” katanya menyakinkan.
Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan AKP Luhut B Sihombing mengatakan, kedua pelaku akan dijerat pasal 338 KUHPidana, karena telah menghilangkan nyawa orang lain dengan ancaman 10 tahun penjara. (riz/han)