25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Warga Ragu Pelaku Sakit Jiwa

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Hingga kini pihak kepolisian Polsek Binjai Timur, belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan yang dilakukan Faisal (42) terhadap Supane (52), warga Jalan Ikan Arwana, Kel. Dataran Tinggi, Kec. Binjai Timur. Namun warga sekitar meragukan pelaku mengalami sakit jiwa dan menduga pembunuhan bermotifkan dendam.

Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus pembunuhan dengan menggunakan blender ini. Kesimpulan sementara, pelaku mengalami sakit jiwa.

“Sejauh ini masih itu kesimpulan kita. Pelaku memang gila dan surat merah dari rumah sakit jiwa sudah ada sama kita,” kata Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti melalui Aiptu Jupen Erwin, selaku humas melalui sambungan selularnya, Rabu (16/7) siang.

Disinggung apakah pihak kepolisian sudah memeriksa dan mendapatkan hasil pemeriksaan kejiwaan pelaku meski memiliki kartu merah (gila-red) seperti yang dijanjikan mereka. Diakuinya, kalau pihak kepolisian belum memeriksa kejiwaannya ke pihak dokter. “Belum kita lakukan pemeriksaan,” tutur dia.

“Kita juga tengah menunggu pihak keluarga untuk datang ke polsek. Kemungkinan dalam waktu dekat ini, menimbang kalau keluarga masih dilanda duka yang mendalam,” timpal dia.

Selama ini, korban Supane, dikenal warga sekitar dan rekan-rekannya merupakan sosok yang ramah dan taat beribadah. Selain memiliki seorang istri bernama Nija boru Rambe, yang disebut-sebut sebagai PNS dan 2 orang anak. Sehari-hari korban bekerja menarik angkot jurusan Binjai-Medan, setelah pensiun sebagai Anak Buah Kapal.

“Dia kerap mangkal bersama kami sebagai sopir angkot. Makanya sikit banyaknya kami tahu tentang dia,” sebut Robert dan beberapa rekan sesama sopir tempat dia mangkal di depan markas Brimob.

Sedikit banyaknya, papar mereka, korban kerap cerita tentang keluarga. Dimana, istrinya sering diberikan uang hasil dari kerjanya. Namun sang istri, tidak mau menerima uang itu dan menjadikan bumerang sendiri dalam keluarga.

Bahkan, kalau istrinya tidak senang jika Supane, menarik angkot. “Itu cerita dia semasa hidup. Gara-gara itu juga mereka kerap berkelahi mulut meski tidak berkepanjangan dan menjadikan perang besar,” jelas pria bertubuh kurus ini.

Nah, dengan munculnya permasalahan ini mereka menduga, cekcok yang terjadi diduga sempat didengar oleh pelaku yang tinggal serumah dengan korban. Sehingga, tidak menutup kemungkinan kalau pelaku menaruh dendam sendiri pada korban. Mengingat, pelaku merupakan adik kandung istri korban.

“Inikan bisa-bisa saja terjadi. Jadi diminta pihak kepolisian harus lebih jeli lagi melakukan penyidikan. Jangan sampai berkutat disitu saja mengenai gila pelaku bisa dikesampingkan dulu. Kalau memang gila, tolong kirim ke rumah sakit jiwa agar tidak menimbulkan korban jiwa berikutnya,” pinta rekan-rekan korban.

Permintaan dan dugaan ini juga sempat terucap dari mulut beberapa tetangga korban. Bahkan warga sempat meragukan kondisi kejiwaan pelaku apakah benar gila atau pura-pura.

“Kalau kita lihat, dia bisa nya beli sayur dan mengambil makanan. Mungkin juga dia dendam dengan korban yang kerap mengantarnya ke rumah sakit untuk berobat,” terang tetangga yang berjualan kedai di kediaman korban.

Keganjalan sendiri juga sempat terjadi, karena sehabis menghabisi nyawa korban. Pelaku sempat mengganti baju dan melarikan diri yang diduga guna mengaburkan kejadian sesaat sebelum diamankan.

“Kalau orang tidak waras mana mungkin dia kabur. Mungkin gilanya stres aja kali ya. Jadi tolong kalau bisa diamankan saja, dan kalau pun gila bawa ke rumah sakit jiwa. Jangan sampai kami ini jadi korban berikutnya,” pinta warga ketakutan. (bam/mar/bd)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Hingga kini pihak kepolisian Polsek Binjai Timur, belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan yang dilakukan Faisal (42) terhadap Supane (52), warga Jalan Ikan Arwana, Kel. Dataran Tinggi, Kec. Binjai Timur. Namun warga sekitar meragukan pelaku mengalami sakit jiwa dan menduga pembunuhan bermotifkan dendam.

Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus pembunuhan dengan menggunakan blender ini. Kesimpulan sementara, pelaku mengalami sakit jiwa.

“Sejauh ini masih itu kesimpulan kita. Pelaku memang gila dan surat merah dari rumah sakit jiwa sudah ada sama kita,” kata Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti melalui Aiptu Jupen Erwin, selaku humas melalui sambungan selularnya, Rabu (16/7) siang.

Disinggung apakah pihak kepolisian sudah memeriksa dan mendapatkan hasil pemeriksaan kejiwaan pelaku meski memiliki kartu merah (gila-red) seperti yang dijanjikan mereka. Diakuinya, kalau pihak kepolisian belum memeriksa kejiwaannya ke pihak dokter. “Belum kita lakukan pemeriksaan,” tutur dia.

“Kita juga tengah menunggu pihak keluarga untuk datang ke polsek. Kemungkinan dalam waktu dekat ini, menimbang kalau keluarga masih dilanda duka yang mendalam,” timpal dia.

Selama ini, korban Supane, dikenal warga sekitar dan rekan-rekannya merupakan sosok yang ramah dan taat beribadah. Selain memiliki seorang istri bernama Nija boru Rambe, yang disebut-sebut sebagai PNS dan 2 orang anak. Sehari-hari korban bekerja menarik angkot jurusan Binjai-Medan, setelah pensiun sebagai Anak Buah Kapal.

“Dia kerap mangkal bersama kami sebagai sopir angkot. Makanya sikit banyaknya kami tahu tentang dia,” sebut Robert dan beberapa rekan sesama sopir tempat dia mangkal di depan markas Brimob.

Sedikit banyaknya, papar mereka, korban kerap cerita tentang keluarga. Dimana, istrinya sering diberikan uang hasil dari kerjanya. Namun sang istri, tidak mau menerima uang itu dan menjadikan bumerang sendiri dalam keluarga.

Bahkan, kalau istrinya tidak senang jika Supane, menarik angkot. “Itu cerita dia semasa hidup. Gara-gara itu juga mereka kerap berkelahi mulut meski tidak berkepanjangan dan menjadikan perang besar,” jelas pria bertubuh kurus ini.

Nah, dengan munculnya permasalahan ini mereka menduga, cekcok yang terjadi diduga sempat didengar oleh pelaku yang tinggal serumah dengan korban. Sehingga, tidak menutup kemungkinan kalau pelaku menaruh dendam sendiri pada korban. Mengingat, pelaku merupakan adik kandung istri korban.

“Inikan bisa-bisa saja terjadi. Jadi diminta pihak kepolisian harus lebih jeli lagi melakukan penyidikan. Jangan sampai berkutat disitu saja mengenai gila pelaku bisa dikesampingkan dulu. Kalau memang gila, tolong kirim ke rumah sakit jiwa agar tidak menimbulkan korban jiwa berikutnya,” pinta rekan-rekan korban.

Permintaan dan dugaan ini juga sempat terucap dari mulut beberapa tetangga korban. Bahkan warga sempat meragukan kondisi kejiwaan pelaku apakah benar gila atau pura-pura.

“Kalau kita lihat, dia bisa nya beli sayur dan mengambil makanan. Mungkin juga dia dendam dengan korban yang kerap mengantarnya ke rumah sakit untuk berobat,” terang tetangga yang berjualan kedai di kediaman korban.

Keganjalan sendiri juga sempat terjadi, karena sehabis menghabisi nyawa korban. Pelaku sempat mengganti baju dan melarikan diri yang diduga guna mengaburkan kejadian sesaat sebelum diamankan.

“Kalau orang tidak waras mana mungkin dia kabur. Mungkin gilanya stres aja kali ya. Jadi tolong kalau bisa diamankan saja, dan kalau pun gila bawa ke rumah sakit jiwa. Jangan sampai kami ini jadi korban berikutnya,” pinta warga ketakutan. (bam/mar/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/