25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Perampok di Rumah Dosen IAIN Masih Berkeliaran

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kasus perampokan rumah dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara (Sumut), Rusdi Ananda (43) hingga kini belum juga terungkap. Tim penyidik Unit Reskrim Polsek Medan Timur mengaku kesulitan mengungkap siapa pelaku perampokan tersebut.

Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini melalui Kanit Reskrimnya AKP Syaifurrahman yang dikonfirmasi Sumut Pos mengaku pihaknya belum mendeteksi siapa pelaku perampokan tersebut. Syaifurrahman menyatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahap pemeriksaan tukang bangunan.

“Sejauh ini baru delapan tukang bangunan, istri korban (Tien Rosida), sepupu korban dan dua tetangga,” kata Syaifurrahman kemarin.

Mengenai seorang pria berinisial M yang menelepon istri korban, Syaifurrahman mengaku belum juga terlacak keberadaannya.

“Pelakunya diduga ada 3, salah satunya berinisial M. Si M ini adalah warga Pasar V Tembung. beberapa hari yang lalu kita datangi, tetapi ternyata dia sudah kabur. Sebelum kejadian ada di rumah tetapi setelah kejadian tidak ada lagi,” sebut mantan Kanit Reskrim Polsek Medan Helvetia ini.

Disinggung mengenai kesulitan mengungkap kasus ini, Syaifurrahman mengakuinya. “Kita sudah koordinasi dengan Satuan Reskrim Polresta Medan dan mereka yang mengejar pelakunya. Kita mengalami kesulitan karena keterangan saksi hanya melihat secara kasat mata atau sepintas saja. Saksi tersebut tidak mengingat betul ciri-ciri fisik pelaku,” ujarnya.

Selain itu, lanjut perwira satu melati emas ini, pihaknya juga tidak memiliki peralatan infromasi teknolgi yang canggih. Karena itu, pihak berkoordinasi dengan Polresta Medan. “Tetapi, meski demikian kita tetap mengejar para pelakunya,” tukas Syaifurrahman.

Sementara itu, Ketua Umum Pusat Study Hukum Pembaharuan dan Peradilan (PUSHPA) Sumut, Muslim Muis mengatakan, apabila kasus ini tidak terungkap, hal ini jelas membuktikan lemahnya kinerja intelijen kepolisian.

“Kasus ini, termasuk kasus besar. Kalau ini tidak terungkap, ini merupakan PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan pihak kepolisian,” ujarnya ketika dihubungi wartawan.

Muslim menyebutkan, tindakan perampokan ini merupakan pelanggaran pidana yang cukup berat. “Apabila ini terus dibiarkan, masyarakat tentu akan merasa was-was. Jangan-jangan, nanti malah kita yang menjadi korban berikutnya. Sebab, sampai sekarang pelakunya belum tertangkap dan masih berkeliaran,” ujarnya.

Ia mengatakan, semestinya polisi bergerak cepat mengungkap siapa pelakunya. “Jangan biarkan kasus ini berlarut-larut. Teroris saja bisa ditangkap, masa pelaku perampokan tidak bisa diungkap,” ketusnya.(mag-8/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Kasus perampokan rumah dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara (Sumut), Rusdi Ananda (43) hingga kini belum juga terungkap. Tim penyidik Unit Reskrim Polsek Medan Timur mengaku kesulitan mengungkap siapa pelaku perampokan tersebut.

Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini melalui Kanit Reskrimnya AKP Syaifurrahman yang dikonfirmasi Sumut Pos mengaku pihaknya belum mendeteksi siapa pelaku perampokan tersebut. Syaifurrahman menyatakan, saat ini pihaknya masih dalam tahap pemeriksaan tukang bangunan.

“Sejauh ini baru delapan tukang bangunan, istri korban (Tien Rosida), sepupu korban dan dua tetangga,” kata Syaifurrahman kemarin.

Mengenai seorang pria berinisial M yang menelepon istri korban, Syaifurrahman mengaku belum juga terlacak keberadaannya.

“Pelakunya diduga ada 3, salah satunya berinisial M. Si M ini adalah warga Pasar V Tembung. beberapa hari yang lalu kita datangi, tetapi ternyata dia sudah kabur. Sebelum kejadian ada di rumah tetapi setelah kejadian tidak ada lagi,” sebut mantan Kanit Reskrim Polsek Medan Helvetia ini.

Disinggung mengenai kesulitan mengungkap kasus ini, Syaifurrahman mengakuinya. “Kita sudah koordinasi dengan Satuan Reskrim Polresta Medan dan mereka yang mengejar pelakunya. Kita mengalami kesulitan karena keterangan saksi hanya melihat secara kasat mata atau sepintas saja. Saksi tersebut tidak mengingat betul ciri-ciri fisik pelaku,” ujarnya.

Selain itu, lanjut perwira satu melati emas ini, pihaknya juga tidak memiliki peralatan infromasi teknolgi yang canggih. Karena itu, pihak berkoordinasi dengan Polresta Medan. “Tetapi, meski demikian kita tetap mengejar para pelakunya,” tukas Syaifurrahman.

Sementara itu, Ketua Umum Pusat Study Hukum Pembaharuan dan Peradilan (PUSHPA) Sumut, Muslim Muis mengatakan, apabila kasus ini tidak terungkap, hal ini jelas membuktikan lemahnya kinerja intelijen kepolisian.

“Kasus ini, termasuk kasus besar. Kalau ini tidak terungkap, ini merupakan PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan pihak kepolisian,” ujarnya ketika dihubungi wartawan.

Muslim menyebutkan, tindakan perampokan ini merupakan pelanggaran pidana yang cukup berat. “Apabila ini terus dibiarkan, masyarakat tentu akan merasa was-was. Jangan-jangan, nanti malah kita yang menjadi korban berikutnya. Sebab, sampai sekarang pelakunya belum tertangkap dan masih berkeliaran,” ujarnya.

Ia mengatakan, semestinya polisi bergerak cepat mengungkap siapa pelakunya. “Jangan biarkan kasus ini berlarut-larut. Teroris saja bisa ditangkap, masa pelaku perampokan tidak bisa diungkap,” ketusnya.(mag-8/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/