29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bolak-balik Gol, Pernah Masuk TV

Foto: Amri/PM Agus Manao terkapar di lokasi kejadian, usai diseret dengan sepeda motor sambil dilempari batu.
Foto: Amri/PM
Agus Manao terkapar di lokasi kejadian, usai diseret dengan sepeda motor sambil dilempari batu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kematian Agus Meliau Manao (36) mengagetkan Viktor Nehe (45) warga Diski, Dusun 16 Pasar 6 Sei Semayang, Sunggal. “Dia sempat tinggal di dekat rumahku, tapi sekarang gak lagi karena dia udah kembali ke Nias,” ungkapnya saat berada di Ruang Forensik RSUD Dr Pirngadi Medan.

“Sebelum pindah, aku kenal lama dengannya, dia orangnya pasaran, jadi

aku gak tau dimana dia tinggal sekarang,” jelasnya. Viktor mengaku, dapat info ada orang Nias tewas dibantai karena tepergok mau mencuri.

“Aku tadi dapat kabar kalau si Agus tewas dihajar massa. Terus kutelpon keluarganya yang di Nias, mereka gak tahu kalau Agus meninggal,

jadi aku disuruh mereka untuk mencari tahu,” jelasnya. “Udah kulihat tadi, memang benar itu dia, jadi langsung kutelepon keluarganya yang di Nias,” ujarnya.

“Keluarganya cuma menyuruhku untuk mengecek aja benar apa gak,” terangnya lagi.

Amatan di lokasi, sejumlah luka terlihat di jasad Agus. Ada luka robek di kening, telinga, dagu dan leher. Kepala belakang dan punggungnya juga terdapat luka bekaas seret.

Sementara, ketika menyambangi Jl. Sampe Cita Baru No. 12 A, Dusun XVI, Pasar 6, Desa Sei Semayang Kec. Sunggal, Deliserdang, Agus dikenal warga di sana dengan sebutan Ama Mentari. Ini diakui Ofazokhi Wa’u (45), tetangga Agus yang juga pamannya. Dibebernya, Agus bersama istri dan dua orang anaknya, sejak 2013 lalu sudah pindah rumah ke Nias, tepatnya di Bawomataluo, Telukdalam.

Makanya mereka kaget mendengar Agus tewas dibantai. “Apa? Bukannya dia di Nias sekeluarga? Udah dari tahun 2013 mereka di Nias dek. Ya Tuhan…! Kok bisa dia mati dek? Baru dengar kami informasi ini,” terang Riati Gulo.

Namun rekam jejak Agus sudah dikenal buruk. Sudah terbiasa dengan aktifitasnya sebagai pencuri sejak muda. Tak tanggung-tanggung, bahkan Agus dan komplotannya sempat keluar masuk penjara dalam kasus yang sama, tak hanya di Medan hingga keluar kota.

“Memang dia itu dek dari dulu seperti itu. Dari muda dulu pun seperti itu, keluar masuk penjara bahkan udah pernah masuk tivi,” terang bekas tetangganya, diamini Riati, tante Agus.

Foto: Amri/PM Agus Manao terkapar di lokasi kejadian, usai diseret dengan sepeda motor sambil dilempari batu.
Foto: Amri/PM
Agus Manao terkapar di lokasi kejadian, usai diseret dengan sepeda motor sambil dilempari batu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kematian Agus Meliau Manao (36) mengagetkan Viktor Nehe (45) warga Diski, Dusun 16 Pasar 6 Sei Semayang, Sunggal. “Dia sempat tinggal di dekat rumahku, tapi sekarang gak lagi karena dia udah kembali ke Nias,” ungkapnya saat berada di Ruang Forensik RSUD Dr Pirngadi Medan.

“Sebelum pindah, aku kenal lama dengannya, dia orangnya pasaran, jadi

aku gak tau dimana dia tinggal sekarang,” jelasnya. Viktor mengaku, dapat info ada orang Nias tewas dibantai karena tepergok mau mencuri.

“Aku tadi dapat kabar kalau si Agus tewas dihajar massa. Terus kutelpon keluarganya yang di Nias, mereka gak tahu kalau Agus meninggal,

jadi aku disuruh mereka untuk mencari tahu,” jelasnya. “Udah kulihat tadi, memang benar itu dia, jadi langsung kutelepon keluarganya yang di Nias,” ujarnya.

“Keluarganya cuma menyuruhku untuk mengecek aja benar apa gak,” terangnya lagi.

Amatan di lokasi, sejumlah luka terlihat di jasad Agus. Ada luka robek di kening, telinga, dagu dan leher. Kepala belakang dan punggungnya juga terdapat luka bekaas seret.

Sementara, ketika menyambangi Jl. Sampe Cita Baru No. 12 A, Dusun XVI, Pasar 6, Desa Sei Semayang Kec. Sunggal, Deliserdang, Agus dikenal warga di sana dengan sebutan Ama Mentari. Ini diakui Ofazokhi Wa’u (45), tetangga Agus yang juga pamannya. Dibebernya, Agus bersama istri dan dua orang anaknya, sejak 2013 lalu sudah pindah rumah ke Nias, tepatnya di Bawomataluo, Telukdalam.

Makanya mereka kaget mendengar Agus tewas dibantai. “Apa? Bukannya dia di Nias sekeluarga? Udah dari tahun 2013 mereka di Nias dek. Ya Tuhan…! Kok bisa dia mati dek? Baru dengar kami informasi ini,” terang Riati Gulo.

Namun rekam jejak Agus sudah dikenal buruk. Sudah terbiasa dengan aktifitasnya sebagai pencuri sejak muda. Tak tanggung-tanggung, bahkan Agus dan komplotannya sempat keluar masuk penjara dalam kasus yang sama, tak hanya di Medan hingga keluar kota.

“Memang dia itu dek dari dulu seperti itu. Dari muda dulu pun seperti itu, keluar masuk penjara bahkan udah pernah masuk tivi,” terang bekas tetangganya, diamini Riati, tante Agus.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/