Pelaku kemudian menuju rumah Desti. Di sana, dia sempat menganiaya Desti hingga mengalami sejumlah luka. ’’Jadi dia masuk itu sambil berteriak mau cari bencong (Azis). Kemudian menuju rumah Bu Desti dan terjadilah keributan hingga Bu Desti dipukuli,” terangnya.
Melihat kejadian itu, Andri berinisiatif melapor ke ketua RT setempat, Farison (45). Saat mereka kembali, ternyata Wawan sedang mengacak-acak warung pece lele dan nasi goreng.
’’Jadi dia mengobrak-abrik warung pecel lele dan nasi goreng yang berada di depan pos satpam. Di sana, pelaku juga menganiaya karyawan warung pecel lele, Imron Rosadi,” paparnya.
Selain dijambak, Imron juga ditarik sampai ke pos satpam. Di sana, sambil duduk di kursi bambu, Wawan menjepit kepala Imron dengan kakinya. Pelaku juga terus memukuli kepala korban.
Melihat itu, Farison meminta Andri membangunkan Kapolsekta Kedaton Kompol Bismark yang kebetulan juga tinggal di perumahan tersebut. Mendengar kejadian itu, Bismark langsung mendatangi TKP.
Bukannya takut, pelaku malah tambah beringas. Beberapa orang terkena pukulan dan tendangan. Kapolsek juga sempat terkena sikut di bagian leher kanan. Tidak itu saja, Bismark juga terkena gigitan di jempol kanan dan bagian ketiaknya.
Kompol Bismark membenarkan kejadian tersebut. ’’Saya sudah mengaku sebagai Kapolsek, namun pelaku malah menyerang. Saya dekati, mau saya pegang, eh leher kanan saya kena sikut. Kemudian jempol tangan kanan saya digigit. Mau saya dekap, gantian ketiak saya digigit. Sakit sekali,” tuturnya.
Akhirnya, pelaku berhasil diamankan dan langsung dibawa ke Mapolsek Kedaton. Dari penggeledahan di mobil Toyota Avanza BE 2772 NF milik pelaku, aparat mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya satu unit senpi V2, satu unit senpi rakitan jenis revolver, tiga unit magasin, dua amunisi revolver, dan satu paket sabu-sabu.