30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Lokasi Bentrok PP-IPK Mencekam

 

Foto: Bambang/PM Lokasi kejadian bentrok antarpemuda dijaga petugas dari Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur.
Foto: Bambang/PM
Lokasi kejadian bentrok antarpemuda dijaga petugas dari Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur.

MENCIRIM, SUMUTPOS.CO – Tiga anggota IPK yang terluka pasca bentrok dengan massa PP di Jl. Diponegoro, Kel. Mencirim, Kec. Binjai Timur, Sabtu (22/3) sore lalu, masih menjalani perawatan intensif di klinik tak jauh dari lokasi kejadian.

Ketiga korban adalah Arfan (35), mengalami luka bacok di bagian tangan, kaki dan mata sebelah kanan. Zainal Arifin, terkena bacok di bagian kepala, serta Mahadi (26) bercucuran darah akibat dipukul menggunakan cangkul.

Hingga Minggu (23/3) sore, lokasi kejadian masih mencekam. Puluhan polisi yang diturunkan masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi perang susulan. Saat dikonfirmasi kru koran ini, Kanit Jatanras Polres Binjai Iptu Rudi Lapian mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mengamankan tiga pemuda yang diduga melakukan penyerangan. “Sudah ada tiga orang kita amankan. Tapi nanti saja ya, karena ketiganya masih dalam pemeriksaan,” tandasnya.

Sementara itu, Iwan selaku ketua anak ranting PP Kel. Mencirim yang ditemui di Kel. Tanah Merah, Kec. Binjai Selatan, Minggu (23/3) siang mengakui, peristiwa itu dilatar belakangi pendirian plang IPK di persimpangan Jl. Diponegoro dan Djuanda, Kec. Binjai Timur.

“Memang mereka mendirikan plang di sana. Tapi bukan anggota IPK yang mendirikan secara langsung melainkan seorang tukang becak,” kata Iwan.  Karena disana merupakan basis PP. Warga pun melaporkan permasalahan itu pada Iwan. Mendengar itu, Iwan pun mencari tau siapa yang menyuruh plang itu didirikan di lokasi.

Foto: Bambang/PM Plang ranting khusus IPK yang dirobohkan.
Foto: Bambang/PM
Plang ranting khusus IPK yang dirobohkan.

“Aku cuma tanya, siapa yang menyuruh menegakkan plang dan sudah minta ijin sama siapa saja. Karena masyarakat sekitar sini juga memintaku untuk mempertanyakan itu,” jelas Iwan. Sayangnya, hal ini malah ditanggapi negatif dengan seolah melarang untuk mendirikan plang.

Tidak lama berselang, datanglah rombongan BT 9 salah satu pendiri (IPK-red) dan beberapa anggotanya berjumlah 8 sampai 9 orang. “Mereka datang bawa sajam ke rumahku. Bahkan anakku sempat ditangkap mereka. Untung ada ibu-ibu yang mengambil anakku,” jelasnya. Sehingga hal ini menimbulkan kericuhan dan memancing kemarahan warga sekitar. Karena sebelumnya, beberapa anggota BT, sempat menyabetkan kelewang ke arah salah satu warga.

“Jadi situasi ricuh saat itu. Kami warga sini berteriak minta tolong dan membuat puluhan warga keluaran rumah. Karena, salah satu anggota BT, mencoba menyabetkan kelewang ke arah warga,” tambah seorang pria yang namanya enggan disebutkan sembari mengakui kalau pria tersebut berinisial ML.

Kesal dengan ulah para pelaku, warga pun memberi perlawanan menggunakan bambu. “Jadi gak benar kalau katanya warga sini menggunakan kelewang. Memang aku akui, kalau aku tergabung di organisasi Pemuda Pancasila. Namun, kalau di masyarakat, saya merupakan masyarakat. Peristiwa itu juga terjadi karena masyarakat sudah mengamuk,” timpal Iwan.

Dapat perlawanan, anggota BT itu sontak lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Bahkan BT, sempat dipukuli warga menggunakan bambu. “Jadi, baik saya dan warga menggunakan bambu bukannya kelewang seperti apa yang dikatakan. Lagian, saat itu tidak benar kalau ada datang Amat Dongkang, seperti yang dikatakan para korban yang tengah dirawat,” jelasnya lagi.

Menyikapi permasalahan ini, J Payo Sitepu selaku Ketua MPC PP Kota Binjai, berharap kepada semua pihak jangan sampai terpancing emosi. Sehingga membuat situasi makin meruncing. Biarlah pihak kepolisian yang melakukan penyidikan dan penindakan serta penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Jika memang ada anggotanya yang melakukan kesalahan. Maka, dirinya sendiri yang akan menindaknya.

“Intinya, kita inginkan kota ini menjadi aman dan tentram. Biarlah pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Jangan sampai pihak-pihak yang terkait terpancing emosi dan merugikan kita sendiri nantinya akibat perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengaduh domba. Mari sama-sama kita jaga kondusifitas kota ini secara bersama,” tegas J Payo Sitepu.

Sejauh ini, meski situasi sudah aman. Namun, beberapa warga sekitar masih enggan keluar rumah di malam hari. Bahkan, Kel.  Mencirim yang biasanya ramai lalu lalang kendaraan bermotor sontak berubah sepi lengang.

Pasca kejadian tersebut, beberapa petugas Polres Binjai menggelar razia dan melakukan penyisiran. Mereka tengah memburu para pelaku pembacokan yang diduga terlibat. Bahkan, razia gabungan Polri dan TNI juga dilakukan di perbatasan Jl. Sukarno Hatta, Kel. Tanah Tinggi, Kec. Binjai Timur. Mereka memeriksa setiap kendaraan yang melintas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam razia yang dilakukan, 3 orang warga diamankan ke Polres Binjai. (smg/deo)

 

Foto: Bambang/PM Lokasi kejadian bentrok antarpemuda dijaga petugas dari Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur.
Foto: Bambang/PM
Lokasi kejadian bentrok antarpemuda dijaga petugas dari Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur.

MENCIRIM, SUMUTPOS.CO – Tiga anggota IPK yang terluka pasca bentrok dengan massa PP di Jl. Diponegoro, Kel. Mencirim, Kec. Binjai Timur, Sabtu (22/3) sore lalu, masih menjalani perawatan intensif di klinik tak jauh dari lokasi kejadian.

Ketiga korban adalah Arfan (35), mengalami luka bacok di bagian tangan, kaki dan mata sebelah kanan. Zainal Arifin, terkena bacok di bagian kepala, serta Mahadi (26) bercucuran darah akibat dipukul menggunakan cangkul.

Hingga Minggu (23/3) sore, lokasi kejadian masih mencekam. Puluhan polisi yang diturunkan masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi perang susulan. Saat dikonfirmasi kru koran ini, Kanit Jatanras Polres Binjai Iptu Rudi Lapian mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mengamankan tiga pemuda yang diduga melakukan penyerangan. “Sudah ada tiga orang kita amankan. Tapi nanti saja ya, karena ketiganya masih dalam pemeriksaan,” tandasnya.

Sementara itu, Iwan selaku ketua anak ranting PP Kel. Mencirim yang ditemui di Kel. Tanah Merah, Kec. Binjai Selatan, Minggu (23/3) siang mengakui, peristiwa itu dilatar belakangi pendirian plang IPK di persimpangan Jl. Diponegoro dan Djuanda, Kec. Binjai Timur.

“Memang mereka mendirikan plang di sana. Tapi bukan anggota IPK yang mendirikan secara langsung melainkan seorang tukang becak,” kata Iwan.  Karena disana merupakan basis PP. Warga pun melaporkan permasalahan itu pada Iwan. Mendengar itu, Iwan pun mencari tau siapa yang menyuruh plang itu didirikan di lokasi.

Foto: Bambang/PM Plang ranting khusus IPK yang dirobohkan.
Foto: Bambang/PM
Plang ranting khusus IPK yang dirobohkan.

“Aku cuma tanya, siapa yang menyuruh menegakkan plang dan sudah minta ijin sama siapa saja. Karena masyarakat sekitar sini juga memintaku untuk mempertanyakan itu,” jelas Iwan. Sayangnya, hal ini malah ditanggapi negatif dengan seolah melarang untuk mendirikan plang.

Tidak lama berselang, datanglah rombongan BT 9 salah satu pendiri (IPK-red) dan beberapa anggotanya berjumlah 8 sampai 9 orang. “Mereka datang bawa sajam ke rumahku. Bahkan anakku sempat ditangkap mereka. Untung ada ibu-ibu yang mengambil anakku,” jelasnya. Sehingga hal ini menimbulkan kericuhan dan memancing kemarahan warga sekitar. Karena sebelumnya, beberapa anggota BT, sempat menyabetkan kelewang ke arah salah satu warga.

“Jadi situasi ricuh saat itu. Kami warga sini berteriak minta tolong dan membuat puluhan warga keluaran rumah. Karena, salah satu anggota BT, mencoba menyabetkan kelewang ke arah warga,” tambah seorang pria yang namanya enggan disebutkan sembari mengakui kalau pria tersebut berinisial ML.

Kesal dengan ulah para pelaku, warga pun memberi perlawanan menggunakan bambu. “Jadi gak benar kalau katanya warga sini menggunakan kelewang. Memang aku akui, kalau aku tergabung di organisasi Pemuda Pancasila. Namun, kalau di masyarakat, saya merupakan masyarakat. Peristiwa itu juga terjadi karena masyarakat sudah mengamuk,” timpal Iwan.

Dapat perlawanan, anggota BT itu sontak lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Bahkan BT, sempat dipukuli warga menggunakan bambu. “Jadi, baik saya dan warga menggunakan bambu bukannya kelewang seperti apa yang dikatakan. Lagian, saat itu tidak benar kalau ada datang Amat Dongkang, seperti yang dikatakan para korban yang tengah dirawat,” jelasnya lagi.

Menyikapi permasalahan ini, J Payo Sitepu selaku Ketua MPC PP Kota Binjai, berharap kepada semua pihak jangan sampai terpancing emosi. Sehingga membuat situasi makin meruncing. Biarlah pihak kepolisian yang melakukan penyidikan dan penindakan serta penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Jika memang ada anggotanya yang melakukan kesalahan. Maka, dirinya sendiri yang akan menindaknya.

“Intinya, kita inginkan kota ini menjadi aman dan tentram. Biarlah pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Jangan sampai pihak-pihak yang terkait terpancing emosi dan merugikan kita sendiri nantinya akibat perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengaduh domba. Mari sama-sama kita jaga kondusifitas kota ini secara bersama,” tegas J Payo Sitepu.

Sejauh ini, meski situasi sudah aman. Namun, beberapa warga sekitar masih enggan keluar rumah di malam hari. Bahkan, Kel.  Mencirim yang biasanya ramai lalu lalang kendaraan bermotor sontak berubah sepi lengang.

Pasca kejadian tersebut, beberapa petugas Polres Binjai menggelar razia dan melakukan penyisiran. Mereka tengah memburu para pelaku pembacokan yang diduga terlibat. Bahkan, razia gabungan Polri dan TNI juga dilakukan di perbatasan Jl. Sukarno Hatta, Kel. Tanah Tinggi, Kec. Binjai Timur. Mereka memeriksa setiap kendaraan yang melintas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam razia yang dilakukan, 3 orang warga diamankan ke Polres Binjai. (smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/